Pengamat kebijakan publik dari Universitas Muhammadiyah Jakarta Hamidi Maghfur mengapresiasi Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian dalam mengamankan persiapan mudik 2018.
Terutama, sejumlah titik rawan keamanan dan kemacetan mampu teratasi dengan baik hingga satu hari menjelang lebaran.
"Salah satunya mungkin Kapolri ya yang begitu sigap mengantisipasi sejumlah kemungkinan. Saya lihat dia cekatan berkoordinasi dengan perhubungan, jasa marga, juga tegas memerintah bawahannya," kata Hamidi dalam keterangannya, Kamis (14/6).
Ia mencontohkan ketika kondisi lalulintas mulai tersendat maka berbagai tindakan langsung diambil seperti penyisiran jalan, penertiban lalulintas, pemberlakuan contraflow, dan lainnya. Bahkan kebijakan maksimum pun sudah dipersiapkan Kapolri Tito Karnavian, yaitu penggunaan diskresi dengan menggratiskan pintu tol.
"Soal keamanaan Kapolri sangat antisipatif. Nyaring sekali di telinga kita Kapolri perintah tembak pelaku begal di tempat. Termasuk baru-baru ini ada aktivitas penangkapan terduga teroris," ungkapnya.
Perayaan Hari Raya Idul Fitri, lanjut Hamidi, merupakan salah satu momen pertaruhan keamanan nasional yang harus betul-betul dijaga. Momen itu dianggap paling rawan terjadinya aksi kriminalitas dan aksi terorisme.
"Termasuk rawan dari kejahatan para penimbun beras dan bahan pokok. Ini yang banyak orang lupakan," imbuhnya.
Ia melihat, perhatian mendalam Kapolri sudah masuk ke area pengamanan kebutuhan pokok ini melalui peningkatan peran Satgas Pangan. Bahkan Kapolri melakukan operasi khusus stabilitas pangan sejak Ramadan dan telah berhasil menangkap 367 tersangka penimbun pangan dengan 465 kasus.
Meski sejauh ini arus mudik aman dan lancar, Hamidi mengingatkan agar negara dalam hal ini kepolisian tidak terlena. Kesiagaan harus lebih ditingkatkan sampai momentum lebaran usai dan masyarakat menjalani arus balik.
"Ya mudah-mudahan tetap aman lancar ya, itu dambaan kita semua" pungkasnya.
[nes]
