Berita

Foto/RMOL

Politik

PILKADA SERENTAK 2018

Rizal Ramli Senang Dinasti Politik Tumbang

SABTU, 30 JUNI 2018 | 04:16 WIB | LAPORAN:

Hasil dari Pilkada serentak pada Rabu 27 Juni 2018 kemarin disambut baik oleh kalangan aktivis.

Aktivis senior yang sudah mendeklarasikan dirinya sebagai calon presiden, Rizal Ramli mengaku sangat senang karena figur calon yang mengandalkan politik dinasti tumbang.

"Ini the end of dynastic politic. Keluarga-keluarga besar politik Indonesia sebutin saja di Sulawesi Selatan di mana-mana pada kalah," katanya sumringah di Universitas Bung Karno (UBK), Jakarta Pusat, Jumat (29/6).


Hal itu menurutnya sangat bagus bagi iklim kehidupan berdemokrasi di dalam negeri. Sebab, selama ini partai-partai diurus bak sebuah CV alias perusahaan milik keluarga.

"PT saja kagak. Kalau PT kan masih banyak pemegang sahamnya, ini CV. Perusahaan keluarga. Itu yang membuat partai mandek, itu yang membuat partai-partai tidak mampu menangkap aspirasi rakyat. Karena diurus bagaikan perusahaan keluarga," jelasnya.

Perlu diketahui, selain di Sulawesi Selatan, dimana Ichsan Yasin Limpo yang gagal meneruskan trah Limpo sebagai gubernur, di Sumatera Selatan Dodi Reza Alex juga gagal menggantikan sang ayah, Alex Nurdin sebagai gubernur.

Pada Pilgub Kalimantan Barat pun Karolin Margaret Natasa pun tak mampu meneruskan kepemimpinan ayahnya, Cornelis.

Dengan kekalahan politik dinasti di berbagai daerah itu, RR, sapaan khas Rizal Ramli menegaskan bahwa mau tidak mau, dengan adanya kekalahan demi kekalahan politik dinasti semacam itu, elit harusnya 'melek' kalau partai politik mesti dijalankan secara modern.

"Parpol harus diurus dengan cara-cara modern, tidak boleh lagi dengan cara dinastik. Baru dia bisa merespons, memahami aspirasi rakyat. Jadi itu hal yang positif dari Pilkada kemarin," imbuhnya.

Hal baik kedua dari Pilkada 2018 adalah, lanjut RR, dari sekian banyak Pilkada, yang keluar sebagai pemenang justru para calon kepala daerah yang sesungguhnya bukan berasal dari partai.

"Ada 9 gubernur dan wagub yang non partai. Yang orangnya itu berprestasi, punya track record yang bagus. Jadi ini menarik. Rakyat makin lama makin rasional, makin cerdas, memilih tokoh-tokoh yang punya track record bagus, punya reputasi bagus, tidak peduli asal partai dari mana,"paparnya.

Ketiga, tambah RR, partai-partai besar yang tadinya menguasai suara di Pulau Jawa justru ditinggal pemilih karena dinilai sudah melupalan garis ideologosnya.

Misalnya melupakan garis ideologis nasionalis yang pada awalnya berjanji akan loyal terhadap cita-cita nasionalisme, dan trisakti, namun dalam perjalannya, partai itu malah meninggalkan nasionalisme, trisakti itu sendiri.

"Mereka hanya menggunakan nasionalisme sebagai slogan, sebagai romantisme, sebagai ikatan emosional. Padahal negara-negara lain besar di Asia, Jepang, China, Korea, Singapura, nasionalisme sangat kuat. Tapi mereka bukan nasionalisme romantis, emosional, dan slogan. Mereka mampu menjawab tantangan abad 21. Itulah partai-partai lama besar ditinggalkan penduduk Pulau Jawa. Menunjukkan partai yang meninggalkan nasionalisme ditinggalkan oleh rakyat," pungkasnya. [fiq]

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Sisingamangaraja XII dan Cut Nya Dien Menangis Akibat Kerakusan dan Korupsi

Senin, 29 Desember 2025 | 00:13

Firman Tendry: Bongkar Rahasia OTT KPK di Pemkab Bekasi!

Minggu, 28 Desember 2025 | 23:40

Aklamasi, Nasarudin Nakhoda Baru KAUMY

Minggu, 28 Desember 2025 | 23:23

Bayang-bayang Resesi Global Menghantui Tahun 2026

Minggu, 28 Desember 2025 | 23:05

Ridwan Kamil dan Gibran, Dua Orang Bermasalah yang Didukung Jokowi

Minggu, 28 Desember 2025 | 23:00

Prabowo Harus jadi Antitesa Jokowi jika Mau Dipercaya Rakyat

Minggu, 28 Desember 2025 | 22:44

Nasarudin Terpilih Aklamasi sebagai Ketum KAUMY Periode 2025-2029

Minggu, 28 Desember 2025 | 22:15

Pemberantasan Korupsi Cuma Simbolik Berbasis Politik Kekuasaan

Minggu, 28 Desember 2025 | 21:40

Proyeksi 2026: Rupiah Tertekan, Konsumsi Masyarakat Melemah

Minggu, 28 Desember 2025 | 20:45

Pertumbuhan Kredit Bank Mandiri Akhir Tahun Menguat, DPK Meningkat

Minggu, 28 Desember 2025 | 20:28

Selengkapnya