Dana besar yang dihamburkan pemerintah untuk penyelenggaraan Annual Meeting IMF-World Bank di Oktober mendatang terus mendapat sorotan publik.
Polemik terus terjadi karena beberapa hal krusial yang disorot, terutama oleh para penentang kebijakan tersebut. Sebut saja situasi perekonomian sehari-hari rakyat yang masih memprihatinkan, angka pertumbuhan ekonomi nasional yang stagnan, juga jumlah penduduk miskin di atas 26 juta orang.
Selain itu, Indonesia memiliki sejarah buruk dengan IMF. Mantan Menteri Keuangan, Rizal Ramli alias RR, pernah mengatakan, Indonesia merupakan satu-satunya negara yang menerima bantuan sekaligus nasihat IMF. Tetapi kerja sama itu berbuah kontraproduktif. Indonesia malah menjadi negara yang paling terpuruk dalam menghadapi krisis moneter 20 tahun silam.
Keputusan menerima uluran tangan IMF merupakan kesalahan terbesar rezim Orde Baru. Pasalnya, IMF menyarankan berbagai program kebijakan yang tak masuk akal dan malah membuat kondisi ekonomi nasional justru semakin terpuruk.
Beberapa saat lalu, Rizal Ramli lewat akun twitternya @RamliRizal, mengungkit besar anggaran yang tidak pantas dikeluarkan di tengah situasi ekonomi yang tidak menguntungkan.
"Anehnya, pertemuan IMF dan WordBank di Bali dengan senang hati akan dibiayai oleh pemerintah Indonesia dengan jumlah yang fantastis 855 milyar saja. Miskin tapi baik hati," tulis RR.
Tweet itu mengundang ratusan komentar pengguna twitter. Satu yang cukup keras berasal dari akun @OomNanang yang merepons "Bukan karena baik hati, tetapi lebih dikarenakan sudah menjadi jongos budak kacung IMF." Tak lupa ia menyertakan #2019GantiPresiden.
Sedangkan @tetsuchan_mom menduga ada mark up "gila-gilaan" di balik angka itu.
"855 M itu baru jasa. Sedang infrastrukturnya 6T. Tapi selain itu pemborosan, apa iya sih itu benar2 dipakai ? Krn dr berbagai pembicaraan yg kusimak, itu tamu2 pada membiayai diri sendiri lho pak. Berdasarkan pertemuan th2 sebelumnya. Jd menurutku ini mark up gila2an," tulisnya.
Pekan lalu, Menteri Koordinator Kemaritiman, Luhut Binsar Pandjaitan, sempat menegaskan bahwa dana Rp 800 miliar yang keluar dari APBN untuk Annual Meeting IMF-World Bank malah menguntungkan Indonesia.
"Dengan dana itu, kami manfaatkan sekalian untuk memperbaiki tourist destination," kata Luhut yang menjabat Ketua Panitia Nasional Annual Meeting, di kantornya, Jakarta Pusat, Jumat (11/5).
Luhut menantang mereka yang masih menuduh pemerintah menghamburkan uang di tengah kondisi perekonomian yang masih sulit untuk berhadapan langsung dengannya.
"Sini suruh ngomong sama saya. Clear, saya pertanggungjawabkan semuanya," tegas Luhut.
[ald]