Kecelakaan penambanÂgan minyak kembali terulang, kali ini terjadi ledakan sumur minyak di Aceh Timur. PT Pertamina (Persero) memasÂtikan sumur tersebut bukan milik perusahaan.
Public Relation PT Pertamina EP, Roberth MV Dumatubun menegaskan ledakan tersebut buÂkan di sumur milik Pertamina.
Dia menjelaskan, kejadian memang berada lingkungan dari Pertamina EP, namun sumur yang terbakar terseÂbut merupakan sumur pihak swasta. Meski bukan sumur miÂlik Pertamina dia menyatakan pihaknya bakal ikut melakukan berbagai proses penanganan.
"Pertamina konsen pada pemÂadaman kebakaran dilokasi memÂbantu Kerjasama Operasi (KSO) Kawai Energy dan melakukan evakuasi serta pertolongan pada korban," tutur Robert kepada
Rakyat Merdeka, kemarin.
Sampai berita ini diturunkan Pertamina EP terus berkoorÂdinasi dengan banyak pihak terkait termasuk BPBD Aceh, Kepolisian dan pemerintah daerah. "Kami diminta banÂtuannya," ucapnya.
Dia memastikan ledakan ini diakibatkan oleh sumur minÂyak ilegal atau illegal drilling yang tidak sesuai prosedur keselamatan pengeboran sehÂingga menimbulkan ledakan.
"Kita mengimbau agar
illegal drilling tidak dilaksanakan lagi ini sangat bahaya," terangnya.
Pertamina mengklaim bahÂwa jauh sebelum kejadian ledakan sudah pernah melakuÂkan sosialisasi bahaya kegiaÂtan
illegal drilling. "Pertamina EP sudah melakukan sosialÂisasi bahayanya," katanya.
Robert menyebut sebagai penanganan pertama PertamiÂna langsung mengerahkan tim Health, Safety, Environment (HSE), mobil pemadam, dan juga ambulance.
Direktur Hulu Migas PTPertamina (Persero) Syamsu Alam juga membantah bahwa kebakaran yang terjadi di Aceh merupakan sumur pertamina. Syamsu mengatakan, Pertamina ikut membantu penanganan karÂena lokasinya merupakan lokasi Pertamina EP. "Pertamina hanya membantu saja," katanya.
Saat ini pihak Pertamina dan Kementerian ESDM sudah mengirim tim untuk melakukan investigasi. Hasil sementara dia menyimpulkan bahwa ledakan terjadi karena salah prosedur.
"Saya belum dapat banyak laporan, tapi itu masyarakat yang melakukan pengobaran di sana. Pertamina membantu memadamkan, bukan sumur Pertamina," ujar Syamsu.
Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik dan Kerja Sama KementeÂrian ESDM Agung Pribadi mengatakan sudah berkoorÂdinasi dengan Pertamina atas kejadian itu. "Pertamina dan Kementerian ESDM kirimkan tim untuk investigasi terhadap kejadian tersebut," ujar dia.
Agung juga mengatakan sudah menerima laporan atas peristiwa tersebut. Dari lapoÂran tim, ada delapan korban meninggal dan 40 korban mengalami luka-luka.
Kementerian ESDM berÂharap kejadian itu cepat diatasi. Namun, mengenai adanya dugÂaan praktik pengeboran secara illegal, Agung menyerahkan itu ke penegak hukum untuk menyelesaikannya. "Intinya ini kewenangan aparat hukum terkait
ilegal drilling," kata dia. Seperti diketahui, terjadi kebakaran sumur minyak di Kecamatan Ranto Peureulak Desa Pasir Putih tanggal 25 April 2018. Kebakaran itu terjadi sekitar pukul 02.05 WIB. Diduga karena percikan api pada saat seorang pekerja melakukan pengelasan pipa yang akan dimasukkan ke dalam sumur. ***