Setelah melakukan peÂnundaan dua kali, Kementerian Pekerjaan Umum dan PerumaÂhan Rakyat (PUPR) berencana memberlakukan integrasi tarif Tol Lingkar Luar Jakarta/JaÂkarta Outer Ring Road (JORR) pada pekan ini.
"Pemberlakuannya pada minggu ini, karena pengusaha truk menunggu betul itu. Jadi, tujuan utamanya memang buat logistik," kata Menteri PUPR Basuki Hadimuljono di JaÂkarta, kemarin.
Basuki mengatakan, dirinya sudah meminta Badan Usaha Jalan Tol (BUJT) melakukan sosialisasi secara intensif keÂpada masyarakat.
Dia mengakui, integrasi tarif Tol JORR akan merugikan pengguna tol jarak pendek. Menurutnya, pihaknya saat ini tengah mengkaji pemberian diskon tarif tol bagi pengguna tol jarak pendek agar tidak keberatan. "Mungkin (beriÂkan diskon-red), kami akan lihat itu. Yang jelas ini bukan kenaikan tarif terselubung," tegasnya.
Seperti diketahui, penerapan integrasi tarif tol ditunda dua kali dari semula akan diterapÂkan pada 13 Juni dan 20 Juni. Kementerian PUPR beralasan penundaan dilakukan karena sosialisasi ke masyarakat masih kurang.
Rencana integrasi tarif tol menuai polemik di masyarakat. Sebagian masyarakat meÂmandang kebijakan tersebut tidak adil. Karena tarif yang dikenakan tidak sesuai dengan jasa yang digunakan. PengÂguna jalan tol jarak pendek harus membayar tarif dengan harga lebih mahal. Sementara, penguna jarak jauh membayar lebih murah dari seharusnya. BUJT telah mengumumkan tarif integrasi JORR ditetapkan Rp 15.000 sekali masuk.
Sementara itu, Kepala Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Kementerian PUPR, Herry Trisaputra Zuna, mengatakan, integrasi tarif tol JORR keÂmungkinan dilakukan bulan depan. "Beliau (menteri) biÂlang evaluasi seminggu. BeÂrarti pemberlakuan awal Juli," ungkapnya.
Ketua harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) Tulus Abadi menilai, pemberlakuan integrasi tarif tol dapat dilakukan sepanjang operator memenuhi persyaratan. Antara lain, integrasi bukan benÂtuk kenaikan tarif terselubung. Jika tujuannya untuk mencari keuntungan, bisa dianggap meÂlanggar aturan. ***