Berita

Bisnis

Rizal Ramli: Enggak Ada Negara Hebat Manut IMF Dan Bank Dunia

SELASA, 03 JULI 2018 | 20:02 WIB | LAPORAN:

Pertumbuhan ekonomi nasional Indonesia tidak mungkin lebih dari 6 persen jika pemerintah terus berutang sambil mengikuti saran lembaga donor internasional.

Hal itu dikatakan ekonom senior, Rizal Ramli, dalam diskusi "Debat-Tak Debat: Utang Besar Untuk Siapa?" di JCC, Senayan, Jakarta, Selasa (3/7).

"Enggak mungkin (ekonomi) kita bisa tumbuh lebih dari 6 persen. Karena begitu ketinggian, utang nambah, harus direm. Ada rem otomatis, harus diturunkan," ujar Rizal.


Mantan Menko Perekonomian itu mencontohkan beberapa negara Asia yang mengalami kebangkitan ekonomi. Misalnya, Jepang mengalami pertumbuhan ekonomi 12 persen selama 20 tahun setelah hancur lebur karena Perang Dunia (PD) II.

"Jepang tumbuh 12 persen dalam 20 tahun setelah Perang Dunia II. China ikut Jepang, tumbuh 12 persen selama 25 tahun," tuturnya.

Ekonomi negara-negara tersebut bisa tumbuh pesat karena mereka tidak mengikuti saran International Monetary Fund (IMF) dan Bank Dunia.

"Mereka tidak pakai cara-cara ikut syarat IMF dan Bank Dunia. Tidak andalkan utang. China utangnya tidak ada, kecuali domestik," tambahnya.

Jelas Rizal, Indonesia saat ini berada di posisi pertumbuhan tingkat menengah. Padahal, berpuluh tahun lalu tepatnya tahun 1967, tingkat pendapatan semua negara di Asia relatif sama yaitu 100 dolar AS per orang. Bahkan China lebih miskin dari Indonesia dengan pendapatan 50 dolar AS per orang.

"Hari ini Korea 10 ribu dolar, sepuluh kali kita. Thailand dua kali kita, Malaysia tiga kali kita. Apa kita engga pernah mikir para intelek ini? Kita dulu sama miskin, 45 tahun kemudian beda," ucap Rizal.

Rizal menganalisa penyebab dari kemandekan ekonomi Indonesia adalah dua faktor.

"Korupsi salah satunya. Yang kedua, garis ekonominya. Kebijakan ekonominya manut sama Bank Dunia dan IMF. Enggak ada negara hebat ikut syarat Bank Dunia dan IMF," tegas Rizal. [ald]

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

Tunjuk Ara di Depan Luhut

Senin, 15 Desember 2025 | 21:49

UPDATE

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Pramono Putus Rantai Kemiskinan Lewat Pemutihan Ijazah

Senin, 22 Desember 2025 | 17:44

Jangan Dibenturkan, Mendes Yandri: BUM Desa dan Kopdes Harus Saling Membesarkan

Senin, 22 Desember 2025 | 17:42

ASPEK Datangi Satgas PKH Kejagung, Teriakkan Ancaman Bencana di Kepri

Senin, 22 Desember 2025 | 17:38

Menlu Sugiono Hadiri Pertemuan Khusus ASEAN Bahas Konflik Thailand-Kamboja

Senin, 22 Desember 2025 | 17:26

Sejak Lama PKB Usul Pilkada Dipilih DPRD

Senin, 22 Desember 2025 | 17:24

Ketua KPK: Memberantas Korupsi Tidak Pernah Mudah

Senin, 22 Desember 2025 | 17:10

Ekspansi Pemukiman Israel Meluas di Tepi Barat

Senin, 22 Desember 2025 | 17:09

Menkop Dorong Koperasi Peternak Pangalengan Berbasis Teknologi Terintegrasi

Senin, 22 Desember 2025 | 17:02

PKS Kaji Usulan Pilkada Dipilih DPRD

Senin, 22 Desember 2025 | 17:02

Selengkapnya