Berita

Foto/Net

Bisnis

Pelemahan Kurs Perlu Diwaspadai

Nilai Impor Membengkak
RABU, 27 JUNI 2018 | 10:28 WIB | HARIAN RAKYAT MERDEKA

Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Bhima Yu­dhistira Adhinegara menilai, defisit perdagangan pada bulan Mei lalu juga dipengaruhi pele­mahan kurs rupiah.

"Itu tercermin dari harga rata-rata barang impor non migasnya turun -2,5 persen (mtm) dari 1.290 dolar AS per ton jadi 1.258 dolar AS per ton. Tapi nilai impornya justru naik signifikan. Artinya nilai impor bengkak karena selisih kurs rupiah dan dolar," kata Bhima kepada Rakyat Merdeka, Senin (25/6).

Sementara pada bulan Mei, lanjut Bhima, terutama menje­lang Lebaran permintaan kon­sumsi BBM yang naik sehingga membuat defisit migas menjadi 1,2 miliar dolar AS. Jumlah itu melebihi defisit periode yang sama tahun 2017 yakni 497 juta dolar AS. "Tekanan harga minyak yang mahal diprediksi akan memperburuk neraca mi­gas hingga akhir tahun ini," ujarnya.


Jika terus berlanjut, menurut Bhima, defisit dagang akan memu­kul kurs rupiah akibat permintaan valas terutama dolar meningkat untuk kebutuhan impor.

Bhima mewanti-wanti ke­mungkinan terjadi gelom­bang Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) di sektor yang terkena dampak pelemahan ekspor khususnya di komoditas perkebunan dan pertambangan. Menurutnya, penurunan kinerja ekspor akan menghambat laju pertumbuhan ekonomi. "Target 5,4 persen nampaknya bakal meleset menjadi 5,1 persen alias melanjutkan stagnasi ekonomi dalam jangka panjang," sam­bung Bhima.

Bhima juga meminta pemerintah mencermati efek perang dagang khususnya di sektor otomotif Eropa. Hal itu berpo­tensi menggerus ekspor karet sebagai bahan baku komponen otomotif.

"Exit strategy lain yang perlu dilakukan pemerintah adalah segera membuat pertemuan bilateral dengan AS, China, India dan negara Uni Eropa untk memitigasi dampak perang da­gang. Selain itu Pemerintah dan pengusaha diharapkan mengam­bil sikap oportunistik untuk me­manfaatkan celah perang dagang ini," tegasnya. ***

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

UPDATE

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Pramono Putus Rantai Kemiskinan Lewat Pemutihan Ijazah

Senin, 22 Desember 2025 | 17:44

Jangan Dibenturkan, Mendes Yandri: BUM Desa dan Kopdes Harus Saling Membesarkan

Senin, 22 Desember 2025 | 17:42

ASPEK Datangi Satgas PKH Kejagung, Teriakkan Ancaman Bencana di Kepri

Senin, 22 Desember 2025 | 17:38

Menlu Sugiono Hadiri Pertemuan Khusus ASEAN Bahas Konflik Thailand-Kamboja

Senin, 22 Desember 2025 | 17:26

Sejak Lama PKB Usul Pilkada Dipilih DPRD

Senin, 22 Desember 2025 | 17:24

Ketua KPK: Memberantas Korupsi Tidak Pernah Mudah

Senin, 22 Desember 2025 | 17:10

Ekspansi Pemukiman Israel Meluas di Tepi Barat

Senin, 22 Desember 2025 | 17:09

Menkop Dorong Koperasi Peternak Pangalengan Berbasis Teknologi Terintegrasi

Senin, 22 Desember 2025 | 17:02

PKS Kaji Usulan Pilkada Dipilih DPRD

Senin, 22 Desember 2025 | 17:02

Selengkapnya