Berita

Foto/Net

Bisnis

BBM Naik, Pemerintah Jangan Cuci Tangan

SENIN, 02 JULI 2018 | 20:53 WIB | LAPORAN: ADITYO NUGROHO

Kenaikan BBM non subsidi jenis Pertamax per 1 Juli 2018 kemarin membuahkan kekecewaan dari berbagai kalangan. Pasalnya, pemerintah dalam hal ini Menkeu Sri Mulyani Indrawati (SMI), telah mengingkari janjinya pada saat pembahasan RAPBN 2017 lalu.

Faktanya, BBM telah naik berkali-kali dan pemerintah selalu katakan kenaikan itu dampak dari kenaikan minyak mentah dunia.

"Pemerintah selalu mengatakan bahwa kenaikan ini karena faktor eksternal, selalu begitu dari dulu seolah mau cuci tangan,” ucap Ketua Umum Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) Irfan Ahmad Fauzi dalam keterangan tertulisnya, Senin (2/7).

Dengan tegas, Irfan meminta pertanggung jawaban serta penjelasan SMI agar masyarakat mendapat kepastian. Terlebih dalam tahun-tahun politik ini, kebijakan yang tidak berpihak pada rakyat akan semakin menimbulkan ketidakpercayaan terhadap pemerintah.
Dengan tegas, Irfan meminta pertanggung jawaban serta penjelasan SMI agar masyarakat mendapat kepastian. Terlebih dalam tahun-tahun politik ini, kebijakan yang tidak berpihak pada rakyat akan semakin menimbulkan ketidakpercayaan terhadap pemerintah.

“Makanya saya meminta Bu Sri Mulyani menjelaskan secara terbuka kepada publik, jangan takut. Kalau memang tidak salah dan alasannya bisa diterima, saya rasa rakyat akan legowo,” selorohnya.

Hari ini, SMI melakukan RDP dengan Komisi XI DPR yang membahas pagi indikatif RAPBN 2019. Ia menjelaskan kenaikan BBM ini adalah kebijakan pihak corporate.

Praktis, jawaban itu menurut Irfan tak memuaskan publik. Lagi-lagi SMI menyalahkan pihak lain dalam hal ini corporate. Padahal selaku pemegang kebijakan, ia bertanggung jawab penuh terhadap naiknya BBM ini.

Menjawab hal itu, KAMMI bersiap melakukan aksi besar-besaran di seluruh Indonesia guna menuntut kejelasan pemerintah akan hal ini.

"Saya telah instruksikan ke kader-kader di daerah untuk terus mengawal isu ini, kita akan buat aksi-aksi kreatif penolakan untuk melakukan penolakan,” tandas Irfan. [fiq]

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

UPDATE

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Pramono Putus Rantai Kemiskinan Lewat Pemutihan Ijazah

Senin, 22 Desember 2025 | 17:44

Jangan Dibenturkan, Mendes Yandri: BUM Desa dan Kopdes Harus Saling Membesarkan

Senin, 22 Desember 2025 | 17:42

ASPEK Datangi Satgas PKH Kejagung, Teriakkan Ancaman Bencana di Kepri

Senin, 22 Desember 2025 | 17:38

Menlu Sugiono Hadiri Pertemuan Khusus ASEAN Bahas Konflik Thailand-Kamboja

Senin, 22 Desember 2025 | 17:26

Sejak Lama PKB Usul Pilkada Dipilih DPRD

Senin, 22 Desember 2025 | 17:24

Ketua KPK: Memberantas Korupsi Tidak Pernah Mudah

Senin, 22 Desember 2025 | 17:10

Ekspansi Pemukiman Israel Meluas di Tepi Barat

Senin, 22 Desember 2025 | 17:09

Menkop Dorong Koperasi Peternak Pangalengan Berbasis Teknologi Terintegrasi

Senin, 22 Desember 2025 | 17:02

PKS Kaji Usulan Pilkada Dipilih DPRD

Senin, 22 Desember 2025 | 17:02

Selengkapnya