Berita

Rizal Ramli/Net

Bisnis

Rizal Ramli: DPR Galak Dikit Dong Sama Sri Mulyani

Kritik Anjuran Menkeu Pakai Kartu Kredit
SENIN, 26 MARET 2018 | 23:15 WIB | LAPORAN:

Modernisasi pelaksanaan anggaran kementerian dan lembaga (K/L), dengan menginisiasi penggunaan kartu kredit sebagai metode baru dalam pembayaran Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) disindir Rizal Ramli.

Ekonom senior ini heran dengan kebijakan yang dikeluarkan Menteri Keuangan, Sri Mulyani itu. Apalagi, tidak seluruh dunia menggunakan transaksi kartu kredit.

"Saya bingung Menkeu keluarkan agar anjuran pakai credit card. Tidak ada itu, biaya transaksi besar, tapi bunga kredit kan tinggi. Tidak ada di seluruh dunia transaksi pakai credit card. Artinya jangan ada likuiditas miss match," jelasnya  saat memenuhi undangan Komisi XI DPR RI pada Rapat Dengar Pendapat Umum, tadi sore (Senin, 26/3).


DPR, khususnya Komisi XI, kata Rizal Ramli, harus bisa bertindak lantaran transaksi kartu kredit tak membutuhkan biaya yang lebih besar.

"Kami minta DPR, galakan dikit gitu loh. Jangan Menkeu (Sri Mulyani) bilang prudent saja," jelasnya.

Rizal Ramli juga mengkritik Sri Mulyani tentang utang negara yang mencapai Rp4 ribu triliun. Menurut dia, Sri Mulyani kurang memiliki inovasi dalam membayar utang-utang tersebut.

Dia lalu mencontohkan langkah dia 16 tahun lalu ketika menjadi Menko Perekonomian.

"Ketika saya jadi Menko, kami tukar utang dengan utang sama Jerman. Kalau dilakukan hari ini karena isu lingkungan besar, di Eropa, Jepang dan lainnya. Mungkin bisa dapat USD5-10 miliar. Tapi pemerintah hari ini tidak kreatif kurangi beban utang," jelas Rizal Ramli.

Tak hanya itu, Rizal Ramli juga bilang, pemerintah bisa tukar utang berbunga mahal dengan murah. Seperti kerjasama ketika itu dengan Kuwait, pemerintah memberikan proyek pembangunan Jembatan Pasopati, Bandung.

"Kalau kreatif kita tidak sekedar jadi antek. Saya berikan contoh, Pakistan perangi Terorisme, enggak punya uang tapi akhirnya dikasih uang. Jadi pemerintah bisa lebih canggih, sehingga tekanan terhadap CAD tidak sebesar hari ini," tandasnya. [sam]

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

UPDATE

Pakar Tawarkan Framework Komunikasi Pemerintah soal Bencana

Kamis, 25 Desember 2025 | 05:32

Gotong Royong Perbaiki Jembatan

Kamis, 25 Desember 2025 | 05:12

UU Perampasan Aset jadi Formula Penghitungan Kerugian Ekologis

Kamis, 25 Desember 2025 | 04:58

Peresmian KRI Prabu Siliwangi-321 Wujudkan Modernisasi Alutsista

Kamis, 25 Desember 2025 | 04:39

IPB University Gandeng Musim Mas Lakukan Perbaikan Infrastruktur

Kamis, 25 Desember 2025 | 04:14

Merger Energi Fusi Perusahaan Donald Trump Libatkan Investor NIHI Rote

Kamis, 25 Desember 2025 | 03:52

Sidang Parlemen Turki Ricuh saat Bahas Anggaran Negara

Kamis, 25 Desember 2025 | 03:30

Tunjuk Uang Sitaan

Kamis, 25 Desember 2025 | 03:14

Ini Pesan SBY Buat Pemerintah soal Rehabilitasi Daerah Bencana

Kamis, 25 Desember 2025 | 02:55

Meneguhkan Kembali Jati Diri Prajurit Penjaga Ibukota

Kamis, 25 Desember 2025 | 02:30

Selengkapnya