Berita

Imam Shamsi Ali/Net

Politik

Imam Shamsi Ali: Bangsa Indonesia Sedang Minder

RABU, 25 APRIL 2018 | 15:04 WIB | LAPORAN: ALDI GULTOM

. Usaha paling keras yang harus dilakukan bangsa Indonesia saat ini adalah memerangi rasa minder sekaligus membangun optimisme.

Demikian dikatakan Pendiri Nusantara Foundation, Imam Shamsi Ali, saat membuka acara Urun Rembuk Kebangsaan bertema "Membangun Optimisme Masa Depan Indonesia Dalam Perspektif Nasional dan Global", di Auditorium Perpustakaan Nasional RI, Jakarta Pusat, Rabu (25/4).

Acara yang digelar Nusantara Foundation ini menghadirkan mantan Panglima TNI, Jenderal TNI (Purn) Gatot Nurmantyo, sebagai pembicara kunci. Para pembicara lain adalah para tokoh nasional dan ilmuwan yaitu Azyumardi Azra, Effendi Gazali, Jaya Suprana, Eros Djarot dan Phillips Wijaya.

"Indonesia ini bangsa yang hebat dan besar, membuat bangsa lain harus iri hati," kata Imam Shamsil Ali.

Ia akui bahwa akhir-akhir ini Indonesia alami sedikit kemunduran dalam berbagai bidang.

"Maka harus ditanyakan apa yang harus kita lakukan untuk mengembalikan kegemilangan Indonesia," katanya.

Dalam pandangannya, situasi Tanah Air saat ini juga mencerminkan bangsa Indonesia yang mengalami penyakit minder dan pesimisme.

"Dulu bangsa ini mengekspor ulama, kini belajar Islam pun ke Malaysia. Situasi ini menimbulkan rasa minder. Bagaimana kehebatan ulama-ulama nusantara kita? Bagaimana kita angkat ulama-ulama kita tak kalah penting dari ulama Timur Tengah," gugatnya.

Ia juga mengungkap, rasa minder juga hinggap di kalangan ilmuwan asal Indonesia. Mereka merasa kalah saing dengan para ahi yang datang dari luar negeri.

"Rasa minder ini harus kita perangi. Maka usaha kita saat ini adalah membangun optimisme karena modalnya ada," tegasnya.

Tentang Nusantara Foundation, ia katakan lembaganya berdiri di atas dua kaki yang tak terpisahkan, Amerika Serikat dan Indonesia.

"Tanggung jawab kami membangun jembatan antara dua bangsa besar ini. Indonesia sebagai negara muslim terbesar dan Amerika negara demokrasi terbesar," ucapnya.

"Tanggung jawab kami menjembatani dua bangsa ini. Kalau itu terjadi maka banyak permasalahan yang akan terselesaikan," tambahnya. [rus]

Populer

Sesuai Perintah Prabowo, KPK Harus Usut Mafia Bawang Putih

Minggu, 02 Maret 2025 | 17:41

Duit Sitaan Korupsi di Kejagung Tak Pernah Utuh Kembali ke Rakyat

Senin, 10 Maret 2025 | 12:58

Menag Masih Pelajari Kasus Pelarangan Ibadah di Bandung

Senin, 10 Maret 2025 | 20:00

Digugat CMNP, Hary Tanoe dan MNC Holding Terancam Bangkrut?

Selasa, 04 Maret 2025 | 01:51

Polda Metro Didesak Segera Periksa Pemilik MNC Asia Holding Hary Tanoe

Minggu, 09 Maret 2025 | 18:30

Lolos Seleksi TNI AD Secara Gratis, Puluhan Warga Datangi Kodim Banjarnegara

Minggu, 02 Maret 2025 | 05:18

Nyanyian Riza Chalid Penting Mengungkap Pejabat Serakah

Minggu, 09 Maret 2025 | 20:58

UPDATE

Sri Mulyani Cuma Senyum Saat Ditanya Isu Mundur

Rabu, 12 Maret 2025 | 23:35

Guru Besar Unhas Marthen Napang Divonis 1 Tahun Penjara

Rabu, 12 Maret 2025 | 23:25

Tolak Wacana Reposisi Polri, GPK: Ini Pengkhiatan Reformasi

Rabu, 12 Maret 2025 | 23:19

Skema Kopdes Merah Putih Logistik Kawinkan Program Tol Laut

Rabu, 12 Maret 2025 | 23:17

Klarifikasi UI: Bahlil Belum Lulus!

Rabu, 12 Maret 2025 | 22:59

Danantara Tepis Resesi, IHSG Kampiun Asia

Rabu, 12 Maret 2025 | 22:47

Biadab, Mantan Kapolres Ngada Bayar Rp3 Juta Buat Cabuli Bocah

Rabu, 12 Maret 2025 | 22:23

Prabowo-Sri Mulyani Bukber

Rabu, 12 Maret 2025 | 22:17

Menag: Tambah Kuota Haji Gampang, Masalahnya Kita Siap Enggak?

Rabu, 12 Maret 2025 | 21:53

75 Tahun Kemitraan, Indonesia-Rumania Luncurkan Logo dan Forum Pariwisata

Rabu, 12 Maret 2025 | 21:52

Selengkapnya