Berita

Foto/RMOL

Politik

Aktivis 98: Ada Perbedaan Nilai Pancasila Di Rezim Orba Dan Reformasi

SABTU, 02 JUNI 2018 | 23:44 WIB | LAPORAN: IDHAM ANHARI

Ketua Umum Rumah Gerakan 98 Bernard Haloho menilai ada perbedaan nilai Pancasila di era Orde Baru dan Reformasi.

Menurutnya saat Presiden kedua Soeharto memimpin pemerintah, Pancasila dijadikan instrumen untuk memukul lawan politik.

Hal ini lantaran penafsiran tunggal menurut rezim berkuasa saat itu. Salah satu contoh memukul sistem khilafah dan komunis.


"Pada saat itu, Pancasila sangat efektif untuk menjadi penyeimbang stabilitas negara," ujarnya dalam diskusi Kopi Politik, Pakubuwono, Jakarta Selatan, Sabtu (2/6).

Lebih lanjut Bernard menjelaskan dalam era reformasi sekarang ini peran Pancasila mulai tergerus dengan kondisi bangsa yang mulai mengarah pada neolib dan perkembangan global.

Menurutnya peran Pancasila harus tetap menonjol dalam menghadapi tantangan kedepan. Sebab sesuai konsensus para pendiri bangsa, Pancasila itu adalah filsafat dasar dari cara hidup bangsa Indonesia.

Dalam lima prinsip dasar Pancasila, sambung Bernard, seluruh kebutuhan berbangsa dan bernegara serta bermasyarakat itu ada di dalam nilai-nilai Pancasila. Bernard menambahkan dengan spirit bingkai Pancasila kita mampu menjaga cita-cita dari para pendiri bangsa.

"Pancasila itu menjadi kebutuhan yang sangat kuat bagi kehidupan berbangsa kita," ujarnya.

Diskusi mengambil tema "Bersatu untuk Indonesia" ini dimoderatori langsung oleh CEO Kopi Politik Todo Tua Pasaribu dengan menghadirkan simpul-simpul aktivis 98 diantaranya, Ketua Proggres 98 Faizal Assegaf, Bernard Haloho Rumah Gerakan 98; Dondi Rivaldi dari Front Eksponen 98, Anton Aritonang, Gerakan Nasional 98, Satyo Purwanto ProDem dan Achmad Kurniawan, Paperti 98. [nes] 

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Sisingamangaraja XII dan Cut Nya Dien Menangis Akibat Kerakusan dan Korupsi

Senin, 29 Desember 2025 | 00:13

Firman Tendry: Bongkar Rahasia OTT KPK di Pemkab Bekasi!

Minggu, 28 Desember 2025 | 23:40

Aklamasi, Nasarudin Nakhoda Baru KAUMY

Minggu, 28 Desember 2025 | 23:23

Bayang-bayang Resesi Global Menghantui Tahun 2026

Minggu, 28 Desember 2025 | 23:05

Ridwan Kamil dan Gibran, Dua Orang Bermasalah yang Didukung Jokowi

Minggu, 28 Desember 2025 | 23:00

Prabowo Harus jadi Antitesa Jokowi jika Mau Dipercaya Rakyat

Minggu, 28 Desember 2025 | 22:44

Nasarudin Terpilih Aklamasi sebagai Ketum KAUMY Periode 2025-2029

Minggu, 28 Desember 2025 | 22:15

Pemberantasan Korupsi Cuma Simbolik Berbasis Politik Kekuasaan

Minggu, 28 Desember 2025 | 21:40

Proyeksi 2026: Rupiah Tertekan, Konsumsi Masyarakat Melemah

Minggu, 28 Desember 2025 | 20:45

Pertumbuhan Kredit Bank Mandiri Akhir Tahun Menguat, DPK Meningkat

Minggu, 28 Desember 2025 | 20:28

Selengkapnya