Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) menginisiasi dan membentuk BUMN Fund (Private Investment Firm) yang akan memiliki fungsi menjembatani antara kebutuhan pendanaan proyek infrastruktur dengan para investor potensial, baik dari BUMN maupun perusahaan swasta.
BUMN Fund (private investment firm) ini ditargetkan menggalang dana sekitar US$2-3 miliar atau setara Rp 42,813 triliun dalam 3 tahun ke depan. "Penggalangan dana bakal dilakukan di domesÂtik maupun internasional," tutur Menteri BUMN Rini M SoeÂmarno, di Universitas Indonesia, Depok, kemarin.
Rini menjelaskan, pengÂgalangan dana tersebut untuk memenuhi pendanaan proyek infrastruktur yang tengah dan akan diselenggarakan di seÂluruh Indonesia. Saat ini, keÂbutuhan dana untuk proyek infrastruktur ditaksir mencapai Rp5.000 triliun.
"Kalau kita tidak mendorong untuk memberikan altenatif pendanaan, maka akan berat kita dapat merealisasikan program infrastruktur," tegasnya.
Oleh sebab itu, BUMN fund harus mempunyai manajemen yang profesional dan andal. SeÂbagai perwujudannya, KementeÂrian BUMN mendorong PT BahÂana Pembinaan Usaha Indonesia (Persero) dan PT Danareksa (Persero) melalui anak usaha masing-masing membentuk perusahaan patungan yang akan mengelola BUMN fund bersama beberapa calon pemegang saham seperti Asuransi Jasindo, Asabri, Jasa Raharja, Taspen, Askrindo, dan Jamkrindo.
Skema ini diharapkan menÂjadi solusi bagi pendanaan inÂfrastruktur yang lebih terorgaÂnisir, sekaligus mengoptimalkan pengelolaan dana milik BUMN baik dengan berinvestasi pada proyek maupun portfolio. PeÂrusahaan patungan tersebut diberi nama PT Bandha Investasi Indonesia.
Rini mengaku bangga dan mendukung pembentukan BUMN fund. Sebab, pembangunan infrastruktur harus terus digenjot demi membawa IndoÂnesia menjadi lebih baik lagi ke depannya.
Menurutnya, salah satu tujuan dari upaya pemerintah membangun infrastruktur yakni guna mengurangi biaya logistik serta meningkatkan konektivitas antar wilayah. Karenanya, sebagai agen pembangunan, BUMN pun berkomitmen penuh mendukung upaya tersebut. Tak hanya beruÂpa dukungan fisik, BUMN juga didorong untuk turut berpartisiÂpasi dalam pembiayaan.
Ia menuturkan, dalam RenÂcana Pembangunan Jangka MeÂnengah (RPJM) untuk periode 2014 - 2019, pemerintah akan meningkatkan rasio elektrifikasi menjadi 96,6 persen dengan membangun pembangkit sehingga kapasistas listrik nasional bisa mencapai 71.000 megawatt (MW) pada akhir 2019.
Sementara hingga akhir tahun lalu, Pemerintah telah berhasil meningkatkan kapasitas listrik melampaui 54.000 MW. PeÂmerintah juga akan mengemÂbangkan 5 pelabuhan utama, memperbesar 10 bandara serta membangun jalan tol sepanjang 1.800 kilometer (km).
"Tentunya untuk membiayai seluruh proyek infrastruktur ini tidak bisa hanya mengandalkan anggaran pemerintah dan BUMN semata, namun juga diperlukan partisipasi swasta serta investor lainnya," ungkapnya.
Harus Berpikir Besar Ia menilai, perusahaan BUMN juga harus berpikir besar dan opÂtimistis bisa mengalahkan holdÂing BUMN negara tetangga, seperti Temasek dan Khazanah. Sebab, secara keseluruhan total aset dari 143 perusahaan BUMN yang ada di Indonesia saat ini teÂlah mencapai Rp 7.200 triliun.
"Kalau kita mikir kecil, kita kecil terus, saya nggak terima. BUMN (asetnya) ada Rp 7.200 triliun, 143 perusahaan.
We are big. Khazanah Temasek,
nothing one day," tuturnya.
Karenanya, Ia menegaskan PT Bandha Investasi Indonesia jangan membuat roadmap BUMN Fund dengan target kelolaan dana terlalu kecil, dan dengan target aset dana kelolaan hanya sebesar Rp 13 triliun pada 2022.
Menurutnya, angka tersebut bahkan tidak mencapai 1 miliar dolar Amerika Serikat (AS). Setidaknya, BUMN Fund bisa menargetkan hingga 10 kali lipat.
"(Rp13 triliun) itu 1 miliar dolar saja itu nggak sampai. Tahun 2022 itu saya sudah hamÂpir 65 (tahun umurnya), mosok cuman 1 billion kita, maunya saya itu 10 billion dolar," pintanya.
Adapun, terkait struktur orÂganisasi manajemen PT Bandha Investasi Indonesia itu masih akan ditetapkan dalam rapat umum pemegang saham yang akan digelar dalam satu atau dua bulan ke depan.
"Setelah terbentuk BUMN Fund, tolong manajemennya betul-betul yang terbaik, kita mawas diri. Kalau ada yang kita kurang mampu, enggak apa-apa ambil dari luar. Kalau ada hal-hal yang kita tidak mampu. Mari kita cari profesional yang sudah mampu, mari cari orang yang caÂpable," imbaunya. ***