Berita

Batara R. Hutagalung/Net

Politik

Kitab Suci - Fiksi

JUMAT, 13 APRIL 2018 | 08:56 WIB | OLEH: BATARA R. HUTAGALUNG

DALAM suatu ibadah di satu gereja yang saya ikuti, Pendeta menyampaikan Firman Tuhan antara lain:
 
Esensi dari Kitab Injil Perjanjian Baru adalah perintah dan janji Tuhan, yang disabdakan oleh Yesus.

Perintah-perintahNya antara lain:
- Kasihilah sesamamu (Matius 22: 39).
- Lakukanlah perbuatan baik, bahkan kepada orang yang membenci kamu. (Lukas 6: 27).
-Jangan berbuat dosa. (1 Yohannes 2: 1).
-Jangan menghakimi (Matius 7: 1-2).

JanjiNya:
Kalau kamu menjalankan semua perintahKu, maka kamu akan masuk surga. (Matius 7: 21)

Surga digambarkan sebagai sesuatu yang sangat indah, di mana semua hidup bahagia dalam kedamaian abadi.

Umat Kristen percaya akan hal ini, walaupun belum pernah ada seorangpun yang pernah ke surga, ... dan kembali untuk menceriterakan apa yang telah dilihat dan dialaminya.

Hal2 tersebut adalah intisari dari 4 Kitab Evangelium (Kabar Gembira) yang ditulis oleh Matius, Markus, Lukas dan Yohannes.

Keempat evangelis (pembawa kabar gembira) tidak ada yang pernah bertemu langsung dengan Yesus, melainkan puluhan tahun kemudian, mendengar dari para Rasul pengikut Yesus.

Yesus tidak menuliskan ajaran-ajaranNya.

Ke 12 Rasul ( Apostel) juga tidak menuliskan ajaran2 Yesus.

Penulis ajaran2 Yesus adalah 4 orang evangelis tersebut.

Evangelium (Kabar gembira) ini yang diyakini oleh umat kristen, termasuk saya, sebagai kebenaran (The truth). (Yohannes 20: 29 B: Berbahagialah mereka yang tidak melihat namun percaya).

Dalam catatan Kerajaan Roma yang waktu itu menguasai Yerusalem, Yesus hanyalah seorang Yahudi yang didakwa oleh para Rabi Yahudi, telah menistakan agama Yahudi, dan kemudian dihukum mati dengan disalibkan.

Dari sudut pandang umat kristen, evangelium tersebut adalah kitab suci.

Dari segi literatur, ini adalah fiksi.

Di mata para rabi Yahudi pelapor, Yesus adalah penista agama Yahudi.

Di mata Pontius Pilatus, Yesus bukan siapa-siapa, hanyalah seorang Yahudi biasa.[***]



Penulis merupakan Sejarawan Indonesia, Ketua Komite Utang Kehormatan Belanda (KUKB) 


Populer

KPK Kembali Periksa Pramugari Jet Pribadi

Jumat, 28 Februari 2025 | 14:59

Sesuai Perintah Prabowo, KPK Harus Usut Mafia Bawang Putih

Minggu, 02 Maret 2025 | 17:41

Digugat CMNP, Hary Tanoe dan MNC Holding Terancam Bangkrut?

Selasa, 04 Maret 2025 | 01:51

Lolos Seleksi TNI AD Secara Gratis, Puluhan Warga Datangi Kodim Banjarnegara

Minggu, 02 Maret 2025 | 05:18

CMNP Minta Pengadilan Sita Jaminan Harta Hary Tanoe

Selasa, 04 Maret 2025 | 03:55

KPK Terus Didesak Periksa Ganjar Pranowo dan Agun Gunandjar

Jumat, 28 Februari 2025 | 17:13

Bos Sritex Ungkap Permendag 8/2024 Bikin Industri Tekstil Mati

Senin, 03 Maret 2025 | 21:17

UPDATE

BRI Salurkan KUR Rp27,72 Triliun dalam 2 Bulan

Senin, 10 Maret 2025 | 11:38

Badai Alfred Mengamuk di Queensland, Ribuan Rumah Gelap Gulita

Senin, 10 Maret 2025 | 11:38

DPR Cek Kesiapan Anggaran PSU Pilkada 2025

Senin, 10 Maret 2025 | 11:36

Rupiah Loyo ke Rp16.300 Hari Ini

Senin, 10 Maret 2025 | 11:24

Elon Musk: AS Harus Keluar dari NATO Supaya Berhenti Biayai Keamanan Eropa

Senin, 10 Maret 2025 | 11:22

Presiden Prabowo Diharapkan Jamu 38 Bhikkhu Thudong

Senin, 10 Maret 2025 | 11:19

Harga Emas Antam Merangkak Naik, Cek Daftar Lengkapnya

Senin, 10 Maret 2025 | 11:16

Polisi Harus Usut Tuntas Korupsi Isi MinyaKita

Senin, 10 Maret 2025 | 11:08

Pasar Minyak Masih Terdampak Kebijakan Tarif AS, Harga Turun di Senin Pagi

Senin, 10 Maret 2025 | 11:06

Lebaran di Jakarta Tetap Seru Meski Ditinggal Pemudik

Senin, 10 Maret 2025 | 10:50

Selengkapnya