Berita

Din Syamsuddin/Net

Politik

Din Syamsuddin: Misi Dakwah Tidak Boleh Ganggu Kerukunan

SABTU, 02 JUNI 2018 | 02:51 WIB | LAPORAN: WIDIAN VEBRIYANTO

Seringkali umat Muslim tersinggung terhadap perkembangan misi Kristen di Indonesia. Hal ini karena mereka merasa umatnya digerus.

Apalagi, beberapa penelitian menunjukan bahwa annual growth rate Protestan meningkat, terutama di beberapa kantong Muslim seperti Yogyakarta dan Sumatera Barat.

Data-data seperti ini mengentalkan berkembangnya isu kristenisasi, yang pada gilirannya turut mempengaruhi berkembangnya radikalisme Islam di Indonesia.


Begitu ungkap Utusan Khusus Presiden RI Untuk Dialog Antar Agama dan Peradaban (UKP-DKAAP) Din Syamsuddin saat menghadiri Konferensi Pekabaran Injil 2018 di Brastagi, Sumatera Utara pada 29 hingga 31 Mei lalu.

Menurut Din, sikap ekslusivisme, absolutisme, dan monopolistis adalah masalah pemuka agama di Indonesia saat ini. Apalagi, pemuka agama acapkali menjadikan masyarakat sebagai pasar bebas agama dengan dasar logika kebebasan dan hak azasi.

“Perlu dipahami bahwa misi kerasulan Muhammad SAW adalah menyebarkan rahmat bagi alam semesta. Lil ‘alamin artinya seuruh alam, jadi bukan lil muslimin, atau rahmat hanya untuk seluruh Muslim,” terangnya di hadapan 300 pemuka agama Kristen itu, sebagaimana keterangan tertulis yang diterima redaksi, Sabtu (2/6).

Din menjelaskan bahwa dalam Muyawarah Besar Pemuka Agama Untuk Kerukunan Bangsa yang diselenggarakan oleh Kantor UKP-DKAAP di Jakarta pada Februari lalu, para pemuka agama telah membahas bersama dasar relasi hubungan antar agama yang harus bersandar pada persahabatan dan kemanusiaan sejati.

Kata dia, pertemuan itu juga menyepakati bahwa NKRI berdasarkan Pancasila adalah final.

“Takdir kita adalah hidup sebangsa di dalam kemajemukan. Untuk itu, kita mengaku bahwa bersama kita dari Tuhan, untuk Tuhan dan kemanusiaan. Di dalam Islam, ini yang dimaksudkan dengan rahmatan lil alamin,” ujar mantan Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah itu.

Din menekankan bahwa kerukunan yang diperjuangkan bukan saja berdasarkan kebutuhan bangsa, tetapi juga kebutuhan orang perorang, kelompok per kelompok. Dengan kata lain, kerukunan tidak boleh menghalangi misi dan dakwah.

“Sebaliknya juga, misi dan dakwah tak boleh mengganggu kerukunan,” sambungnya. [ian]

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Pramono Pertahankan UMP Rp5,7 Juta Meski Ada Demo Buruh

Rabu, 31 Desember 2025 | 02:05

Bea Cukai Kawal Ketat Target Penerimaan APBN Rp301,6 Triliun

Rabu, 31 Desember 2025 | 01:27

Penemuan Cadangan Migas Baru di Blok Mahakam Bisa Kurangi Impor

Rabu, 31 Desember 2025 | 01:15

Masyarakat Diajak Berdonasi saat Perayaan Tahun Baru

Rabu, 31 Desember 2025 | 01:02

Kapolri: Jangan Baperan Sikapi No Viral No Justice

Rabu, 31 Desember 2025 | 00:28

Pramono Tebus 6.050 Ijazah Tertunggak di Sekolah

Rabu, 31 Desember 2025 | 00:17

Bareskrim Klaim Penyelesaian Kasus Kejahatan Capai 76 Persen

Rabu, 31 Desember 2025 | 00:05

Bea Cukai Pecat 27 Pegawai Buntut Skandal Fraud

Selasa, 30 Desember 2025 | 23:22

Disiapkan Life Jacket di Pelabuhan Penumpang pada Masa Nataru

Selasa, 30 Desember 2025 | 23:19

Jakarta Sudah On The Track Menuju Kota Global

Selasa, 30 Desember 2025 | 23:03

Selengkapnya