Berita

Foto/Net

Politik

DPD Dorong Perbaikan Sistem Data Pemilih

RABU, 27 JUNI 2018 | 23:07 WIB | LAPORAN:

Hasil data pemilih dalam Pilkada Serentak 2018 masih terdapat data invalid di Desa Reksosari, Kecamatan Suruh, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah.

Demikian disampaikan Ketua Komite I DPD RI Akhmad Muqowam saat melakukan pengawasan pilkada bersama Lurah Reksosari Agus Muwazir Tontowi dan Panitia Pemungutan Suara (PPS) Reksosari di Kantor Desa Reksosari, Rabu (27/6).

Menurutnya, masih ada data pemilih invalid sebanyak 81 suara dari 4183 total suara di Reksosari.


"Dari data PPS yang saya baca itu ada 81 data pemilih yang masih invalid, karena NIK tidak sesuai nama dan keterangan di identitas yang tidak sesuai," terang Muqowam.

Hal tersebut diamini oleh Bagian Pengolahan Data PPS Reksosari Asna Risanti yang mengolah data pemilih di Reksosari. Hal tersebut terjadi karena revisi data pemilih yang diperbaharui melalui Sistem Informasi Data Pemilih (Sidalih) tidak semuanya bisa terkoreksi dengan baik.

"Jadi setelah data pemilih diperbaharui di Sidalih, ada beberapa data yang tidak berubah kemudian malah menjadi data ganda. Menurut catatan kami ada 81 data pemilih yang invalid dan 10 data pemilih ganda hingga pilkada berlangsung pada 10 TPS di Reksosari. Tentu ini akan menjadi laporan dan catatan penting untuk pilkada selanjutnya," terang Asna.

Dia menambahkan, pihaknya memerlukan waktu sekitar tujuh bulan melaksanakan tugas 80 persen permasalahan di data pemilih.

Sementara, Ketua PPS Reksosari Edi Sumarno mengatakan, sosialisasi peraga kampanye belum efektif karena masih banyak warga yang bingung dengan calon kepala daerah yang akan dipilih. Sebabnya warga sudah berusia senja atau bekerja di luar kota dan kembali hanya untuk mencoblos.

Daripada itu, Muqowam berharap agar Sidalih bukan hanya menjadi dalih untuk membenarkan data pemilih tapi juga valid dan bisa dipertanggungjawabkan.

"Ke depan, saya ingin Sidalih ini bisa diperbaharui. Sehingga ketika direvisi datanya langsung benar dan tidak terjadi data invalid data pemilih ganda yang justru muncul setelah direvisi," imbuhnya. [wah]   

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Pemkot Bogor Kini Punya Gedung Pusat Kegawatdaruratan

Senin, 29 Desember 2025 | 10:12

Dana Tunggu Hunian Korban Bencana Disalurkan Langsung oleh Bank Himbara

Senin, 29 Desember 2025 | 10:07

1.392 Personel Gabungan Siap Amankan Aksi Demo Buruh di Monas

Senin, 29 Desember 2025 | 10:06

Pajak Digital Tembus Rp44,55 Triliun, OpenAI Resmi Jadi Pemungut PPN Baru

Senin, 29 Desember 2025 | 10:03

Ketum KNPI: Pelaksanaan Musda Sulsel Sah dan Legal

Senin, 29 Desember 2025 | 09:51

Bukan Soal Jumlah, Integritas KPU dan Bawaslu Justru Terletak pada Independensi

Senin, 29 Desember 2025 | 09:49

PBNU Rukun Lagi Lewat Silaturahmi

Senin, 29 Desember 2025 | 09:37

PDIP Lepas Tim Medis dan Dokter Diaspora ke Lokasi Bencana Sumatera

Senin, 29 Desember 2025 | 09:36

Komisi I DPR Desak Pemerintah Selamatkan 600 WNI Korban Online Scam di Kamboja

Senin, 29 Desember 2025 | 09:24

Pengakuan Israel Atas Somaliland Manuver Berbahaya

Senin, 29 Desember 2025 | 09:20

Selengkapnya