Berita

Foto/Net

Bisnis

Industri Sepatu Ngarep Impor Kulit Dipermudah

Biar Jadi Tiga Besar Produsen Dunia
SENIN, 16 APRIL 2018 | 10:30 WIB | HARIAN RAKYAT MERDEKA

Asosiasi Persepatuan Indo­nesia (Aprisindo) meminta pe­merintah menghapuskan semua kendala pengembangan industri sepatu nasional. Dengan begitu, target pemerintah menjadikan industri sepatu Indonesia jadi produsen terbesar akan tercapai.

Ketua Aprisindo Eddy Wi­djanarko mengatakan, untuk mencapai target tersebut, selu­ruh pihak harus bekerja sama. "Dapat bahannya saja masih sulit, tapi kalau dua sampai tiga tahun lagi, bisa," ujarnya kepada Rakyat Merdeka, kemarin.

Eddy meminta pemerintah tidak mempersulit pelaku usaha. Terhitung ada beberapa kemen­terian yang selama ini meng­hambat kegiatan bisnis industri sepatu.


Pertama, Kementerian Keuan­gan (Kemenkeu). Menurutnya, Bea Cukai sering menyulitkan pengusaha saat memperoleh bahan baku. Misalnya dalam hal pemberian house number bahan baku, terutama aksesoris yang cenderung berubah-ubah.

"Kalau perusahaan besar seperti Reebok dan Nike gam­pang, karena sekali masukin barang bisa puluhan kontainer. Tapi kalau perusahaan me­nengah-kecil, sulit masuk Bea Cukai. Karena pesanan mereka tidak banyak," ungkapnya.

Belum lagi agresivitas Ditjen Pajak. Eddy menyebut semangat pemerintah mengejar pajak justru membuat pengusaha ti­arap. Bahkan yang terjadi saat ini, investor lebih baik me­nyimpan uangnya ketimbang menggelontorkan modal dalam suatu proyek.

Kedua, Kementerian Ketena­gakerjaan (Kemenaker). Eddy mengeluhkan besaran Upah Minimum Provinsi (UMP) yang mudah berubah. Padahal perusa­haan sudah punya perhitungan dengan perbandingan produk yang dihasilkan.

Terakhir adalah lamanya proses karantina, khususnya kulit yang tiap-tiap daerah berbeda. Dengan seluruh masalah terse­but, dia pesimistis target itu bisa tercapai.

Eddy meminta bantuan Ke­menterian Perindustrian (Ke­menperin) untuk menjembati dengan kementerian-kementerian terkait. Jika masalah tersebut bisa di atasi, industri sepatu lokal bisa masuk tiga besar.

Sekadar informasi, pemerintah menargetkan industri alas kaki nasional berada posisi ketiga di dunia dari kondisi saat ini di uru­tan keempat setelah China, India, dan Vietnam. "Tahun 2018 kami targetkan di tiga besar dengan banyaknya intervensi pemerintah dan kemudahan yang diberikan," kata Direktur Industri Kecil Menengah Sandang, Aneka dan Kerajinan Kemenperin E Ratna Utarianingrum.

Ratna memaparkan, sebanyak 86 persen dari total alas kaki di dunia diproduksi di Asia. Dari angka ini, 80 persen disumbang­kan China. Sedangkan 6 persen lainnya terbagi di tiga negara, yaitu India, Vietnam dan Indo­nesia. Pangsa pasar Indonesia sendiri hanya 3,3 persen.

Meski begitu, Ratna menye­but, total produksi alas kaki In­donesia berada sedikit di bawah Vietnam. Produksi alas kaki Indonesia mencapai 1,1 miliar pasang per tahun. Sebanyak 800 juta pasang untuk dalam negeri, dan sisanya diekspor, terutama ke Eropa dan Amerika Serikat. "Dari 1,1 miliar itu, terdapat sebagian yang produksi IKM (industri kecil dan menengah) juga," ujarnya.

Sementara total produksi alas kaki Vietnam mencapai 1,2 miliar pasang per tahun, dan sebagian besar diekspor ke ber­bagai negara. Menurut Ratna, selain keunggulan dari sisi total produksi, Vietnam juga diun­tungkan dengan letak geografis yang dekat dengan China, se­hingga memiliki akses pasar ekspor lebih mudah. ***

Populer

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

UPDATE

Menhut Kebagian 688 Ribu Hektare Kawasan Hutan untuk Dipulihkan

Rabu, 24 Desember 2025 | 20:14

Jet Militer Libya Jatuh di Turki, Kepala Staf Angkatan Bersenjata Tewas

Rabu, 24 Desember 2025 | 20:05

Profil Mayjen Primadi Saiful Sulun, Panglima Divif 2 Kostrad

Rabu, 24 Desember 2025 | 19:46

Nutrisi Cegah Anemia Remaja, Gizigrow Komitmen Perkuat Edukasi

Rabu, 24 Desember 2025 | 19:41

Banser dan Regu Pramuka Ikut Amankan Malam Natal di Katedral

Rabu, 24 Desember 2025 | 19:33

Prabowo: Uang Sitaan Rp6,6 Triliun Bisa Dipakai Bangun 100 Ribu Huntap Korban Bencana

Rabu, 24 Desember 2025 | 19:11

Satgas PKH Tagih Denda Rp2,34 Triliun dari 20 Perusahaan Sawit dan 1 Tambang

Rabu, 24 Desember 2025 | 18:43

Daftar 13 Stafsus KSAD Usai Mutasi TNI Terbaru

Rabu, 24 Desember 2025 | 18:36

Prabowo Apresiasi Kinerja Satgas PKH dan Kejaksaan Amankan Aset Negara

Rabu, 24 Desember 2025 | 18:35

Jelang Malam Natal, Ruas Jalan Depan Katedral Padat

Rabu, 24 Desember 2025 | 18:34

Selengkapnya