Berita

Foto/Net

Bisnis

Tarif Rp 8.500 Masih Mahal, Sebaiknya Flat

MRT Beroperasi Maret 2019
MINGGU, 01 JULI 2018 | 09:21 WIB | HARIAN RAKYAT MERDEKA

Proyek Mass Rapid Transit (MRT) hampir rampung. Moda transportasi massal berbasis rel itu siap beroperasi pada Maret 2019.

Yang belum final adalah berapa tarif dari Lebak Bulus-Bundaran Hotel Indonesia atau hanya setengah perjalanan.

Tapi PT MRT Jakarta telah mengantongi perkiraan tarif MRT sebesar Rp 8.500 per 10 kilometer. Angka ini didapat­kan dari ridership survei yang digelar PT MRT Jakarta dan akan disampaikan kepada Pe­merintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta.


Menanggapi hal tersebut, pengamat transportasi Forum Warga Kota Jakarta (Fakta) Azas Tigor Nainggolan me­nilai, tarif MRT harus murah, sehingga moda transportasi ini menjadi alternatif untuk mengu­rai kemacetan Jakarta. Apalagi diintergrasikan dengan moda transportasi massal lainnya, tentu masyarakat akan mening­galkan kendaraan pribadi.

"Yang penting, subsidi tarif­nya agar terjangkau warga Jakarta. MRT Jakarta harus mam­pu membuat masyarakat beralih meninggalkan kendaraan pribadi dan beralih ke transportasi mas­sal, tarif harus murah, tapi juga tidak merugikan PT MRT," ungkap Tigor saat berbincang dengan Rakyat Merdeka.

Pengamat transportasi Uni­versitas Trisakti, Nirwono Joga menerangkan, tarif perkiraan sebesar Rp 8500 per 10 kilo­meter terbilang mahal. "Kalau lebih dari 10 kilometer dan set­erusnya tarifnya jadi kumulatif," nilai Nirwono kepada Rakyat Merdeka.

Nirwono memberi saran, tarif MRT menggunakan tarif flat terusan dan terintegrasi dengan bus Transjakarta. Misalnya dari Lebak Bulus ke Grogol, Lebak Bulus naik MRT sampai dengan Halte Polda atau Benhil (tarif Rp 8.500) berganti Transjakarta arah Grogol total dengan tarif Rp 3500. Artinya total Rp 12.000.

Selain itu, integrasi dengan transportasi lain seperti bus Transjakarta juga harus diper­siapkan. Fasilitas, sarana dan prasarana bus Transjakarta wajib optimal. Khususnya soal headway atau waktu tunggu Transjakarta yang molor harus diantisipasi. Untuk ini, perlu sterilisasi betul-betul jalur Tran­sjakarta. Sebab, ini berkaitan dengan waktu tempuh peng­gunaan transportasi massal dibanding kendaraan pribadin

"Bandingkan jika ngojek on­line dari Lebak Bulis-Grogol kurang lebih Rp 20.000. Lebih mahal tapi lebih cepat. Warga pasti masih lebih pilih ngojek, praktis tinggal duduk bonceng sampai pintu gerbang kampus. Sementara naik MRT dan bus Transjakarta harus berjuang naik turun tangga dan halte yang tidak ramah bagi anak-anak lansia ibu hamil dan disabilitas," paparnya.

Menanggapi terlalu mahal tarif Rp 850.000 itu, Direktur Utama PT MRT Jakarta William Sabandar mengatakan, angka itu dari hasil ridership survei oleh konsultan kami mengatakan tarif ideal di Rp 8.500 per penumpang per 10 kilometer. MRT fase 1 Lebak Bulus-Bundaran HI sepanjang 16 kilometer.

Diungkapkan William, dengan tarif Rp 8.500, MRT diperkirakan akan dapat 130.000 penumpang per hari. Dengan angka ini, akan diajukan ke Pemprov DKI Jakarta untuk dirumuskan be­saran subsidi pemerintah untuk operasional MRT.

Berdasarkan studi yang di­lakukan, dari kapasitasnya, MRT dapat mengangkut penumpang hingga 200 ribu setiap hari. Artinya, besaran tiket Rp 8.500 per 10 Kilometer ini menurut William sudah cukup mengun­tungkan bagi PT MRT Jakarta. Selain itu, subsidi tidak akan hanya ditentukan jumlah penumpang harian. Namun, juga ditentukan pemeliharaan.

William memperkirakan, den­gan harga tersebut, besaran masyarakat yang mau beralih ke MRT mencapai 60 persen.

"Makanya kami sangat berhati-hati memastikan tarif, usu­lannya harus betul-betul matang. Tapi belum final, kami sedang dibantu konsultan. Jadi ketika kami bawa ke pemerintah betul-betul matang," tandasnya.

Mengenai progress pembangunan proyek MRT Jakarta tahap I, William mengatakan, sampai akhir Juni 2018 sudah mencapai 94,62 persen den­gan rincian 92,40 persen untuk pekerjaan depo dan struktur layang serta 96,87 persen untuk pekerjaan struktur bawah tanah.

"Konsentrasi kami sekarang sudah masuk ke persiapan operasi. Persiapan SDM, per­siapan integrasi sistem den­gan kereta. Jadi pengerjaan penyelesaian tidak banyak lagi progresnya. Kami sudah sampai ke tahap finishing," ungkapnya. ***

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

UPDATE

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Pramono Putus Rantai Kemiskinan Lewat Pemutihan Ijazah

Senin, 22 Desember 2025 | 17:44

Jangan Dibenturkan, Mendes Yandri: BUM Desa dan Kopdes Harus Saling Membesarkan

Senin, 22 Desember 2025 | 17:42

ASPEK Datangi Satgas PKH Kejagung, Teriakkan Ancaman Bencana di Kepri

Senin, 22 Desember 2025 | 17:38

Menlu Sugiono Hadiri Pertemuan Khusus ASEAN Bahas Konflik Thailand-Kamboja

Senin, 22 Desember 2025 | 17:26

Sejak Lama PKB Usul Pilkada Dipilih DPRD

Senin, 22 Desember 2025 | 17:24

Ketua KPK: Memberantas Korupsi Tidak Pernah Mudah

Senin, 22 Desember 2025 | 17:10

Ekspansi Pemukiman Israel Meluas di Tepi Barat

Senin, 22 Desember 2025 | 17:09

Menkop Dorong Koperasi Peternak Pangalengan Berbasis Teknologi Terintegrasi

Senin, 22 Desember 2025 | 17:02

PKS Kaji Usulan Pilkada Dipilih DPRD

Senin, 22 Desember 2025 | 17:02

Selengkapnya