Nasaruddin Umar/Net
Nasaruddin Umar/Net
TANTANGAN paling nyaÂta bagi umat Islam dewasa ini ialah pencitraan negatifÂnya di mata dunia internaÂsional akibat ulah segelintir orang yang memaksakan kehendaknya atas nama IsÂlam, yang kemudian diklaim sebagai teroris. Merek terÂorisme yang dihubungkan dengan agama IsÂlam betul-betul telah menodai citra positif agama akhir zaman ini. Sebegitu negatifnya, hingga seorang murtad Mesir, Marx Gabril daÂlam sebuah buku berjudul "Islam and TerrorÂism", mengatakan: "Islam is behind terrorism, not muslims. Muslims are victims". Ia memoÂtong-motong sejumlah ayat dan hadis untuk membenarkan teorinya. Mantan Professor Ilmu Sejarah di Universitas Al-Azhar ini kini memÂprovokasi dunia barat untuk menjauhi Islam. Dia seorang pentolan kelompok liberal yang pernah ditahan di penjara bawah tanah kelomÂpok radikal Mesir, lalu lolos dan mencari perÂlindungan dan fasilitas di AS. Kini hidup seperti selebriti di AS walaupun harus mengorbankan keislamannya.
Kekerasan tidak identik dengan terorisme. Tidak semua tindakan kekerasan adalah tinÂdakan terorisme. Sebaliknya tidak semua tinÂdakan terorisme adalah tindakan kekerasan. Sesungguhnya hal ini sangat tergantung konÂtroversi makna kekerasan dan terorisme itu sendiri. Satu tindakan kekerasan bisa diangÂgap jihad oleh suatu kelompok tetapi kelompok lain menganggapnya tindakan teroris. SebaÂliknya ada stau tindakan atau keputusan yang secara tidak langsung melahirkan korban tetapi sesungguhnya dapat dianggap tindakan terorÂis. Contohnya penjatuhan sanksi sepihak keÂpada suatu kelompok yang menyebabkannya tersiksa, tercekam, terancam eksistensi dan kelangsungan hidupnya, maka itu bisa disebut tindakan teroris meskipun tidak dalam bentuk kekerasan. Di atas segala-galanya, tentu yang paling menentukan dalam hal ini ialah definisi "kekerasan" dan "terorisme".
Sebenarnya merek terorisme yang sering dikonotasikan kepada agama Islam tidak konsisÂten juga. Definisi teroris (terrorism) yang didefiÂnisikan di dalam kamus Oxford, sebuah kamus standard di AS dan Negara-negara Barat, jusÂtru tidak digunakan, karena jika definisi yang dijelaskan dalam Oxford dipergunakan maka AS dan sekutunya juga termasuk dalam kateÂgiri teroris, karena di situ dijelaskan bahwa seÂgala sesuatu yang menimbulkan rasa takut dan mengerikan (fear and trembling), menimbulkan kecemasan(fright), horror dan kepanikan (horÂror and panic), mengakibatkan kelumpuhan soÂsial (social consternations), gangguan dan kekaÂcauan (perturbations), dan ketidak menentuan situasi (trepidations) dan semacamnya disebut kegiatan terorisme. Jika definisi ini dipakai maka sekutu-sekutu Barat juga masuk kategori teroris. Apa lagi aksi-aksi Israil pasti sangat memenuhi syarat untuk disebut teroris. Akan tetapi yang terjadi orang-orang Afganistan yang memperÂtahankan hak-hak atas pendudukan wilayahnya oleh Negara lain disebut teroris dan Israel diseÂbut membela diri.
Populer
Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21
Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58
Senin, 08 Desember 2025 | 19:12
Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53
Jumat, 05 Desember 2025 | 02:00
Jumat, 05 Desember 2025 | 03:03
Jumat, 05 Desember 2025 | 05:02
UPDATE
Selasa, 16 Desember 2025 | 01:30
Selasa, 16 Desember 2025 | 01:22
Selasa, 16 Desember 2025 | 01:04
Selasa, 16 Desember 2025 | 00:38
Selasa, 16 Desember 2025 | 00:12
Selasa, 16 Desember 2025 | 00:06
Senin, 15 Desember 2025 | 23:34
Senin, 15 Desember 2025 | 23:34
Senin, 15 Desember 2025 | 23:10
Senin, 15 Desember 2025 | 23:07