Bos Garuda Indonesia menyambangi kantor Kementerian Koordinator (Kemenko) Bidang Kemaritiman guna mencari solusi tuntutan karyawan yang tergabung dalam Asosiasi Pilot Garuda (APG) dan Serikat Karyawan Garuda (Sekarga). Mediasi dilakukan namun masih belum menemui titik temu.
Pertemuan mediasi dipÂimpin langsung oleh Menko Kemaritiman Luhut Binsar PanÂdjaitan. Rapat tersebut juga dihadiri oleh perwakilan dari Kementerian Perhubungan, KeÂmenterian Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Kementerian Keuangan, hingga perwakilan dari Kantor Staf Presiden.
Direktur Utama Garuda IndoÂnesia Pahala NMansury menÂgatakan, pihaknya terus terbuka dalam mencari titik temu dengan para pekerja. Salah satunya melalui pertemuan kedua pihak yang dimeÂdiasi Satuan Tugas (Satgas) bentuÂkan Kemenko Kemaritiman.
Ia menuturkan, mediasi terseÂbut merupakan lanjutan dari pembahasan di satgas yang lalu. Sayangnya, dari pertemuan ini belum juga didapatkan kesepakÂatan antar kedua belah pihak.
"Tadi melanjutkan pembaÂhasan Satgas yang lalu, jadi melakukan mediasi antara manaÂjemen dengan Sekretariat BersaÂma Serikat Karyawan PTGaruda Indonesia (Sekarga)," papar PaÂhala di Jakarta, kemarin.
Pahala mengklaim, selama ini manajemen selalu terbuka untuk bisa berdiskusi mencari titik temu. Hal ini sesuai dengan araÂhan Menko Kemaritiman, Luhut Panjaitan agar kedua pihak bisa mencari solusi bersama yang bisa disepakati bersama.
"Tentunya pihak manajemen Garuda Indonesia selalu terbuka untuk berdiskusi. Kita terus cari tiÂtik temunya, apakah terkait dengan kebijakan perusahaan, kebijakan SDM (Sumber Daya Manusia). Arahannya dari Pak Menko juga begitu," katanya.
Meski tengah terjadi kemelut, Pahala memastikan, pelayanan Garuda Indonesia kepada pelanggan tidak akan berkurang. Ia berharap, permasalahan tersebut bisa cepat terselesaikan. "Mudah-mudahan, sebelum akhir minggu pertama buÂlan Juli ini kita sudah bisa bertemu dalam satu pemahaman yang sama," harap bekas Direktur Keuangan PT Bank Mandiri Tbk itu.
Sebelumnya, Asosiasi Pilot GarÂuda (APG) dan Serikat Karyawan Garuda (Sekarga) menyatakan tetap akan melakukan aksi mogok kerja jika belum ada solusi terbaik dari pihak pemerintah.
"Menindaklanjuti pemberitaÂhuan kami sebelumnya perihal rencana aksi mogok yang akan dilakukan. Kami menyatakan akan melakukan aksi mogok palÂing lambat pada Minggu kedua Juli 2018," kata Ketua Umum Sekarga, Ahmad Irfan dalam keterangan resminya.
Sedangkan selama periode arus mudik dan arus balik LebaÂran, mereka akan tetap bekerja seperti biasanya. "Kami menyaÂtakan sangat mendukung kegiaÂtan operasional untuk kelancaran arus mudik dan balik Lebaran 2018," pungkasnya.
Manajemen Nggak BecusBekas Menko Kemaritiman Rizal Ramli membongkar masalah yang membuat PT Garuda IndoÂnesia (Persero) tak kunjung memÂbaik. Ia pun memberikan solusi agar maskapai nasional tersebut bisa memiliki kinerja yang moncer.
Rizal menjelaskan, Garuda InÂdonesia terus mengalami kerugian dalam beberapa tahun terakhir. Ia mencatat pada 2014 Garuda rugi 399,3 juta dolar AS. Tahun lalu juga mencatatkan kerugian 213,4 juta dolar AS. Sedangkan untuk tahun ini kerugiannya diperkirakan mencapai 256 juta dolar AS.
Rizl menegaskan, masalah utama yang membuat Garuda terus menÂgalami kerugian adalah manajamen yang tidak benar. Menurutnya, pengangkatan direksi Garuda tidak berlandaskan kompetensi. Selain itu jumlah direksi terlalu banyak.
"Manajemen juga tidak berani mengambil keputusan untuk pemÂbatalan dan rescheduling pembeÂlian pesawat-pesawat yang tidak diperlukan," katanya, kemarin.
Dengan berbagai ongkos opÂerasional yang cukup tinggi, seÂharusnya manajemen terutama direksi Garuda berani memoÂtong biaya via cross cutting, cross the board. Sayangnya, hal tersebut tidak dilakukan.
Cara yang dijalankan justru melakukan pemotongan anggaran di sektor training. Hal tersebut justru membahayakan. "Padahal bisnis penerbangan intinya adaÂlah safety-nya," ingat Rizal.
Di luar itu, strategi marketÂing Garuda juga dinilai Rizal amburadul. "Yang seharusnya preÂmium airline malah dicampur denÂgan strategi low cost carrier, seperti Citylink. Padahal Garuda disegani karena reputasi, safety yang tinggi, dan memiliki kualitas pelayanan terbaik di dunia," kata Rizal.
Menurut Rizal, kerugian ini bisa dihilangkan jika ada rumuÂsan strategi yang bagus. Ia pun memiliki beberapa masukan agar maskapai tersebut bisa untung kembali dalam waktu kurang dari dua tahun.
"Sebagai prasyarat awal perlu dilakukan overhaul komisaris dan manajemen Garuda Indonesia Airways," saran Rizal. ***