Berita

Foto: Istimewa

Pertahanan

Deradikalisasi Kerusuhan Mako Brimob Harus Libatkan Ulama

KAMIS, 10 MEI 2018 | 18:25 WIB | LAPORAN:

Operasi penanganan napi teroris di Mako Brimob berakhir pukul 07.15 WIB, Rabu (9/5). Sebanyak 156 napi teroris satu persatu menyerahkan diri.

Majelis Dzikir Hubbul Wathon (MDHW) mengucapkan rasa syukur atas berakhirnya insiden tersebut.

"Alhamdulillah, tragedi Mako Brimob yang menyebabkan lima anggota polisi gugur telah berakhir. Kami ikut berbela sungkawa sedalam-dalamnya atas gugurnya para prajurit-prajurit terbaik kepolisian," kata Sekretaris Jenderal MDHW, Hery Haryanto Azumi lewat siaran persnya, Kamis (10/5).

Dia mengatakan, meski tragedi tersebut sudah berakhir, namun upaya deradikalisasi harus tetap terus dilakukan. Karena proses deradikalisasi tidak bisa dilakukan secara instan. Artinya, perlu dilakukan secara simultan dan berkelanjutan.

"Memang sudah berakhir tragedi ini, namun perlu upaya deradikalisasi secara simultan dan berkelanjutan," papar Wakil Sekjen Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) itu.

Menurut dia, proses deradikalisasi harus melibatkan para ulama (moderat) dari hulu sampai ke hilir. Persoalan deradikalisasi tidak bisa hanya diselesaikan melalui pendekatan hukum, namun dibutuhkan juga pendekatan persuasif mengingat persoalan ini menyangkut mindset dan dogma.

"Ulama harus dilibatkan dari hulu ke hilir. Karena ini sudah menyangkut mindset dan dogma. Pedekatan hukum bagus. Namun pendekatan kultural seperti persuasif juga penting," tambahnya.

Artinya, agar upaya deradikalisasi tersebut komprehensif, peran ulama harus maksimal. "Selain melakukan proses deradikalisasi di pesantren-pesantren, kita mendorong ulama juga dilibatkan dalam proses deradikalisasi di lapas-lapas," terang Hery.

Hery menambahkan bahwa peristiwa Mako Brimob harus menjadi pelajaran bagi kita semua tentang pentingnya mencintai tanah air (hubbul wathon).

"Tragedi Mako Brimob membuat kita belajar tentang pentingnya mencintai tanah air sejak dini. Dengan cinta tanah air sejak dini, perilaku radikal dan saling jegal bahkan saling bunuh terhadap sesama anak bangsa akan dapat kita hindari," tutupnya. [sam]


Populer

Jokowi Kumpulkan Kapolda Hingga Kapolres Jelang Apel Akbar Pasukan Berani Mati, Ada Apa?

Kamis, 12 September 2024 | 11:08

Petunjuk Fufufafa Mengarah ke Gibran Makin Bertebaran

Kamis, 12 September 2024 | 19:48

Jagoan PDIP di Pilkada 2024 Berpeluang Batal, Jika….

Minggu, 08 September 2024 | 09:30

Slank sudah Kembali ke Jalan yang Benar

Sabtu, 07 September 2024 | 00:24

Soal Video Winson Reynaldi, Pemuda Katolik: Maafkan Saja, Dia Tidak Tahu Apa yang Dia Perbuat!

Senin, 09 September 2024 | 22:18

AHY Tuntaskan Ujian Doktoral dengan Nilai Hampir Sempurna

Kamis, 12 September 2024 | 17:12

Ini Kisah di Balik Fufufafa Dikaitkan dengan Gibran

Rabu, 11 September 2024 | 01:15

UPDATE

Jokowi Diduga Kumpulkan Kapolda-Kapolres untuk Kelancaran Aksi Relawan Berani Mati

Minggu, 15 September 2024 | 07:57

Lebih Ideal Anies Bikin Ormas Dulu sebelum Parpol

Minggu, 15 September 2024 | 07:51

Negara Tak Genting, Pengamat Soroti Jokowi Kumpulkan Kapolda-Kapolres di IKN

Minggu, 15 September 2024 | 07:41

Bahas Akun Fufufafa, Pengamat Ini Singgung Wapres Terpilih

Minggu, 15 September 2024 | 07:21

Jakarta Pimpin Perolehan Medali Sementara

Minggu, 15 September 2024 | 07:02

Dua BUMN Masuk "Time World's Best Companies of 2024", Erick Thohir: Luar Biasa

Minggu, 15 September 2024 | 06:56

Riza Patria Optimistis Jakmania Akan Terima Ridwan Kamil-Suswono

Minggu, 15 September 2024 | 06:37

Polda Jateng Pastikan Akan Selidiki Uang Ratusan Juta Mendiang Dokter Aulia

Minggu, 15 September 2024 | 06:20

Jessica Wongso Kini Ogah Tawarkan Kopi kepada Siapapun

Minggu, 15 September 2024 | 06:00

Serahkan Sertifikat Tanah di Kupang, AHY Terkenang Masa Sekolah di Dili

Minggu, 15 September 2024 | 05:44

Selengkapnya