Berita

Nasaruddin Umar/Net

Local Genus Nusantara (5)

Bersahabat Dengan Burung

SELASA, 10 JULI 2018 | 09:11 WIB | OLEH: NASARUDDIN UMAR

PERSAHABATAN antara manusia dengan burung bagi warga masyarakat Indonesia adalah sangat umum. Namun hubungan istime­wa antara manusia dengan burung, misalnya menjalin hubungan akrab dengan bu­rung-burung tertentu merupakan keahlian tersendiri bagi sejumlah masyarakat Indonesia, yang mungkin sulit ditemukan di dalam masyarakat lain. Kemampuan manu­sia melatih sejumlah jenis burung sehingga bisa berbicara, menyanyi, dan memberikan isyarat-isyarat tertentu sebagai bagian dari pesan ke­pada tuan atau nyonyanya, sering dijumpai di sejumlah tempat. Burung beo misalnya bisa dilatih untuk mengucapkan ucapan tertentu seperti meneriakkan kata: "Assalamu alaikum, Papa ada tamu," seperti yang mampu dilantunkan burung beo yang ada di rumah penulis. Ada lagi karena bertetanggaan dengan masjid yang selalu mendengarkan suara azan dari menara masjid, burung itu bisa menirukan suara azan. Ada burung yang mampu bernyanyi atau bersiul menirukan suara manusia yang ada di sekitarnya.

Dalam masyarakat jawa sangat dikenal adanya kontes kicau burung. Sejumlah jenis bu­rung bisa menunjukkan kebolehannya di da­lam perlombaan yang biasanya dilakukan oleh panitia khusus yang sudah biasa menyelengga­rakan perlombaan tersebut. Kelihatannya tidak semua jenis burung dapat dilatih dengan berba­gai keterampilan. Yang jelas sejumlah burung bisa loyal dan taat mengikuti perintah tuan atau nyonyanya. Burung-burung merpati sudah ban­yak diternak orang dan dagingnya termasuk di antara daging yang banyak disukai orang.

Dalam mitos Yunani kuno dan Timur Tengah, burung-burung sering digunakan mengantar­kan pesan berupa surat atau benda-benda ke­cil. Mungkin itulah sebabnya lambang Pos se­cara internasional ialah burung. Kisah burung berfungsi sebagai tukang pos juga diabadikan di dalam Al-Qur'an ketika saat itu :


Dan dia memeriksa burung-burung lalu ber­kata: "Mengapa aku tidak melihat hud-hud, apakah dia termasuk yang tidak hadir. Sungguh aku benar-benar akan mengazabnya dengan azab yang keras, atau benar-benar menyem­belihnya kecuali jika benar-benar dia datang kepadaku dengan alasan yang terang". Maka tidak lama kemudian (datanglah hud-hud), lalu ia berkata: "Aku telah mengetahui sesuatu yang kamu belum mengetahuinya; dan kubawa ke­padamu dari negeri Saba suatu berita penting yang diyakini, Sesungguhnya aku menjumpai seorang wanita yang memerintah mereka, dan dia dianugerahi segala sesuatu serta mempu­nyai singgasana yang besar. Aku mendapati dia dan kaumnya menyembah matahari, selain Allah; dan setan telah menjadikan mereka me­mandang indah perbuatan-perbuatan mereka lalu menghalangi mereka dari jalan (Allah), se­hingga mereka tidak dapat petunjuk". (Q.S. al- Nam/27:20-24).

Burung Hud-hud menjadi salahsatu faktor penting di dalam pemerintahan Nabi Sulai­man sebagaimana cuplikan kisah di atas. Ke­tika Nabi Sulaiman mengapel para peserta ra­pat, salahsatu undangan rapat belum kelihatan, yaitu Hud-hud. Sebagai pemimpin yang tegas, ia berjanji akan menjatuhkan sanksi indisiplin­er kepada kelompok burung Hud-hud. Namun hukuman itu batal dijatuhkan lantaran burung Hud-hud membawa berita menarik. Sebuh ker­ajaan yang dipimpin seorang ratu (Ratu Balq­is) dan berhasil mengantar bangsanya menjadi negeri indah penuh pengampunan Tuhan (bal­datun thayyibah wa Rabbun gafur). Ratu Balqis juga mendapatkan gelar "pemilik singgasana besar" (laha 'arsyun 'adhim). Kedua prestasi ini belum pernah terulang di dalam sejarah. Ke­jujuran burung Hud-hud dalam menceritakan pengalamannya maka Tuhan memberikan ke­percayaan burung Hud-hud itu untuk mengan­tar surat Nabi Sulaiman kepada Ratu Balqis. Isi surat Nabi Sulaiman singkat: Akhirnya si burung Hud-hud meletakkan surat itu tepat di atas dada Ratu Balqis. Persahabatan manusia secara khusus dan dapat dikatakan luar biasa juga bisa ditemukan di sejumlah daerah di kepulauan Nusantara. 

Populer

Masih Sibuk di Jogja, Pimpinan KPK Belum Tahu OTT di Lampung Tengah

Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21

Pura Jadi Latar Film Porno, Hey Bali: Respons Aparat Dingin

Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58

Kebun Sawit Milik POSCO Lebih dari Dua Kali Luas Singapura

Senin, 08 Desember 2025 | 19:12

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

Cegah Penimbunan BBM

Jumat, 05 Desember 2025 | 02:00

Polri Kerahkan Kapal Wisanggeni 8005 ke Aceh

Jumat, 05 Desember 2025 | 03:03

Pesawat Perintis Bawa BBM

Jumat, 05 Desember 2025 | 05:02

UPDATE

Denny Indrayana Ingatkan Konsekuensi Putusan MKMK dalam Kasus Arsul Sani

Selasa, 16 Desember 2025 | 01:30

HAPPI Dorong Regulasi Sempadan Pantai Naik Jadi PP

Selasa, 16 Desember 2025 | 01:22

Pembentukan Raperda Penyelenggaraan Pasar Libatkan Masyarakat

Selasa, 16 Desember 2025 | 01:04

Ijazah Asli Jokowi Sama seperti Postingan Dian Sandi

Selasa, 16 Desember 2025 | 00:38

Inovasi Jadi Kunci Hadapi Masalah Narkoba

Selasa, 16 Desember 2025 | 00:12

DPR: Jangan Kasih Ruang Pelaku Ujaran Kebencian!

Selasa, 16 Desember 2025 | 00:06

Korban Meninggal Banjir Sumatera Jadi 1.030 Jiwa, 206 Hilang

Senin, 15 Desember 2025 | 23:34

Bencana Sumatera, Telaah Konstitusi dan Sustainability

Senin, 15 Desember 2025 | 23:34

PB HMI Tegaskan Putusan PTUN terkait Suhartoyo Wajib Ditaati

Senin, 15 Desember 2025 | 23:10

Yaqut Cholil Masih Saja Diagendakan Diperiksa KPK

Senin, 15 Desember 2025 | 23:07

Selengkapnya