Susilo Bambang Yudhoyono/Net
Pendaftaran capres tinggal kurang sebulan lagi. Demokrat makin intens melakukan penjajakan kesana kemari. Namun melihat tawaran Prabowo Subianto yang siap menggandeng AHY menjadi cawapres, rasanya partai besutan SBY ini akan lebih mendekat ke penantang Jokowi.
Kemarin, SBY sebagai Ketum Demokrat mengumpulkan Majelis Tinggi partainya di kediamannya, Mega Kuningan, Jakarta. Rapat digelar pukul 2 siang dan kelar pukul 5. Sejumlah pengurus teras Demokrat hadir, antara lain Sekjen Hinca Panjaitan dan Waketum Syarief Hasan, Ketua Majelis Tinggi EE Mangindaan, Sekretaris Amie Syamsuddin, dan anggota seperti Max Sopachua dan Nachrawi Ramli.
Menurut Syarief, ada tiga topik yang dibahas SBY dengan Majelis Tinggi: pencalegan, hasil pilkada dan capres-cawapres. Usai rapat, Syarief kembali memberi keterangan. Apa hasilnya? Dia bilang Demokrat belum memutuskan siapa capres yang akan diusung. Rapat hanya membahas soal kriteria capres-cawapres yang ideal. Karena itu belum ada pembahasan mengenai rencana koalisi. Baik ke Jokowi atau pun Prabowo. Begitu juga mengenai perkembangan politik terkini. Seperti berkibarnya nama Anies Baswedan sebagai capres dan pertemuan Presiden Jokowi dengan Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri untuk menentukan cawapres. "Masih ada tahapan selanjutnya," kata Syarief, kemarin.
Rapat juga, lanjut Syarief belum memutuskan langkah selanjutnya menyikapi pertemuan antara dirinya dan Prabowo akhir pekan lalu. Apalagi, pertemuan dengan Prabowo hanya sebatas penjajakan. Membahas poin-poin mengenai peluang koalisi. "Soal koalisi kami masih sangat cair," ucapnya.
Sebelum berangkat ke kediaman SBY, Syarief membeberkan pertemuannya dengan Prabowo di Jalan Kertanegara, Jakarta. Dia bilang, pertemuan di rumah Prabowo itu bisa dianggap sebagai tanda kesiapan Prabowo berkoalisi dengan Demokrat. "Pak Prabowo dengan tegas mengatakan siap untuk berkoalisi dengan Partai Demokrat dan siap menerima AHY sebagai calon wakil presiden," ujar Syarief di Gedung DPR, Jakarta, kemarin.
Dia menepis kabar dalam pertemuan itu dia menitipkan pesan dari SBY. Kata dia, yang ada justru sebaliknya. Dia menemui Prabowo untuk memastikan pesan dari Prabowo sebelumnya yang menyatakan siap berkoalisi dengan AHY. Karena kabar itu, SBY mengutusnya ke Kertanegara untuk memastikan kabar tersebut.
Senada disampaikan Max Sopacua. Menurut dia, rapat di Kuningan baru membahas kriteria capres-cawapres. Demokrat masih memantau dinamika politik sambil melihat peluang yang ada sebelum memutuskan sikap yang akan diambil. Sampai saat ini, lanjut dia, Demokrat masih mengharapkan AHY untuk bisa maju dalam Pilpres 2019.
Sementara nama di luar Demokrat, kata Max, baru Jokowi dan Prabowo yang sudah dibicarakan di internal partainya. "Kita lihat situasi kondisi yang berkembang di masyarakat dan di dunia politik. Tuhan mengizinkan atau tidak? Masa orang tampil untuk kalah? Kan enggak mau," kata Max.
Sementara, saat memberikan sambutan di peluncuran buku istrinya, Minggu (8/7) lalu, SBY mengungkapkan kriteria capres-cawapres yang ideal. Pertama, kata dia, duet itu harus saling melengkapi. Yang bisa membangun keharmonisan. Bisa bekerja sama di saat suka maupun duka. Kedua saling menguatkan. Karena di satu saat akan dicaci dan di waktu lain akan dipuji.
Kriteria lain, capres-cawapres harus memiliki kecakapan memimpin. Serta tangguh dalam berdiplomasi. "Juga harus memiliki rasa kuat dan sabar serta terus bekerja," kata SBY. "Yang juga penting, Presiden harus kuat sabar tegar dan yang penting terus bekerja apapun yang dikatakan oleh orang show must go on," kata SBY.
Waketum Gerindra Fadli Zon mengatakan pertemuan Prabowo dengan Syarief Hasan baru sebatas penjajakan. Pembicaraan cawapres hanya sampai pada penyebutan nama-nama tanpa ada keputusan. Meski kata dia, peluang duet itu terbuka.
"Tidak menyatakan melirik, tapi kan kita namanya proses dialog selalu menjajaki ya. Ini yang sekarang sedang dilakukan. Masih cukup panjang waktunya," tutur Fadli.
Pengamat politik Hendri Satrio merasa, dengan tawaran menggiurkan Gerindra, SBY kemungkinan akan lebih mendekat ke Prabowo sebagai penantang Jokowi. Apalagi duet Prabowo-AHY memang menjanjikan.
Menurutnya, AHY mampu mendongkrak Prabowo karena bisa menggaet pemilih kaum muda. AHY seperti selebritis yang cukup populer di kalangan kaum muda. "Kalau Prabowo gandeng AHY ini ya minimal Prabowo ini juga lebih dikenal dan lebih populerlah. Sama dengan AHY yang digandrungi kaum muda," kata Hendri, kemarin.
Bila Prabowo jadi menggandeng AHY, lanjut dia, eks Danjen Kopassus itu dinilai telah memiliki solusi dari gosip logistik Prabowo yang menipis. Walaupun secara pengalaman, AHY sendiri masih dinilai pemula dan masih banyak tokoh yang lebih berpengalaman ketimbang AHY. ***