Berita

Soeharto/Net

Politik

Sri Bintang: Soeharto Lengser Karena Asing Dan Aseng

SENIN, 21 MEI 2018 | 06:47 WIB | LAPORAN:

Jatuhnya kepemimpinan Soeharto tak semata desakan mundur dari para aktivis.

"Tahun 98 setelah Trisakti terbunuh Jakarta dibakar, itu yang masuk ke MPR itu cuma 25 ribu orang. Jadi siapa yang sebetulnya yang menjatuhkan? Yang menjatuhkan asing dan aseng," ujar aktivis malari 1974, Sri Bintang Pamungkas di Rumah Kedaulatan Rakyat, Jalan Setiabudi, Jakarta Selatan, Minggu (20/5).

Menurut Sri Bintang, ada peran Presiden Amerika Serikat periode 1993-2001 yakni Bill Clinton di balik lengsernya kepemimpinan Soeharto. Kala itu Bill risau karena permasalahan Timor Timur tak kunjung terselesaikan dan malu saat dibuat konferensinya oleh sidang keamanan PBB.


"Oleh karena itu Bill Clinton mengatakan oke kalau gitu Soeharto sudah dikasih 20 tahun tidak bisa menyelesaikan Timor Timur dia harus jatuh, dia minta tolong sama James Riady tuan penolongnya Bill Clinton ketika kampanye mau jadi presiden," lanjut tokoh pergerakan kelahiran Tulungagung ini.

"Saya, saudara Pong dan lain-lain itu ikut menjatuhkan Soeharto tetapi karena keinginan sendiri, karena memang Soeharto sudah harus dihentikan tetapi di belakang itu ada asing dan aseng yang bermain dan 98 memang akhirnya (Soeharto) jatuh," tambahnya.

Soeharto masih enggan mundur. Namun pada 20 Mei malam harinya Soeharto menelepon BJ Habibie.

"Kenapa Pak Harto mau mundur? karena ditelepon sama Medeleine Albrigt dari Manila yaitu menteri luar negerinya Bill Clinton pada waktu itu. Pak Harto disuruh mundur, Pak Harto taat dan mundur," tutur Sri Bintang.

Menurut Sri Bintang, konspirasi asing dan aseng dalam kejatuhan Soeharto ini luar biasa. Indonesia termasuk kelinci percobaan yang berhasil dengan isu kediktatoran Soeharto lalu dijatuhkan.

"Lalu konstitusi diubah lewat amandemen itu terjadi di Irak, Afganistan, Libya, di Suriah tapi gagal di Suriah," demikian Bintang.[wid]

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Pemkot Bogor Kini Punya Gedung Pusat Kegawatdaruratan

Senin, 29 Desember 2025 | 10:12

Dana Tunggu Hunian Korban Bencana Disalurkan Langsung oleh Bank Himbara

Senin, 29 Desember 2025 | 10:07

1.392 Personel Gabungan Siap Amankan Aksi Demo Buruh di Monas

Senin, 29 Desember 2025 | 10:06

Pajak Digital Tembus Rp44,55 Triliun, OpenAI Resmi Jadi Pemungut PPN Baru

Senin, 29 Desember 2025 | 10:03

Ketum KNPI: Pelaksanaan Musda Sulsel Sah dan Legal

Senin, 29 Desember 2025 | 09:51

Bukan Soal Jumlah, Integritas KPU dan Bawaslu Justru Terletak pada Independensi

Senin, 29 Desember 2025 | 09:49

PBNU Rukun Lagi Lewat Silaturahmi

Senin, 29 Desember 2025 | 09:37

PDIP Lepas Tim Medis dan Dokter Diaspora ke Lokasi Bencana Sumatera

Senin, 29 Desember 2025 | 09:36

Komisi I DPR Desak Pemerintah Selamatkan 600 WNI Korban Online Scam di Kamboja

Senin, 29 Desember 2025 | 09:24

Pengakuan Israel Atas Somaliland Manuver Berbahaya

Senin, 29 Desember 2025 | 09:20

Selengkapnya