Berita

Megawati Soekarnoputri/RM

Politik

Pilkada 2018 Bukti Ketokohan Megawati Memudar Di Mata Rakyat

SABTU, 30 JUNI 2018 | 22:26 WIB | LAPORAN:

Kekalahan para kader PDI Perjuangan di Pilkada Jawa Barat dan Jawa Timur, TB Hasanuddin dan Puti Guntur Soekarno dinilai sebagai peringatan alias "warning" dari masyarakat agar Megawati Soekarnoputri segera melepas jabatannya sebagai Ketua Umum.

Direktur Eksekutif Indonesia Political Review (IPR), Ujang Komarudin menegaskan, kekalahan kader Banteng menandakan kegagalan Megawati.

"Kampanye Megawati di Jawa Timur tak membawa kemenangan. Bisa saja ketokohan Megawati sudah memulai memudar di mata rakyat," ujarnya saat berbincang dengan Kantor Berita Politik RMOL, Sabtu (30/6).


Dijelaskan pengajar dari Universitas Al-Azhar Indonesia (UAI) ini, kehidupan rakyat sedang dalam kesusahan ekonomi.

Kondisi itu membuat mereka bimbang dan galau untuk memilih kader PDIP yang merupakan partai penguasa yang selama ini mengklaim sebagai partainya "Wong Cilik".

"Bisa saja karena PDIP selama ini sudah lupa dengan wong cilik. Lupa karena sudah berkuasa. Sehingga rakyat merasa tidak puas dan menjatuhkan pilihan ke calon lain," jelas Ujang.

PDIP, kata dia, masih butuh sosok yang kuat seperti putri sulung Bung Karno itu untuk menjaga kesolidan partai.

Namun pada kenyataannya, setiap partai memang harus melakukan regenerasi. Tidak terkecuali dengan PDIP sendiri. Nah, kekalahan demi kekalahan di Pilkada serentak 2018 lah yang harusnya dijadikan titik balik bagi mereka.

"Bisa saja masyarakat menginginkan sosok new leader di PDIP. Namun jika Megawati pensiun dari PDIP tidak ada lagi sosok perekat. Dan PDIP bisa mengecil," urainya.

Meski demikian, untuk menggantikan seorang Ketum Partai tidaklah semudah membalikkan telapak tangan. Karena itu, tergantung dari siapa sosok dari "pemilik saham" partai.

"Jika sahamnya milik Megawati, maka trah Megawati atau bung Karno akan menjadi prioritas. Partai-partai di Indonesia cenderung oligarki. Kepemimpinannya dikuasai oleh kelompok elit tertentu. Dan itu hampir terjadi di semua partai," demikian Ujang. [sam]

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Sisingamangaraja XII dan Cut Nya Dien Menangis Akibat Kerakusan dan Korupsi

Senin, 29 Desember 2025 | 00:13

Firman Tendry: Bongkar Rahasia OTT KPK di Pemkab Bekasi!

Minggu, 28 Desember 2025 | 23:40

Aklamasi, Nasarudin Nakhoda Baru KAUMY

Minggu, 28 Desember 2025 | 23:23

Bayang-bayang Resesi Global Menghantui Tahun 2026

Minggu, 28 Desember 2025 | 23:05

Ridwan Kamil dan Gibran, Dua Orang Bermasalah yang Didukung Jokowi

Minggu, 28 Desember 2025 | 23:00

Prabowo Harus jadi Antitesa Jokowi jika Mau Dipercaya Rakyat

Minggu, 28 Desember 2025 | 22:44

Nasarudin Terpilih Aklamasi sebagai Ketum KAUMY Periode 2025-2029

Minggu, 28 Desember 2025 | 22:15

Pemberantasan Korupsi Cuma Simbolik Berbasis Politik Kekuasaan

Minggu, 28 Desember 2025 | 21:40

Proyeksi 2026: Rupiah Tertekan, Konsumsi Masyarakat Melemah

Minggu, 28 Desember 2025 | 20:45

Pertumbuhan Kredit Bank Mandiri Akhir Tahun Menguat, DPK Meningkat

Minggu, 28 Desember 2025 | 20:28

Selengkapnya