Berita

Foto/Net

Bisnis

LRT Fase I Jabodebek Capai Progres 39,7%Ditarget Rampung Tahun Depan

KAMIS, 28 JUNI 2018 | 08:22 WIB | HARIAN RAKYAT MERDEKA

Pembangunan prasarana Kereta Api Ringan/Light Rail Transit terus digenjot. Perusa­haan yang mendapat penugasan proyek, PT Adhi Karya (Persero) Tbk menyebut progres fase per­tama sudah 39,7 persen.

Corporate Secretary PT Adhi Karya (Persero) Tbk Ki Syahgo­lang Permata menjelaskan penu­gasan Light Rail Transit (LRT) yang digarap Adhi adalah untuk wilayah Jakarta, Bogor, Depok, dan Bekasi (Jabodebek).

Hasil progres Fase I tersebut merupakan catatan per tanggal 8 Juni 2018.


"Sesuai penugasan ADHI pada Peraturan Presiden No. 98 Tahun 2015 beserta peruba­hannya, telah dilaksanakan pembangunan prasarana Kereta Api Ringan/ Light Rail Transit wilayah Jabodebek tahap I," ungkap dia dalam keterangan­nya, kemarin.

Berdasarkan catatan dari kin­erja perseroan, progres pada set­iap lintas pelayanannya di lapan­gan adalah Cawang-Cibubur sebesar 60,7 persen, Cawang-Kuningan-Dukuh Atas mencapai 24,8 persen dan Cawang-Bekasi Timur mencapai 35,3 persen.

Proyek sudah berjalan nyaris tiga tahun, pengerjaannya pun sudah dilakukan sejak September 2015. Pihaknya berencana fase satu ini kelar sebelum Tahun 2020. Pasalnya, pembangunan prasa­rana LRT wilayah Jabodebek Fase I ini ditargetkan pemerintah rampung di tahun depan.

"Pelaksanaan pembangunan prasarana LRT wilayah Jabode­bek Fase I direncanakan bisa selesai pada 2019," katanya.

Perlu diketahui, dana yang dibu­tuhkan untuk pengerjaan wilayah Jabodebek tahap I, adalah sebesar Rp 22,8 triliun.

Sebelumnya, Direktur Utama Adhi Karya Budi Harto menga­takan penugasan proyek pemer­intah ini tidak ada hambatan untuk masalah pendanaan.

Posisi kas perusahaan berkode saham ADHI ini masih cu­kup besar setelah mendapatkan pembayaran tahap I proyek LRT Jabodetabek dari PT Kereta Api Indonesia sebesar Rp 3,5 triliun pada kuartal I-2018.

"KAI sudah siapkan dana Rp 12,5 triliun untuk LRT, ting­gal bergulir saja. Kami sudah dapat pembayaran untuk peker­jaan dan sekarang kami sedang menunggu pembayaran tahap kedua untuk pekerjaan periode kuartal IV-2018 sebesar Rp 1,8 triliun dan sekarang masih di­evaluasi BPKP," kata Budi.

Jawab Kritik

Belakangan proyek LRT men­uai kritik lantaran dianggap pemborosan. Proyek bahkan memicu adanya markup angga­ran karena terlihat adanya tiang yang tinggi dan melayang.

Kritik itu disampaikan Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah be­berapa waktu lalu.

Direktur Utama PT Adhi Karya (Persero) Budi Harto pun menjelaskan, selaku kontraktor proyek LRT dia menyebut pem­bangunan proyek LRT secara elevated sudah dilakukan kajian yang mendalam.

"Termasuk juga penghitungan ruang di daerah Jakarta dan seki­tarnya," terangnya.

Menurut dia kajian pemban­gunan LRT, dilakukan dua hal yakni dilakukan di bawah tanah (underground) atau elevated (layang).

Hal tersebut dikarenakan lahan dan ruang yang tersedia di wilayah Jakarta dan sekitarnya sangat terba­tas, sehingga dua pilihan tersebut­lah yang harus dilakukan.

"Di Jakarta itu sudah tidak mungkin bangun yang at grade (rata atau sejajar dengan tanah). Di sini pilihannya hanya dua, elevated atau underground," jelas Budi.

"Jadi karena kondisi lingkun­gan, kalau di Cibubur-Bogor itu 70 persen itu at grade, 30 persen elevated karena di sana lahan kosong masih banyak. Itu pro­gramnya sudah ada tapi belum," imbuhnya.

Lebih rinci Budi Harto men­gungkapkan, mengenai alasan­nya tidak membangun LRT se­jajar dengan tanah. Menurutnya, jika LRT dibangun di bawah tanah maka akan mengganggu transportasi lainnya yang sudah lebih dahulu ada. Sebut saja sep­erti commuter line hingga kereta komersial baik antar kota mau­pun kereta lokal. Apalagi saat ini saja lalu lintas kereta commuter line sudah terlampau padat, sehingga jika ditambah dengan LRT akan semakin membebani lalu lintas kereta di kawasan Jabodebek. ***

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

UPDATE

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Pramono Putus Rantai Kemiskinan Lewat Pemutihan Ijazah

Senin, 22 Desember 2025 | 17:44

Jangan Dibenturkan, Mendes Yandri: BUM Desa dan Kopdes Harus Saling Membesarkan

Senin, 22 Desember 2025 | 17:42

ASPEK Datangi Satgas PKH Kejagung, Teriakkan Ancaman Bencana di Kepri

Senin, 22 Desember 2025 | 17:38

Menlu Sugiono Hadiri Pertemuan Khusus ASEAN Bahas Konflik Thailand-Kamboja

Senin, 22 Desember 2025 | 17:26

Sejak Lama PKB Usul Pilkada Dipilih DPRD

Senin, 22 Desember 2025 | 17:24

Ketua KPK: Memberantas Korupsi Tidak Pernah Mudah

Senin, 22 Desember 2025 | 17:10

Ekspansi Pemukiman Israel Meluas di Tepi Barat

Senin, 22 Desember 2025 | 17:09

Menkop Dorong Koperasi Peternak Pangalengan Berbasis Teknologi Terintegrasi

Senin, 22 Desember 2025 | 17:02

PKS Kaji Usulan Pilkada Dipilih DPRD

Senin, 22 Desember 2025 | 17:02

Selengkapnya