Berita

Politik

PSI: LRT Indonesia Termasuk Paling Murah Di Dunia

JUMAT, 06 JULI 2018 | 21:57 WIB | LAPORAN: WIDIAN VEBRIYANTO

Partai Solidaritas Indonesia (PSI) menolak anggapan bahwa pembangunan light rail transit (LRT) di Jabodebek dan Palembang lebih tinggi dibanding negara lain, sehingga menimbulkan potensi mark up.

Jurubicara Partai Solidaritas Indonesia (PSI) bidang kepemudaan, Dedek Prayudi menjelaskan, jika mengacu pada data Kementerian Perhubungan (Kemenhub) pembangunan kedua LRT itu merupakan yang paling murah dibandingkan dengan negara lain.

“LRT Jabodebek maupun Palembang termasuk yang paling murah dibandingkan negara lain, bahkan di Palembang nomor dua terendah," kata Uki dalam keterangan tertulisnya, Jumat (6/7).


Pembangunan LRT di ibukota memang lebih mahal, namun begitu tidak serta merta dapat disimpulkan ada mark up anggaran dalam pembangunan tersebut. Sebab, LRT ini memiliki tingkat kerumitan lokasi dan jarak yang cukup tinggi sehingga membuat biaya pembangunan jadi mahal.

“Tapi, itupun masih separuh harga dari LRT di Calgary, Kanada yang sejajar dengan tanah,” jelasnya.

Atas alasan itu, Dedek meminta Prabowo Subianto untuk mengklarifikasi pernyataannya tentang dugaan penggelembungan dana pembangunan LRT Jakarta. Dia meminta kepada Prabowo untuk legowo meminta maaf jika memang ucapannya itu keliru.

"Kalau memang keliru, harus secara jantan meminta maaf. Kami meyakini politisi sekelas pak Prabowo adalah seorang yang pemberani, termasuk mempertanggungjawabkan omongannya," jelas Uki.

Prabowo Subianto mengaku telah memperoleh data tentang dana ideal pembangunan LRT dari Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan. Proyek itu disebutkan telah menghabiskan dana hingga Rp 12,5 triliun hanya untuk membangun LRT sepanjang 24 km.

"Saya diberi tahu oleh Gubernur DKI yang sekarang, saudara Anies Baswedan, dia menyampaikan kepada saya, Pak Prabowo, indeks termahal LRT di dunia 1 km adalah 8 juta dolar AS,” ungkapnya saat memberikan sambutan dalam acara silaturahmi kader di Hotel Grand Rajawali, Palembang, Kamis (21/6).

"Kalau ini, Rp 12 triliun untuk 24 km, berarti 1 km 40 juta dolar. Bayangkan. Di dunia 1 km 8 juta dolar, di Indonesia, 1 km 40 juta dolar. Jadi saya bertanya kepada saudara-saudara, markup, penggelembungannya berapa? 500 persen. Ini bangsa ini pintar atau bodoh," tanyanya kala itu. [ian]

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

UPDATE

Trump Serang Demokrat dalam Pesan Malam Natal

Kamis, 25 Desember 2025 | 16:04

BUMN Target 500 Rumah Korban Banjir Rampung dalam Seminggu

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:20

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Gibran Minta Pendeta dan Romo Terus Menjaga Toleransi

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:40

BGN Sebut Tak Paksa Siswa Datang ke Sekolah Ambil MBG, Nanik: Bisa Diwakilkan Orang Tua

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:39

Posko Pengungsian Sumut Disulap jadi Gereja demi Rayakan Natal

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:20

Banyak Kepala Daerah Diciduk KPK, Kardinal Suharyo Ingatkan Pejabat Harus Tobat

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:15

Arsitektur Nalar, Menata Ulang Nurani Pendidikan

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:13

Kepala BUMN Temui Seskab di Malam Natal, Bahas Apa?

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:03

Harga Bitcoin Naik Terdorong Faktor El Salvador-Musk

Kamis, 25 Desember 2025 | 13:58

Selengkapnya