Berita

Joko Widodo/Net

Politik

Jokowi Pilih Ketum Parpol Jadi Cawapres, Koalisi Pendukung Pemerintah Bubar

SABTU, 23 JUNI 2018 | 20:44 WIB | LAPORAN:

Ketua umum partai pendukung petahana, dirasa tidak layak untuk menjadi Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) untuk menjadi calon wakil presiden pada Pemilu tahun 2019.

Pengamat Politik yang juga Direktur Eksekutif Poltracking Indonesia, Hanta Yuda AR mengatakan, Jokowi harus memilih sosok yang tepat agar koalisi partai pendukungnya tak 'kabur' ke kubu lain.

"Kalau Pak Jokowi ambil salah satu ketua umum partai pendukung, (partai koalisi) yang lain bisa pergi," katanya saat ditemui di kawasan Jalan Thamrin, Jakarta Pusat, Sabtu (23/6).


Untuk itu, ada lima syarat yang harus dipertimbangkan secara matang. Syarat yang pertama menurut dia adalah memiliki tingkat elektabilitas yang terbilang tinggi.

"Karena Pak Jokowi meskipun paling tinggi dalam segi elektabilitas, Pak Jokowi belum aman. Karena itu Pak Jokowi membutuhkan vigur yang elektabilitasnya tinggi," jelasnya.

Nah, syarat yang kedua inilah yang membuat para ketua umum pendukung Jokowi harus merelakan ambisinya dikubur sedalam-dalamnya. Pasalnya, tak hanya akan membuat partai pendukung lain hengkang dari koalisi, PDIP sebagai partai pengusung utama Jokowi pun pasti tak akan rela jika nanti di Pilpres tahun 2024 vigur internal dari partainya justru kalah dengan wapres Jokowi.

"(Syarat) yang kedua menurut saya jangan ketua umum partai. Kalau ketua umum partai, itu akan merusak konsolidasi dan soliditas koalisi. PDIP saja belum tentu mau terima. Karena setelah 2019 nanti si cawapres kemudian menang 2024 nanti, itu berbahaya," urainya.

"Karena itu kriteria yang ketiga sebaiknya bukan ketua umum partai. Tidak harus non partai, tapi dia tidak terasosiasi kuat untuk ekor jas itu loh. Rebutan antar partai," lanjutnya.

Syarat yang keempat, tambahnya, sosok yang akan dipilih Jokowi sebagai cawapres haruslah orang yang memiliki pengalaman mempuni sebagai pemimpin.

"Pengalaman yang cukup kuat untuk melengkapi Pak Jokowi," imbuhnya.

Syarat yang kelima ujarnya, yakni Jokowi harus memilih cawapres yang memiliki kedekatan secara emosional.

"Kecocokan secara vigur agar tidak terjadi matahari kembar," pungkasnya. [sam]

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

KPK Usut Pemberian Rp3 Miliar dari Satori ke Rajiv Nasdem

Selasa, 30 Desember 2025 | 16:08

Rasio Polisi dan Masyarakat Tahun 2025 1:606

Selasa, 30 Desember 2025 | 16:02

Tilang Elektronik Efektif Tekan Pelanggaran dan Pungli Sepanjang 2025

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:58

Pimpinan DPR Bakal Bergantian Ngantor di Aceh Kawal Pemulihan

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:47

Menag dan Menko PMK Soroti Peran Strategis Pendidikan Islam

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:45

Jubir KPK: Tambang Dikelola Swasta Tak Masuk Lingkup Keuangan Negara

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:37

Posko Kesehatan BNI Hadir Mendukung Pemulihan Warga Terdampak Banjir Bandang Aceh

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:32

Berikut Kesimpulan Rakor Pemulihan Pascabencana DPR dan Pemerintah

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:27

SP3 Korupsi IUP Nikel di Konawe Utara Diterbitkan di Era Nawawi Pomolango

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:10

Trump ancam Hamas dan Iran usai Bertemu Netanyahu

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:04

Selengkapnya