Berita

Foto/Net

Bisnis

Badan Internasional Energi Soroti Subsidi BBM

SELASA, 17 JULI 2018 | 08:11 WIB | HARIAN RAKYAT MERDEKA

Direktur Eksekutif Inter­national Energy Agency (IEA) Fatih Birol meminta pemerintah lebih cermat dalam mem­berikan subsidi Bahan Bakar Minyak (BBM). "Di tengah harga minyak yang terus me­nanjak, diperlukan kehati-hatian di dalam memberikan subsidi. Karena masalah itu bisa mem­beratkan keuangan negara," ungkap Fatih usai melakukan pertemuan bilateral dengan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan di Jakarta, kemarin.

Fatih mengakui, masyarakat masih perlu diberikan subsidi. Karena jika tidak diberikan subsidi, masyarakat akan terbe­bani. Menurut Fatih, pemerintah Indonesia perlu mendesain ske­ma pemberian subsidi. Subsidi harus disalurkan tepat sasaran untuk rakyat miskin.

"Itu perlu didesain case by case. Harus sesuai target meng­ingat harga minyak dunia masih volatile," ujarnya.


Fatih mengungkapkan, sub­sidi BBM di beberapa negara di Asia Tenggara cenderung lebih tinggi daripada Eropa. Pada tahun lalu, subsidi energi di ASEAN mencapai 200 miliar dolar AS. Angka tersebut sedikit meningkat dibandingkan tahun 2016 yang masih di bawah 200 miliar dolar.

Sekadar informasi, pada tahun ini pemerintah menganggarkan subsidi energi Rp 94,55 triliun dalam APBN 2018. Perinciannya subsidi BBM, elpiji 3 kilogram (kg) Rp 46,86 triliun dan listrik Rp 52,66 triliun. Pemerintah pun be­rencana menambah subsidi solar dari Rp 500 menjadi Rp 2.000 per liter. Tambahan subsidi tersebut dilakukan karena harga minyak terus mengalami kenaikan.

Fatih menyarankan pemerintah Indonesia meningkatkan investasi di sektor energi. "In­vestor akan datang kalau yakin akan dapat return," jelasnya.

Sementara itu, Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM Rida Mulyana menyampaikan, di sektor energi, pihaknya berencana mempercepat penerapan mandatori campuran biodiesel sebanyak 30 persen (B30) dalam bahan bakar minyak jenis Solar pada tahun depan. Rencana ini lebih cepat setahun dari rencana awal yang dijadwalkan pada 2020. ***

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

Tunjuk Ara di Depan Luhut

Senin, 15 Desember 2025 | 21:49

UPDATE

Perbankan Nasional Didorong Lebih Sehat dan Tangguh di 2026

Senin, 22 Desember 2025 | 08:06

Paus Leo XIV Panggil Kardinal di Seluruh Dunia ke Vatikan

Senin, 22 Desember 2025 | 08:00

Implementasi KHL dalam Perspektif Konstitusi: Sinergi Pekerja, Pengusaha, dan Negara

Senin, 22 Desember 2025 | 07:45

FLPP Pecah Rekor, Ribuan MBR Miliki Rumah

Senin, 22 Desember 2025 | 07:24

Jaksa Yadyn Soal Tarik Jaksa dari KPK: Fitnah!

Senin, 22 Desember 2025 | 07:15

Sanad Tarekat PUI

Senin, 22 Desember 2025 | 07:10

Kemenkop–DJP Bangun Ekosistem Data untuk Percepatan Digitalisasi Koperasi

Senin, 22 Desember 2025 | 07:00

FDII 2025 Angkat Kisah Rempah Kenang Kejayaan Nusantara

Senin, 22 Desember 2025 | 06:56

Polemik Homebase Dosen di Indonesia

Senin, 22 Desember 2025 | 06:30

KKP Bidik 35 Titik Pesisir Indonesia Buat KNMP Tahap Dua

Senin, 22 Desember 2025 | 05:59

Selengkapnya