Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS terus melemah. Jumat (6/7) lalu dibuka pada level Rp 14.402 per dolar AS.
"Para analis perbankan memprediksi nilai tukar rupiah akan jatuh pada angka 14.600 rupiah. Antisipasi kemungkinan terburuk pekan depan, yaitu tembus 15 ribu," kata Ketua Badan Pengurus Pusat Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (BPP HIPMI) Bidang Ekonomi, Muhamad Idrus kepada redaksi.
Menurut Idrus, nilai tukar rupiah melemah bukan semata karena persaingan dagang antara Amerika dengan Tiongkok dan Uni Eropa, namun juga disebabkan faktor internal. Karena itu, lanjut dia, presiden harus segera bertindak mengeluarkan kebijakan penyelamatan rupiah.
Lebih lanjut Idrus mengatakan jika nilai tukar rupiah menembus Rp 15 ribu, maka perekonomian Indonesia semakin terpuruk. Pasalnya, Industri Indonesia banyak tergantung bahan baku impor.
Lebih lanjut Idrus mengatakan jika nilai tukar rupiah menembus Rp 15 ribu, maka perekonomian Indonesia semakin terpuruk. Pasalnya, Industri Indonesia banyak tergantung bahan baku impor.
"Semoga hal ini tidak terjadi, nilai tukar bisa kembali menguat. Industri kita didominasi
foot loose ondustry yang mengandalkan bahan baku impor. Kalau nilai tukar terus melemah, industri kita akan kolaps," kata Idrus.
Idrus pun mengimbau agar masyarakat tidak memborong dolar dan memiliki kepedulian terhadap kondisi perekonomian Indonesia.
"Peran serta masyarakat khususnya kalangan elite diharapkan agar melakukan aksi nyata keprihatinan atas kondisi ekonomi kita. Dan jangan sampai sebaliknya, (yaitu) memborong dolar," kata Idrus.
[wid]