Berita

Bisnis

Akuisisi Pertagas PGN Harusnya Hilangkan Peranan Trader

MINGGU, 01 JULI 2018 | 08:49 WIB | LAPORAN:

Pengamat Ekonomi dari Asosiasi Ekonomi Politik Indonesia (AEPI), Salamudin Daeng mengatakan, terkait akusisi Pertagas oleh PGN, dirinya sudah mencurigai holding BUMN migas yakni antara Pertamina dan Perusahaan Gas Negara (PGN) akan menimbulkan konflik.

Sebab, muara dari konflik ini nantinya pastilah kerugian masyarakat yang harus membayar gas dengan harga mahal.

Banyak pihak sudah mengingatkan dari awal bahwa holding ini haruslah dimulai dengan regulasi atau perundang-undangan yang kuat dan jelas. Tidak boleh didasarkan pada keinginan sesaat pemerintah.


"Karena peraturan yang lemah yang mendasari Holding BUMN akan membuka peluang terjadinya penyalahgunaan kekuasaan oleh pihak-pihak tertentu," kata Salamuddin dalam keterangan pers, Sabtu (30/6).

Dalam rantai bisnis dari hulu sampai ke hilir inilah aktor-aktor politik bermain dengan membentuk oligarki untuk mengambil keuntungan bagi koneksi dan jaringan bisnis mereka. Oligarki ini adalah orang orang yang berkuasa baik di pemerintahan maupun di DPR.

"Mereka (aktor politik) bisa saja membentuk oligarki untuk mengambil keuntungan bagi koneksi dan jaringan bisnis mereka," ujar Salamudin. Permainan oligarki yang paling menonjol di dalam BUMN gas, kata dia, adalah peran para trader swasta.

Mereka mengambil keuntungan cukup besar dalam proses distribusi gas yang dihasilkan oleh BUMN baik oleh Pertamina Gas (Pertagas), maupun oleh Perusahaan Gas Negara (PGN).

"Sekarang PGN dan pertagas tengah digabungkan dalam skema yang tidak clear, cenderung tumpang tindih dan mekanisme yang berubah-ubah dari rencana awal. Secara tehnis dan detail hanya pemerintah yang tau," katanya.

Sebetulnya pemerintah kalau memiliki tujuan yang benar seharusnya fokus mengatasi kurang efektif dan efisiennya distribusi gas ke end user. "Sumber masalahnya adalah peran para trader yang sangat dominan. Jadi kalau mau memperbaiki sistem pengelolaan gas maka peran trader dalam rantai bisnis ini diminimalisir. Seharusnya BUMN bisa mengerjakan sendiri distribusi gas sampai ke hilir," pungkasnya.  [rry]

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

UPDATE

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Pramono Putus Rantai Kemiskinan Lewat Pemutihan Ijazah

Senin, 22 Desember 2025 | 17:44

Jangan Dibenturkan, Mendes Yandri: BUM Desa dan Kopdes Harus Saling Membesarkan

Senin, 22 Desember 2025 | 17:42

ASPEK Datangi Satgas PKH Kejagung, Teriakkan Ancaman Bencana di Kepri

Senin, 22 Desember 2025 | 17:38

Menlu Sugiono Hadiri Pertemuan Khusus ASEAN Bahas Konflik Thailand-Kamboja

Senin, 22 Desember 2025 | 17:26

Sejak Lama PKB Usul Pilkada Dipilih DPRD

Senin, 22 Desember 2025 | 17:24

Ketua KPK: Memberantas Korupsi Tidak Pernah Mudah

Senin, 22 Desember 2025 | 17:10

Ekspansi Pemukiman Israel Meluas di Tepi Barat

Senin, 22 Desember 2025 | 17:09

Menkop Dorong Koperasi Peternak Pangalengan Berbasis Teknologi Terintegrasi

Senin, 22 Desember 2025 | 17:02

PKS Kaji Usulan Pilkada Dipilih DPRD

Senin, 22 Desember 2025 | 17:02

Selengkapnya