Berita

Foto/Net

Bisnis

Jadi Holding, Aset Pertamina Bakal Salip Petronas Malaysia

KAMIS, 05 JULI 2018 | 20:29 WIB | LAPORAN:

Indonesia memiliki peluang untuk mengejar ketertinggalan national oil company (NOC) atas NOC negara lain. Peluang tersebut tak lepas dari terbentuknya Holding BUMN Migas, dimana Pertamina menjadi induk yang membawahi PGN dan Pertagas. Penegasan tersebut disampaikan pakar BUMN Universitas Indonesia (UI) Toto Pranoto di Jakarta hari ini.

Toto mengatakan, selama ini NOC Indonesia yaitu Pertamina memang tertinggal dibandingkan NOC negara lain. Bahkan untuk kawasan regional, NOC kebanggaan tanah air itu masih relatif lebih kecil dibandingkan Petronas Malaysia, baik dari sisi in terms of asset maupun revenue atau keuntungannya.

Namun, dengan terbentuknya Holding BUMN Migas di mana Pertamina adalah induk holding, kata Toto, peluang untuk mengejar ketertinggalan itu menjadi besar.


"Dengan terbentuknya Holding Company Migas, diharapkan value creation bisa lebih cepat dilakukan sehingga size Pertamina sebagai NOC bisa lebih kompetitif," kata Toto yang juga Direktur Eksekutif Lembaga Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis ( LM FEB) UI, melalui keterangannya, Kamis (5/7).

NOC negeri Jiran tersebut, menurut Toto, memang bisa menjadi contoh paling sederhana. Perusahaan tersebut sebelumnya berdiri sendiri dan kemudian berubah menjadi perusahaan yang sangat kuat setelah menjadi sebuah holding.

"Petronas adalah holding yang memiliki bisnis di hulu dan hilir Migas. Sinergi bisa diciptakan karena mereka juga berfungsi sebagai regulator seperti Pertamina masa dulu," lanjut Toto.

Peningkatan daya saing tersebut, menurut Toto, tak lepas dari dampak positif holding, baik dari sisi efisiensi maupun legal.

Dengan menjadikan Pertamina sebagai induk holding yang membawahi PGN dan Pertagas, maka Holding BUMN Migas bisa membuat efisiensi radikal pada kebijakan open access. Artinya, satu pipa yang sama bisa dipakai multi operator sehingga tidak lagi terjadi pemborosan (redundancy).

Sementara dari sisi legal, kata dia, juga akan terjadi konfirmasi positif. Dalam hal ini, Pertamina sebagai holding energi memiliki bargaining position yang lebih kuat, baik dari sudut finansial dan institusional.

"Dengan demikian, maka proses value creation bisa lebih cepatdilaksanakan," katanya. [fiq]

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

Tunjuk Ara di Depan Luhut

Senin, 15 Desember 2025 | 21:49

UPDATE

Perbankan Nasional Didorong Lebih Sehat dan Tangguh di 2026

Senin, 22 Desember 2025 | 08:06

Paus Leo XIV Panggil Kardinal di Seluruh Dunia ke Vatikan

Senin, 22 Desember 2025 | 08:00

Implementasi KHL dalam Perspektif Konstitusi: Sinergi Pekerja, Pengusaha, dan Negara

Senin, 22 Desember 2025 | 07:45

FLPP Pecah Rekor, Ribuan MBR Miliki Rumah

Senin, 22 Desember 2025 | 07:24

Jaksa Yadyn Soal Tarik Jaksa dari KPK: Fitnah!

Senin, 22 Desember 2025 | 07:15

Sanad Tarekat PUI

Senin, 22 Desember 2025 | 07:10

Kemenkop–DJP Bangun Ekosistem Data untuk Percepatan Digitalisasi Koperasi

Senin, 22 Desember 2025 | 07:00

FDII 2025 Angkat Kisah Rempah Kenang Kejayaan Nusantara

Senin, 22 Desember 2025 | 06:56

Polemik Homebase Dosen di Indonesia

Senin, 22 Desember 2025 | 06:30

KKP Bidik 35 Titik Pesisir Indonesia Buat KNMP Tahap Dua

Senin, 22 Desember 2025 | 05:59

Selengkapnya