Sebanyak 33 kepala keluarga mengenang tiga tahun penggusuran rumah mereka di Kampung Kunir, PinangÂsia, Jakarta Barat. Pada 25 Mei 2015, saat itu Basuki Tjahaja Purnama alias (Ahok) yang menjabat Gubernur DKI Jakarta menggusur kampung mereka.
Alasannya, banyak rumah yang berdiri di bibir sungai dan tak memiliki izin bangunan. Sekitar 70-an rumah yang berdiri di bantaran Sungai Ciliwung dihancurkan.
Saat Anies Baswedan dan Sandiaga Uno (Anies-Sandi) terpilih menjadi Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta, keduanya menjanjikan akan membangun shelter alias peÂmukiman sementara bagi warga gusuran Kampung Kunir.
"Kita memperingati agar perÂistiwa penggusuran seperti tiga tahun lalu tidak terulang," kata perwakilan Jaringan Rakyat MisÂkin Kota (JRMK) Nurhayati, di Kampung Kunir, Jakarta Barat.
Sesepuh Kampung Kunir, SuÂhadi (62) meminta, warga yang sudah menunggu tiga tahun janÂgan dikhianati. Janji Pemerintah Provinsi (Pempov) DKI Jakarta akan membangun shelter di kamÂpung mereka harus ditepati.
Pria yang sudah tinggal di Kampung Kunir sejak 1980 ini menegaskan, warga akan terus mengawal pelaksanaan pembanÂgunan shelter yang dijanjikan Anies-Sandi. "Dikatakan shelter rampung habis lebaran. Kami alhamdulillah karena ini yang memang sudah ditunggu-tungÂgu sama warga. Kami tunggu betul," ucap Suhadi.
Diungkapkannya, sebagian dari korban gusuran dari sekitar 30 Kepala Keluarga (KK) sudah ada yang pindah domisili dan kembali ke kampumg halaman. "Jadi tak sebanyak sebelumnya. Yang masih bertahan dan akan menempati shelter cuma 33 KK. Mereka itu yang masih bertahan, kebanyakan ngontrak dan tingÂgal di sekitar sini. Harapannya, dulu ada kampung, setelah ini ada kampung lagi," sebutnya.
Menanggapi hal itu, Sekretaris Daerah (Sekda) DKI Jakarta Saefullah menargetkan, pemÂbangunan shelter di Kampung Kunir, kelar usai lebaran.
"Saya sudah minta kepada Pak Wali Kota, Camat dan LuÂrah untuk membenahi lahan di lokasi pembuatan shelter bulan ini juga. Pak Lurah minta waktu tujuh hari, saya tawar jadi lima hari," ujar Saefullah.
Shelter bakal dibangun di laÂhan kosong yang ada di belakang Kantor Kecamatan Tamansari, Jakarta Barat. "Kita ratakan dulu lahan ini. Targetnya sebelum lebaran sudah dicor," tandas Saefullah.
Nantinya, shelter yang akan dibangun di Kampung Kunir seÂbanyak 33 unit. Jumlah ini meruÂpakan kesepakatan antara warga dengan Pemprov DKI Jakarta.
Setiap unit shelter akan memiÂliki luas 3x6 meter. Selain itu juga akan dibuatkan mushalla seluas 3x5 meter. Juga toilet dan tempat cuci bersama.
"Lama pengerjaan sekitar tuÂjuh minggu terhitung dari awal pengerjaan bulan ini sebelum lebaran. Anggarannya ini kita minta dari CSR Jaya Kontruksi, biayanya sekitar Rp 2,5 miliar," ujar Saefullah.
Sebelumnya, pembangunan shelter menemui kendala. Dari mulai lahan kosong hingga aturan yang melandasinya. UnÂtuk menerobos kebuntuan ini, Gubernur Anies menerbitkan Surat Keputusan (SK) Gubernur Nomor 878 tahun 2018 tentang Gugus Tugas Pelaksanaan PenaÂtaan Kampung dan Masyarakat pada 21 Mei 2018.
Pada intinya, SK tersebut beriÂsi pembangunan 21 kampung pra sejahtera. Wakil Gubernur DKI Jakarta, Sandiaga Uno menyebut Kampung Akuarium, Pademangan, Jakarta Utara dan Kampung Kunir, Pinangsia, TaÂman Sari, Jakarta Barat menjadi dua kampung awal yang akan dibangun.
Setelah Kampung Akuarium dan Kampung Kunir, Sandi menyebut terdapat sejumlah kampung yang menjadi target penataan, di antaranya Kampung Lodan, Kampung Tanah Merah dan Kampung Elektro wilayah Jakarta Utara; Kampung Kali Apuran, Kampung Rawa Barat, dan Kampung Guji Baru wilayah Jakarta Barat; wilayah Jakarta Selatan menyasar Kampung Baru dan Kampung Prumpung di wilayah Jakarta Timur. ***