Nasaruddin Umar/Net
Nasaruddin Umar/Net
HINGGA saat ini belum ada suatu definisi terorisme yang standar dan disepakati semua pihak. Dua orang pengamat terorisme yaitu Schmid dan Jongman pernah mengemukanan 109 definisi terorisme. Di antara sebanyak itu diklasÂifikasikan seorang militer dari AS bernama JefÂfrey Record menjadi sebanyak 22 perbedaan prinsip satu sama lain. The Oxford Dictionary (US English). Dalam kamus ini, terrorism perÂnah diartikan sebagai "the use of violence and intimidation in the pursuit of political aims," yet The Oxford Dictionary (British & World English (Penggunaan kekerasan dan tekanan di dalam mengejar tujuan-tujuan politik). Namun PeÂmerintah Amerika Serikat sendiri tidak mengÂgunakan definisi ini sebagaimana tercantum di dalam kamus standar mereka. Jika digunaÂkan maka pemerintah AS juga dapat disebut teroris berdasarkan kajian analisis yang sering mendapatkan tekanan. Bahkan dalam kamus itu dinyatakan: "terrorism was defined as govÂernment by intimidation (terorisme ditentukan oleh pemerintah melalui tekanan".
Kini definisi terorisme sudah mengalami evolusi makna yang sangat radikal. Jika daÂhulu kala pelaku atau subjek terorisme lebih banyak dilakukan oleh negara atau pejabatÂnya. Sekarang disepakati untuk tidak mengeÂsankan negara sebagai bagian dari terorisme. Yang penting saat ini, isu terorisme tidak lagi menjadi alat negara untuk menekan kelompok kecil yang sering melakukan tindakan tirani. Dalam literatur klasik, pemerintahan yang keÂjam seperti Firaun yang tega membunuh para perempuan hamil dan anak-anak kecil demi untuk menyingkirkan bakal saingannya disÂebut the reign of terror (pemerintahan yang kejam). Termasuk teroris dalam arti klasik jika ada sebuah rezim menghalalkan segala cara untuk mempertahankan kekuasaannya, atau siapapun yang melakukan abuse of power disÂebut teroris. Salah satu isu Revolusi Perancis dalam abad ke-19 ialah menyingkirkan pemerÂintahan teroris, dengan mengedepankan motÂto: Liberté, égalité, fraternité (kebebasan, keaÂdilan, persaudaraan). Motto ini sesungguhnya merupakan antitesa dari kata terorisme.
Belakangan ini, definisi terorisme mulai bergeser, terutama setelah kelompok Alqaeda dan ISIS merajalela melakukan aksi kekerasan atas nama agama. Kini terorisme berubah menjadi "The use of violence, or the threat of violence, to frighten people in order to achieve a political, soÂcial, or religious goal." (menggunakan cara-cara kekerasan, menakut-nakuti masyarakat untuk meraih kepentingan yang bersifat politik, sosial, dan agama). Dengan kata lain, terorisme sebaÂgai cara-cara tidak terpuji (illegal tactics) yang dilakukan seseorang atau kelompok di dalam mencapai tujuan yang dilakukan, terutama oleh non-state groups. Pengertian seperti ini mempuÂnyai risiko bahwa jika seseorang atau kelompok berusaha memerotes sistem dan gaya politik peÂmerintah bisa saja diklaim menjadi teroris. PaÂdahal mungkin saja ada yang melancarkan kritiÂkan yang bertujuan baik dan luhur, hanya karena tidak sejalan dengan rezim penguasa maka mereka bisa dilabelkan sebagai teroris. Jika ini terjadi maka definisi teroris sebagai antitesa dari motto: Liberté, égalité, fraternité terjadi lagi.
Populer
Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21
Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58
Senin, 08 Desember 2025 | 19:12
Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53
Sabtu, 06 Desember 2025 | 04:08
Sabtu, 06 Desember 2025 | 04:44
Minggu, 07 Desember 2025 | 02:46
UPDATE
Selasa, 16 Desember 2025 | 12:10
Selasa, 16 Desember 2025 | 12:04
Selasa, 16 Desember 2025 | 11:41
Selasa, 16 Desember 2025 | 11:13
Selasa, 16 Desember 2025 | 11:12
Selasa, 16 Desember 2025 | 11:03
Selasa, 16 Desember 2025 | 10:56
Selasa, 16 Desember 2025 | 10:54
Selasa, 16 Desember 2025 | 10:46
Selasa, 16 Desember 2025 | 10:33