Berita

Rizal Ramli/net

Bisnis

Ini Yang Bikin Badan Ekonomi Indonesia Lemah

JUMAT, 18 MEI 2018 | 20:40 WIB | LAPORAN: ALDI GULTOM

Ada banyak bukti pemerintah tidak mengelola ekonomi dan utang luar negeri dengan hati-hati.

Ekonom senior eks Menko Perekonomian, Rizal Ramli, mengatakan, pengelolaan ekonomi tidak bisa dibilang prudent jika semua indikator, kecuali primary balance, terdeteksi negatif.

"Lihat semua indikator negatif, except primary balance. Ini yang menyebabkan badan ekonomi Indonesia lemah," katanya.

Rizal merujuk pada data indikator ekonomi Indonesia pada kuartal I 2018 yang diungkap lewat akun twitternya. Di sana tertulis neraca perdagangan migas-2,4; neraca perdagangan jasa -1,4; transaksi berjalan (current account) -5,5; keseimbangan premier 1,7; neraca pendapatan primer -7,9 dan neraca pembayaran -3,9. Data ini bersumber dari Badan Pusat Statistik, Bank Indonesia dan Kementerian Keuangan 2018.

"Ini belum memperhitungkan harga minyak mentah US$ 85-100/barel. Bakal menambah defisit US$ 6-8 Miliar. Begitu kok ngaku kelola ekonomi dengan hati-hati?" sindir eks anggota Panel Ahli Perserikatan Bangsa Bangsa ini.

Data dari Kemenkeu mengungkap utang pemerintah per Maret 2018 sudah mencapai Rp 4.136,49 triliun.

Menkeu, Sri Mulyani, sempat menyatakan bahwa pemerintah mengelola utang dengan prudent.

Klaim itulah salah satu hal yang memicu Rizal Ramli menerima tantangan Presiden Jokowi dan mengajak Sri Mulyani untuk debat terbuka soal utang pemerintah.

Namun, Sri Mulyani tidak mau menerima tantangan debat ilmiah tersebut. Sementara Kementerian Keuangan menerangkan bahwa pemerintah menerapkan strategi untuk mengantisipasi dampak meningkatnya Fed Fund Rate serta ketidakpastian global secara keseluruhan.

Kemenkeu yakin rasio utang akan menurun setelah semester I tahun ini seiring meningkatnya produk domestik bruto (PDB). [ald]

Populer

Sesuai Perintah Prabowo, KPK Harus Usut Mafia Bawang Putih

Minggu, 02 Maret 2025 | 17:41

Duit Sitaan Korupsi di Kejagung Tak Pernah Utuh Kembali ke Rakyat

Senin, 10 Maret 2025 | 12:58

Menag Masih Pelajari Kasus Pelarangan Ibadah di Bandung

Senin, 10 Maret 2025 | 20:00

Digugat CMNP, Hary Tanoe dan MNC Holding Terancam Bangkrut?

Selasa, 04 Maret 2025 | 01:51

Polda Metro Didesak Segera Periksa Pemilik MNC Asia Holding Hary Tanoe

Minggu, 09 Maret 2025 | 18:30

Lolos Seleksi TNI AD Secara Gratis, Puluhan Warga Datangi Kodim Banjarnegara

Minggu, 02 Maret 2025 | 05:18

Nyanyian Riza Chalid Penting Mengungkap Pejabat Serakah

Minggu, 09 Maret 2025 | 20:58

UPDATE

Minta Maaf, Dirut Pertamina: Ini Tanggung Jawab Saya

Rabu, 12 Maret 2025 | 13:37

Perempuan Bangsa PKB Bantu Korban Banjir di Bekasi

Rabu, 12 Maret 2025 | 13:33

Perang Tarif Kian Panas, Volkswagen PHK Ribuan Karyawan

Rabu, 12 Maret 2025 | 13:25

Kabar Baik, Paus Fransiskus Tidak Lagi Terkena Serangan Pneumonia Ganda

Rabu, 12 Maret 2025 | 13:23

Pertamina: Harga Avtur Turun, Diskon Pelita Air, Promo Hotel

Rabu, 12 Maret 2025 | 13:23

Rumah Diobok-obok KPK: Apakah Ini Ujung Karier Ridwan Kamil?

Rabu, 12 Maret 2025 | 13:12

Tenaga Ahli Heri Gunawan Hingga Pegawai Bank BJB Dipanggil KPK

Rabu, 12 Maret 2025 | 13:06

KPK: Ridwan Kamil Masih Berstatus Saksi

Rabu, 12 Maret 2025 | 12:47

Raja Adil: Disembah atau Disanggah?

Rabu, 12 Maret 2025 | 12:45

Buntut Efisiensi Trump, Departemen Pendidikan PHK 1.300 Staf

Rabu, 12 Maret 2025 | 12:41

Selengkapnya