Ketua Bidang Advokasi dan Hukum DPP Partai Gerindra, Habiburokhman memastikan ucapannya tentang mudik neraka di Merak bukan informasi bohong alias hoax.
Dia menegaskan bahwa kemacetan panjang dan mengerikan memang terjadi di Merak pada tanggal 13 Juni lalu.
“Keterangan saya yang beberapa hari lalu tentang kemacetan yang terjadi di Merak pada tanggal 13 Juni adalah pernyataan yang saya yakini benar,†kata Habib usai melapor di Bareskrim Polri, Gambir, Jakarta Pusat, Kamis (21/6).
Informasi Habiburokhman ini sempat diragukan. Sebab dia tidak mengalami langsung kejadian itu. Habiburokhman bahkan diketahui pergi mudik ke Lampung dengan menaiki pesawat dari Bandara Soekarno-Hatta. Sementara yang lewat Merak adalah sopir pribadinya, Wartono.
Demi menjawab keraguan para pewarta akan ucapan tentang mudik neraka itu, ketua Dewan Pembina Advokat Cinta Tanah Air (ACTA) itu menelepon langsung Wartono di hadapan awak media.
“Pak Warto, tolong diceritakan kepada saya setelah anda mengantarkan saya dari airport terus anda ke Merak sampai naik kapal,†kata Habib saat menelpon sopirnya Wartono.
Melalui sambungan telepon yang diperbesar volume suaranya, Wartono menjelaskan bahwa setelah mengantarkan majikannya ke Bandara Soetta, dia terjebak kemacetan di jalan tol arah ke Merak.
“Sekitar jam 6 kurang itu saya sampai di gerbang tol Merak. Di tol itu menuju masuk pelabuhan kendaraan sudah tidak bergerak alias macet total,†suara Wartono melalui telepon.
“Clear kan. Sebening kristal, jadi kita ngga ngarang. Jadi yang melaporkan saya semalam ya siap-siap aja. Atas konsekuensi apa yang dia lakukan,†timpal Habiburokhman.
Dia telah melaporkan balik mahasiswa bernama Danick Danokonyang yang melaporkan dirinya atas tuduhan menyebarkan informasi palsu alias hoax soal mudik neraka.
Danick menilai pernyataan Habiburokhman soal kemacetan di Pelabuhan Merak, Banten, pada 13 Juni 2018 tidak sesuai dengan fakta lapangan.
Danick mengaku pada tanggal yang sama berada di Merak dan tidak menemukan kemacetan seperti yang digambarkan Habiburokhman.
[ian]