Kolonel Inf Muhammad Aidi
Kodam XVII/Cenderawasih membantah berita yang menyebut pasukan gabungan TNI-Polri melakukan serangan udara ke kota Kenyam Kabupaten Nduga, Papua, dengan menggunakan dua unit Helikopter milik TNI, pada 11 Juni lalu.
Kapendam Cenderawasih, Kolonel Inf Muhammad Aidi, menegaskan bahwa hingga saat ini belum ada pergerakan pasukan TNI untuk mengejar Kelompok Kriminal Separatis Bersenjata (KKSB) di Nduga, baik dari darat maupun lewat udara. Dan sampai sekarang, Alutsista TNI berupa helikopter maupun pesawat sayap belum pernah digunakan untuk melakukan serbuan di Papua.
Sejauh ini Alutsista TNI hanya digunakan untuk perpindahan logistik, termasuk mendukung Pemda mengatasi kesulitan rakyat dalam hal sarana angkut.
Kolonel Aidi lanjutkan, status politik dan eskalasi ancaman di Papua adalah tertib sipil, sama dengan yang berlaku di daerah lain di seluruh wilayah Indonesia. Artinya, penegakan hukum masih mengedepankan tindakan "polisionir".
"Nyatanya jatuh korban TNI-Polri di Kabupaten Puncak beberapa waktu lalu, baik korban jiwa maupun luka-luka. Kami berbelasungkawa tetapi tidak ada ribut-ribut. Kalau aparat keamanan melaksanakan penindakan hukum, mereka langsung teriak-teriak," sesal Aidi.
Demi tegaknya hukum dan kedaulatan negara, lanjut Aidi, aparat keamanan bakal meneruskan pengejaran dalam rangka penegakan hukum terhadap KKSB.
"Aparat keamanan akan mematuhi dan menjunjung tinggi hukum dan perundang-undangan yang berlaku. Pihak KKSB adalah gerombolan tidak mengenal norma, hukum dan aturan. Tidak mengenal kombatan dan non kombatan. Anak kecil pun mereka bantai," terang Aidi.
Kolonel Aidi menegaskan, penindakan hukum oleh aparat keamanan ditujukan terhadap KKSB yang nyata-nyata telah mengangkat senjata secara ilegal, melakukan perlawanan dan merongrong kedaulatan negara, melaksanakan teror terhadap rakyat sipil dan melakukan pembantaian yang tidak berperikemanusiaan.
"Masyarakat tidak perlu takut kepada aparat keamanan TNI-Polri dan jangan lari masuk ke hutan. Tetap berdiam di pemukiman atau di kota, terutama di daerah yang ada aparat keamanannya, maka TNI-Polri akan menjamin keamanan rakyat," imbau Kolonel Aidi.
TNI tetap melaksanakan pendekatan teritorial dan tindakan persuasif kepada kelompok yang belum mengakui NKRI. KKSB diminta menyerahkan senjata ilegal yang mereka miliki.
"Kita bisa bersama membangun bangsa dan negara ke arah yang lebih maju. Kita bersama-sama menyiapkan generasi untuk menyongsong masa depan lebih cerah. Jangan sampai anak-anak kita kehilangan masa depannya akibat konflik," tutup Aidi.
[ald]