Berita

Kecebong/Net

Jaya Suprana

Opini Jaya Suprana: Kecebong

SABTU, 31 MARET 2018 | 11:12 WIB | OLEH: JAYA SUPRANA

DI masa kanak-kanak, saya gemar memelihara kecebong akibat kepo alias ingin tahu proses metamorfosa sebagai fenomena keajaiban alam nan menakjubkan.

Bagi saya, metamoforsa kecebong menjadi katak merupakan gambaran proses evolusi mahluk air menjadi mahluk amfibi sebelum menjadi mahluk darat dalam jangka waktu yang dipersingkat dari hitungan jutaan tahun menjadi hitungan hari.

Lahap Larva

Kecebong atau berudu merupakan tahap larva dalam siklus hidup amfibi, khususnya katak atau kodok atau salamander.

Mereka akuatik, meskipun ada beberapa jenis terestrial. Ketika menetas pertama kali dari telur mereka memiliki tubuh yang kebulat-bulatan dengan ekor lateral serta insang internal atau eksternal. Ketika tumbuh mereka mengalami metamorfosis, selama proses itu  tumbuh anggota badan, paru-paru serta menyerap kembali ekor.

Kebanyakan kecebong herbivora dan selama metamorfosis mulut dan organ internal diatur ulang untuk mempersiapkan gaya hidup karnivora. Karena tidak ada bagian yang keras, semula diduga tidak ada fosil kecebong. Namun, setelah jejak biofilm bisa dideteksi maka fosil kecebong mulai ditemukan sejak masa Miosen.

Metamorfosa

Katak remaja dalam transisi metamorfosis dengan tungkai yang tumbuh secara berangsur-angsur (biasanya kaki belakang pertama, diikuti oleh kaki depan) dan kemudian (paling sering dalam kasus katak) lahiriah menyerap ekornya secara apoptosis.

Paru-paru berkembang di sekitar waktu perkembangan kaki, dan kecebong sering mendekatkan diri ke permukaan air, di mana mereka menghirup udara.

Selama tahap akhir metamorfosis eksternal, mulut kecebong berubah dari mulut kecil yang tertutup di bagian depan kepala menjadi mulut besar dengan lebar yang sama dengan kepala. Usus memendek untuk mengakomodasi diet baru.

Kebanyakan kecebong herbivora, hidup dari alga dan tumbuhan. Beberapa spesies omnivora, makan mikro-organisme detritus dan bila tersedia bahkan kanibal mencaplok kecebong lebih kecil.

Akuatik

Biasanya kecebong hidup di air, meskipun beberapa jenis semi-terestrial (Indirana beddomii dan thoropa miliaris) dan terestrial (Indirana semipalmata dan adenomera andreae). Selama tahap kecebong pada siklus hidup amfibi, sebagian besar respireth berarti insang eksternal atau internal otonom.

Kecebong pada masa dini tidak memiliki lengan atau kaki sampai transisi ke masa dewasa, dan biasanya memiliki ekor besar, pipih yang dengannya mereka berenang dengan gerak undulasi lateral, mirip dengan kebanyakan ikan.

Manfaat

Beberapa jenis kecebong dimanfaatkan sebagai makanan manusia. Kecebong katak megofryid oreolalax rhodostigmatus berukuran besar sampai lebih dari 10 cm merupakan hidangan lezat di China.

Di India, kecebong clinotarsus curtipes juga dimakan manusia sementara kecebong telmatobius mayoloi digunakan untuk obat-obatan oleh masyarakat pribumi Peru.

Berdasar mitologi suku Wa di Myanmar, manusia pertama berasal dari dua leluhur perempuan Ya Htawm dan Ya Htai, yang menghabiskan fase awal mereka sebagai kecebong di sebuah danau di negara Wa dikenal sebagai Nawng Hkaeo.

Dalam peradaban aritmatika Mesir Kuno, hieroglif berbentuk kecebong digunakan sebagai angka menunjukkan nilai 100.000.

Di Indonesia zaman now, kecebong digunakan kaum netizen sebagai istilah sebutan untuk para pendukung Presiden Jokowi yang konon - seperti saya - juga gemar memelihara kecebong.

Sanubari terasa segar ketika menyimak para tokoh yang masih mampu berpikir jernih arif bijaksana seperti begawan hukum Prof. Mahfud MD, budayawan Dr. Fadli Zon, dosen filsafat Rocky Gerung, ketua Pemuda Muhammadiyah Dahnil Anzar Simanjuntak, aktivis Zheng Wei Jian secara santai dan jenaka menghadapi aneka celoteh para kecebong yang deras mengalir lewat medsos. [***]

Penulis adalah pembelajar fenomena keajaiban alam

Populer

Besar Kemungkinan Bahlil Diperintah Jokowi Larang Pengecer Jual LPG 3 Kg

Selasa, 04 Februari 2025 | 15:41

Jokowi Kena Karma Mengolok-olok SBY-Hambalang

Jumat, 07 Februari 2025 | 16:45

Alfiansyah Komeng Harus Dipecat

Jumat, 07 Februari 2025 | 18:05

Prabowo Harus Pecat Bahlil Imbas Bikin Gaduh LPG 3 Kg

Senin, 03 Februari 2025 | 15:45

Bahlil Gembosi Wibawa Prabowo Lewat Kebijakan LPG

Senin, 03 Februari 2025 | 13:49

Pengamat: Bahlil Sengaja Bikin Skenario agar Rakyat Benci Prabowo

Selasa, 04 Februari 2025 | 14:20

Komjen Dedi Ultimatum, Jangan Lagi Ada Anggapan Masuk Polisi Bayar!

Rabu, 05 Februari 2025 | 18:12

UPDATE

Prabowo-Erdogan Saksikan Penandatanganan 12 MoU Kerja Sama

Rabu, 12 Februari 2025 | 15:35

Prabowo Tanggung Beban Utang Jokowi, Pemerintahan Jadi Korban Efisiensi Anggaran

Rabu, 12 Februari 2025 | 15:34

KPK Jangan Jadi Alat Kepentingan dalam Kasus Hasto

Rabu, 12 Februari 2025 | 15:32

Volume Transaksi AgenBRILink Tembus Rp1.583 Triliun per Akhir 2024

Rabu, 12 Februari 2025 | 15:09

Bertemu Erdogan, Prabowo Tekankan Penguatan Kemitraan Ekonomi

Rabu, 12 Februari 2025 | 14:58

Mandiri Investment Forum 2025, Strategi Investasi dan Inovasi untuk Pertumbuhan Ekonomi

Rabu, 12 Februari 2025 | 14:53

Ketua Komisi VII Pastikan Tak Ada Kontributor dan Karyawan TVRI-RRI yang Dirumahkan

Rabu, 12 Februari 2025 | 14:51

Anggaran KPU Dipangkas Hampir Rp 1 Triliun

Rabu, 12 Februari 2025 | 14:40

Efisiensi Anggaran Prabowo Dinilai Tepat, Pengamat: Penyusunan Selama Ini Ugal-ugalan

Rabu, 12 Februari 2025 | 14:35

Singgung Efisiensi, Hasto Minta Kepala Daerah PDIP Tak Berpikir Anggaran Dulu

Rabu, 12 Februari 2025 | 14:31

Selengkapnya