Berita

Kim Kye Gwan/Net

Dunia

Kim Kye Gwan: AS Salah Mengartikan Sikap Korea Utara

KAMIS, 17 MEI 2018 | 17:08 WIB | LAPORAN: TEGUH SANTOSA

Republik Rakyat Demokratik Korea bersedia berdialog untuk mengakhiri ketegangan dengan Amerika Serikat. Sikap positif ke arah perdamaian telah diperlihatkan Pemimpin Tertinggi Korea Utara Kim Jong Un ketika bertemu dua kali dengan Mike Pompeo yang kini menjabat sebagai Menteri Luar Negeri AS.

Namun Korea Utara kecewa karena AS tidak berhenti mengancam dan menyudutkan negara itu. Korut mengancam akan membatalkan pertemuan antara Kim Jong Un dan Donald Trump yang sudah dijadwalkan tanggal 12 Juni di Singapura.

Sikap Korut itu disampaikan Wakil Menlu Korut, Kim Kye Gwan, dalam keterangannya yang diterima redaksi.

"Sebelum KTT DPRK dan AS, komentar tidak terkendali dan memprovokasi secara sembarangan yang disampaikan pihak AS membuat saya benar-benar kecewa. Ini merupakan perilaku yang sangat tidak adil," katanya.

Pejabat-pejabat AS, termasuk Penasehat Keamanan Nasional, Bolton, juga menggunakan terminologi yang sangat mengganggu, seakan-akan AS ingin menghabisi Korut seperti mereka menghabisi Irak atau Libya.

"Ini bukan ekspresi dari niat untuk mengatasi masalah melalui dialog. Ini adalah manifestasi dari sinisme yang jahat untuk membuat kami memiliki nasib seperti Libya atau Irak yang sekarang sudah hancur karena menyerahkan diri mereka kepada big powers," katanya lagi.

"Benar-benar tidak masuk akal AS  berani membandingkan DPRK, negara senjata nuklir, dengan Libya yang saat itu berada di tahap awal pengembangan nukli," sambungnya.

Dia juga mengatakan, AS salah mengartikan sikap Korut belakangan ini.

Kesediaan Korut melakukan pembicaraan damai didasarkan pada pandangan yang luas. Tetapi AS mengartikan itu sebagai tanda kelemahan dan mengatakan kepada dunia bahwa perubahan sikap Korut karena sanksi dan tekanan AS.

Pada bagian akhir pernyataannya, Kim Kye Gwan mengatakan, kalau AS tulus dalam menjalin pembicaraan damai dengan Korut, maka AS akan mendapatkan respon yang positif.

"Tetapi, bila AS berusaha untuk menyudutkan dan untuk memaksa pengabaian nuklir sepihak, kami tidak akan tertarik pada dialog semacam itu, dan akan mempertimbangkan kembali proses pertemuan tingkat tinggi DPRK dan AS," demikian Kim Kye Gwan. [guh]

Populer

Jaksa Agung Tidak Jujur, Jam Tangan Breitling Limited Edition Tidak Masuk LHKPN

Kamis, 21 November 2024 | 08:14

MUI Imbau Umat Islam Tak Pilih Pemimpin Pendukung Dinasti Politik

Jumat, 22 November 2024 | 09:27

Kejagung Periksa OC Kaligis serta Anak-Istri Zarof Ricar

Selasa, 26 November 2024 | 00:21

Rusia Siap Bombardir Ukraina dengan Rudal Hipersonik Oreshnik, Harga Minyak Langsung Naik

Sabtu, 23 November 2024 | 07:41

Ini Identitas 8 Orang yang Terjaring OTT KPK di Bengkulu

Minggu, 24 November 2024 | 16:14

Sikap Jokowi Munculkan Potensi konflik di Pilkada Jateng dan Jakarta

Senin, 25 November 2024 | 18:57

Legislator PKS Soroti Deindustrialisasi Jadi Mimpi Buruk Industri

Rabu, 20 November 2024 | 13:30

UPDATE

Jokowi Tak Serius Dukung RK-Suswono

Jumat, 29 November 2024 | 08:08

Ferdian Dwi Purwoko Tetap jadi Kesatria

Jumat, 29 November 2024 | 06:52

Pergantian Manajer Bikin Kantong Man United Terkuras Rp430 Miliar

Jumat, 29 November 2024 | 06:36

Perolehan Suara Tak Sesuai Harapan, Andika-Hendi: Kami Mohon Maaf

Jumat, 29 November 2024 | 06:18

Kita Bangsa Dermawan

Jumat, 29 November 2024 | 06:12

Pemerintah Beri Sinyal Lanjutkan Subsidi, Harga EV Diprediksi Tetap Kompetitif

Jumat, 29 November 2024 | 05:59

PDIP Akan Gugat Hasil Pilgub Banten, Tim Andra Soni: Enggak Masalah

Jumat, 29 November 2024 | 05:46

Sejumlah Petahana Tumbang di Pilkada Lampung, Pengamat: Masyarakat Ingin Perubahan

Jumat, 29 November 2024 | 05:31

Tim Hukum Mualem-Dek Fadh Tak Gentar dengan Gugatan Paslon 01

Jumat, 29 November 2024 | 05:15

Partisipasi Pemilih Hanya 55 Persen, KPU Kota Bekasi Dinilai Gagal

Jumat, 29 November 2024 | 04:56

Selengkapnya