Berita

Foto/Net

Bisnis

Jangan Lupakan Urusan Perlindungan Buruh Migran

Jokowi Hadiri ASEAN Summit Singapura
SENIN, 30 APRIL 2018 | 09:33 WIB | HARIAN RAKYAT MERDEKA

Presiden Jokowi menghadiri Pertemuan Tingkat Tinggi Perhimpunan Negara-Negara Asia Tenggara (ASEANSummit) ke-32 di Singapura pada Sabtu-Minggu (28-29/1). Melalui per­temuan tersebut, Migrant Care berharap pemerintah segera membahas soal perlindungan buruh migran.

Direktur Eksekutif Migrant Care, Wahyu Susilo mengatakan, pertemuan tersebut perlu mem­perhatikan kontribusi signifikan buruh migran di Asia Tenggara. Terutama, karena mereka telah memberi daya tahan ekonomi kawasan dari gejolak ekonomi global.

Menurut laporan Bank Dunia yang terbit 23 April 2018, ka­wasan ASEAN menyumbang se­cara signifikan volume remitansi regional Asia Timur dan Pasifik. Tak kepalang tanggung, ka­wasan ini bahkan menyumbang remitansi terbesar di dunia.


Selain itu, dari 10 besar pe­nyumbang remitansi dunia, tiga di antaranya dari kawasan ASEAN. Yaitu Philipina (33 miliar dolar AS), Vietnam (14 miliar dolar AS) dan Indonesia (9 miliar dolar AS).

"Karena itu, ASEAN harus mengembangkan inovasi-inova­si kebijakan, untuk memudahkan buruh migran mendapatkan pekerjaan dan upah yang layak, terjamin perlindungannya serta dekat dengan akses keadilan," katanya.

Selama ini, kelompok buruh migran, terutama mereka yang berada di sektor pekerja rumah tangga, perkebunan, konstruksi dan kelautan, berada dalam kon­disi yang rentan serta jauh dari akses keadilan. Mengenai hal tersebut, Migrant Care mendesak kepada Jokowi dan pemimpin negara ASEAN lainnya un­tuk menindaklanjuti ASEAN Consensus on Protection and Promotion the Rights of Migrant Workers.

Terutama dalam merumuskan inovasi-inovasi ASEAN yang benar-benar dinikmati oleh buruh migran. Sudah seharus­nya pemerintah negara-negara ASEAN mengapresiasi kontri­busi signifikan buruh migran yang telah memberi daya tahan ekonomi di kawasan ASEAN.

Secara khusus Migrant Care juga mendesak Presiden Jokowi menggelar pertemuan bilateral dengan negara-negara penerima buruh migran Indonesia di ASEAN seperti Malaysia, Singapura dan Brunei Darussalam.

"Ini untuk memperbarui komitmen perlindungan buruh migran dalam skema bilateral agreement, berbasis ASEAN Consensus on Protection and Promotion the Rights of Migrant Workers, ASEAN Convention Against Trafficking In Person," ujarnya. ***

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

UPDATE

Cetak Rekor 4 Hari Beruntun! Emas Antam Nyaris Tembus Rp2,6 Juta per Gram

Rabu, 24 Desember 2025 | 10:13

Saham AYAM dan BULL Masuk Radar UMA

Rabu, 24 Desember 2025 | 09:55

Legislator PKB Apresiasi Langkah Tegas KBRI London Laporkan Bonnie Blue

Rabu, 24 Desember 2025 | 09:44

Prabowo Bahas Kampung Haji dengan Sejumlah Menteri di Hambalang

Rabu, 24 Desember 2025 | 09:32

Pejabat Jangan Alergi Dikritik

Rabu, 24 Desember 2025 | 09:31

Saleh Daulay Dukung Prabowo Bentuk Tim Arsitektur Perkotaan

Rabu, 24 Desember 2025 | 09:26

Ribuan Petugas DLH Diterjunkan Jaga Kebersihan saat Natal

Rabu, 24 Desember 2025 | 09:21

Bursa Asia Bergerak Variatif Jelang Libur Natal

Rabu, 24 Desember 2025 | 09:13

Satu Hati untuk Sumatera: Gerak Cepat BNI & BUMN Peduli Pulihkan Asa Warga

Rabu, 24 Desember 2025 | 09:04

Harga Minyak Naik Jelang Natal

Rabu, 24 Desember 2025 | 08:54

Selengkapnya