Berita

Najib Razak/Net

Dunia

Diduga Korupsi, Najib Razak Dapat Bernasib Seperti Ferdinand Marcos

SABTU, 19 MEI 2018 | 00:52 WIB | LAPORAN: WIDIAN VEBRIYANTO

Kediaman mantan Perdana Menteri Malaysia Najib Razak langsung digeledah polisi usai kalah dalam Pemilu Malaysia 2018 lalu. Lebih dari 350 kotak dan tas berisi uang tunai, perhiasan, dan tas bermerk disita dari tiga rumah milik Najib.

“Termasuk 284 kotak tas dan 72 buah koper berisi uang tunai, perhiasan, jam tangan ,dan barang berharga lainnya,” kata Kepala Polisi Kuala Lumpur, Amar Singh seperti dikutip New York Times, Jumat (18/5).

Amar tidak secara spesifik menyebut nilai pasti dari barang yang disita tersebut. Tetapi dia memastikan bahwa perhiasan Najib yang disita “agak besar”.

Najib dan Rosmah Mansor, berada dalam pusaran skandal dana investasi pemerintah dalam 1Malaysia Developmen Berhad (1MDB) yang berada di bawah pengawasan mereka. Dana investasi ini berjumlah 7,5 miliar dolar AS dan diduga sebanyak 731 juta dolar AS disimpan di rekening pribadi Najib.

Najib yang kalah dari Mahathir Mohamad di Pemilu Malaysia kini dalam ancaman penjara. Sebab, Mahathir dalam janji kampanyenya bertekad menelusuri aliran korupsi dari dana 1MDB itu.

Jika dugaan korupsi yang dituduhkan pada Najib benar, maka pria berusia 64 tahun itu akan bernasib sama dengan mantan Presiden Filipina Ferdinand Marcos.

Bedanya, kala itu Marcos tidak kalah dalam pemilu. Ia menang dalam pemilu tahun 1986. Namun begitu, di tahun yang sama Marcos ditumbangkan lewat Revolusi EDSA yang dipimpin Cory Aquino, janda Benigno Aquino.

Marcos kemudian melarikan diri ke Hawaii dengan menyandang tuduhan telah menggelapkan uang negara dan pinjaman dari luar negeri untuk kepentingannya dan kroni-kroninya.

Marcos meninggalkan utang luar negeri yang fantastis. Di awal kekuasaan Marcos, utang negara Filipina kurang dari 1 miliar dollar AS. Sementara setelah ditinggalkan Marcos pada 1986, utang negara membengkak menjadi 28 miliar dollar AS.

Marcos kemudian meninggal di Honolulu pada tahun 1989 akibat komplikasi penyakit ginjal, jantung, dan paru-paru.

Apakah, Najib Razak akan senasib dengan Ferdinand Marcos sebagai pemimpin yang menjadi pesakitan korupsi usai meninggalkan singgasananya? Kita tunggu lanjutan dari penyelidikan kasus Najib di Malaysia dan komitmen Mahathir mengungkap korupsi di ring satu Malaysia. [***]

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Kaki Kanan Aktor Senior Dorman Borisman Dikubur di Halaman Rumah

Kamis, 02 Mei 2024 | 13:53

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

UPDATE

Pilkada 2024 jadi Ujian dalam Menjaga Demokrasi

Sabtu, 04 Mei 2024 | 23:52

Saling Mengisi, PKB-Golkar Potensi Berkoalisi di Pilkada Jakarta dan Banten

Sabtu, 04 Mei 2024 | 23:26

Ilmuwan China Di Balik Covid-19 Diusir dari Laboratoriumnya

Sabtu, 04 Mei 2024 | 22:54

Jepang Sampaikan Kekecewaan Setelah Joe Biden Sebut Negara Asia Xenophobia

Sabtu, 04 Mei 2024 | 22:43

Lelang Sapi, Muzani: Seluruh Dananya Disumbangkan ke Palestina

Sabtu, 04 Mei 2024 | 22:35

PDIP Belum Bersikap, Bikin Parpol Pendukung Prabowo-Gibran Gusar?

Sabtu, 04 Mei 2024 | 22:16

Demonstran Pro Palestina Capai Kesepakatan dengan Pihak Kampus Usai Ribuan Mahasiswa Ditangkap

Sabtu, 04 Mei 2024 | 21:36

PDIP Berpotensi Koalisi dengan PSI Majukan Ahok-Kaesang di Pilgub Jakarta

Sabtu, 04 Mei 2024 | 21:20

Prabowo Akan Bentuk Badan Baru Tangani Makan Siang Gratis

Sabtu, 04 Mei 2024 | 20:50

Ribuan Ikan Mati Gara-gara Gelombang Panas Vietnam

Sabtu, 04 Mei 2024 | 20:29

Selengkapnya