Nasaruddin Umar/Net
Nasaruddin Umar/Net
KEMAMPUAN profokatif dan memancing emosi umat merupakan salahÂsatu keahlian kelompok radikal-teroris. Mereka amat terampil memainkan emosi dan sentimen keaÂgamaan umat di dalam meraih pengaruh dan mencapai tujuannya. Emosi keagamaan jauh lebih sensitif dibanding emosi priÂmordial, semisal kesukuan dan kekeluargaan. Motivasi agama bisa menjadi pemicu adrenalin paling dahsyat. Gugur karena membela etnik dan keluarga tidak ada jaminan syurga. Akan tetapi gugur karena membela panji-panji agama ada jaminan masuk ke dalam syurga. Untuk pembelaan agama berlaku sebuah motto: 'isy kariman au mut syahidan (hidup mulia atau mati syahid). Tidak heran jika ada perang membela jalan Tuhan selalu ramai dan bahkan dicari. Dalam lintasan sejarah perang agama, seringkali orang-orang yang tampil paling depan ialah mereka yang bukan praktisi agama, tetapi pemeluk agama yang berlumuran dosa. Mereka berharap menjadi syuhada, mati di dalam membela agama Tuhan, bisa melewati pintu pemeriksaan (hisab), langsung masuk ke dalam syurga dan mendapatkan bidadari.
Data-data menunjukkan para teroris tidak semuanya ahli ibadah yang tekun menjalankan amalan wajib dan sunnat, tetapi sebagian di antaranya terbeÂbani dengan dosa besar masa lampau, sehingga mereka ingin menebusnya dengan mati syahid. Salahnya ialah mereka menilai mati dengan meledakkan diri bersama bom yang ditujukan kepada sekutu-sekutu kaum kafir dianggap pula mati syahid. Padahal boleh jadi mereka hanya mati konyol bukan mati syahid. Kategori syahid kriterianya sangat panÂjang. Yang pasti tidak boleh nekat meÂlibatkan diri di dalam suatu peran yang mengancam jiwa, seperti meledakkan diri dengan bom untuk membunuh musuh atau menakut-nakuti lawan.
Nabi dan para sahabatnya tidak perÂnah mencontohkan suatu kejadian yang dapat membenarkan bom bunuh diri atau semacamnya. Bahkan dalam hadis ditemukan orang yang bunuh diri sama dengan mati kafir. Orang yang nekat daÂpat dianalogikan dengan bunuh diri dan orang bunuh diri dianggap mati kafir, dan orang kafir tidak boleh dishalati. Itulah sebabnya ada pendapat yang menyataÂkan jenazah para teroris yang bunuh diri tidak perlu diurus secara Islam karena perbuatannya sudah keluar dari koridor Islam.
Populer
Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21
Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58
Senin, 08 Desember 2025 | 19:12
Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53
Jumat, 05 Desember 2025 | 02:00
Jumat, 05 Desember 2025 | 03:03
Jumat, 05 Desember 2025 | 05:02
UPDATE
Selasa, 16 Desember 2025 | 01:30
Selasa, 16 Desember 2025 | 01:22
Selasa, 16 Desember 2025 | 01:04
Selasa, 16 Desember 2025 | 00:38
Selasa, 16 Desember 2025 | 00:12
Selasa, 16 Desember 2025 | 00:06
Senin, 15 Desember 2025 | 23:34
Senin, 15 Desember 2025 | 23:34
Senin, 15 Desember 2025 | 23:10
Senin, 15 Desember 2025 | 23:07