Berita

Foto/Net

Bisnis

Pengusaha & Peternak Rugi

Daging Sapi Impor Masuk Jelang Ramadan
JUMAT, 23 MARET 2018 | 11:12 WIB | HARIAN RAKYAT MERDEKA

Rencana pemerintah mengimpor daging sapi dari beberapa negara direspons negatif oleh pengusaha. Impor dinilai bakal membuat pengusaha daging dan peternak lokal rugi. Pemerintah pun diminta menimbang kembali keinginan untuk melakukan impor tersebut.

Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) In­donesia Bidang Pengolahan Ma­kanan dan Industri Peternakan Juan Permata Adoe mengatakan, impor yang datang menjelang Ramadan dan Lebaran akan memberatkan pengusaha.

"Pengusaha dan peternak skala kecil utamanya yang akan rugi," ujarnya, kemarin.


Ia menilai, masuknya daging sapi impor di satu sisi memang dapat menstabilkan harga jual dan membuat pasokan melimpah. "Namun sisi lain bakal menekan bisnis pengusaha daging dan peternak khususnya pada usaha berskala kecil," tegasnya

Ia mengungkapkan, banyak pihak khususnya pengusaha dag­ing, peternak maupun pengusaha penggemukan daging skala kecil yang kerap menggantungkan penjualannya dari momen Ra­madan dan Lebaran. Karenanya, dia berharap pemerintah ke depannya mampu menimbang konsekuensi kebijakan impor daging kerbau.

"Banyak usaha peternakan, penggemukan sapi, hingga ru­mah potong hewan di satu sisi bisa memberikan nilai tambah pada lapangan kerja dan penda­patan pajak," katanya.

Ia juga mengingatkan pe­merintah agar tetap berhati-hati terhadap lonjakan harga ketika Lebaran. "Guna mengantisipasi terjadinya lonjakan harga dan kendala pendistribusian daging, pemerintah bisa bekerjasama dengan pengusaha agar proses pendistribusian bisa lebih cepat dan tepat," tukasnya.

Ekonom Institute for Devel­opment of Economics and Fi­nance (Indef) Bhima Yudhistira mengatakan, impor ini tidak akan efektif menurunkan harga sesuai harga eceran tertinggi (HET) sebesar Rp 80.000 per ki­logram (kg) seperti tahun-tahun sebelumnya. "Faktanya secara nasional harga daging sapi masih berada di kisaran Rp 117.000 per kilogram," kata Bhima.

Ia menyarankan, pemerintah untuk mengevaluasi kebijakan im­por daging sebelum mendatang­kan izin impor baru. Apalagi sejak 2016, pemerintah mengeluarkan paket kebijakan ekonomi IX dan terbukti tidak mampu menekan harga daging sapi di pasaran ses­uai HET yang ditetapkan.

Sebelumnya, Menteri Koor­dinator bidang Perekonomian Darmin Nasution mengatakan, pemerintah tengah mengkaji rencana impor daging sapi dari Brasil. Rencana impor daging sapi tersebut, merupakan salah satu alternatif untuk mensta­bilkan harga daging sapi jelang puasa dan Lebaran 2018.

Pemerintah akan cek terlebh dahulu mengenai kondisi pe­ternakan sapi di Brasil. "Jadi tim-nya Kementerian Pertanian akan segera berangkat ke sana untuk mengecek zona mana yang bebas penyakit kuku dan mulut. Dan pemotongannya sudah memenuhi standar halal," ujar Darmin.

Darmin melanjutkan, mela­lui impor daging sapi tersebut pemerintah ingin harga daging dapat lebih murah pada kisaran Rp 80.000 sampai Rp 85.000 per kg. Skema impor akan dilakukan dengan mengundang sejumlah pe­rusahaan swasta dan perusahaan pelat merah melakukan lelang.

"Menteri Perdagangan, akan mengundang perusahaan swasta dan BUMN untuk lelang. Arti­nya lelangnya itu siapa yang dapat izin dan siapa yang berani menawarkan harga yang pal­ing murah. Harus bisa dijual sebagian paling tidak di harga rendah berkisar Rp 80.000 sam­pai Rp 85.000. Sekarang harga masih di atas Rp 100.000," jelas dia.

Direktur Jenderal Perdagan­gan Luar Negeri Kementerian Perdagangan (Kemendag) Oke Nurwan mengatakan, impor daging sapi memang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan yang minus 233.000 ton dari kebutuhan sebesar 660.000 ton per tahun. "Per tahun itu 660.000 ton. Rata-rata kalau per bulan 55.000 ton. Saya tidak hafal pasokan dalam negeri berapa. Seingat saya kita minus 233 ribu ya kurang lebih," ujar dia.

Dia menegaskan, kepastian impor daging sapi dari negeri Samba tersebut masih menung­gu kajian yang akan dilakukan oleh Kementerian Pertanian. "Dari Brasil menunggu pasti Kementan dulu berangkat ke sana. Kita belum bisa sebelum itu dinyatakan oke (oleh Kemen­terian Pertanian)," ujar dia.

Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kemen­tan IKetut Diarmita mengata­kan, alasan pemerintah memilih untuk melakukan impor dari Brasil lantaran negara tersebut telah masuk zona bebas Penyakit Mulut dan Kuku (PMK). Hal ini menjadi salah satu syarat yang ditentukan pemerintah untuk impor daging. "(Brasil) Sudah menganut zona bebas PMK," ujar Ketut.

Dia menambahkan, harga dag­ing sapi dari Brasil juga lebih kompetitif. Harga ini juga men­jadi faktor penting lantaran se­lain untuk memenuhi kebutuhan daging. Langkah impor tersebut diharapkan bisa menekan harga daging sapi di dalam negeri yang saat ini masih berada di atas Rp 100 ribu per kg. "Dan (harganya) kompetitif," kata Ketut. ***

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

UPDATE

Pakar Tawarkan Framework Komunikasi Pemerintah soal Bencana

Kamis, 25 Desember 2025 | 05:32

Gotong Royong Perbaiki Jembatan

Kamis, 25 Desember 2025 | 05:12

UU Perampasan Aset jadi Formula Penghitungan Kerugian Ekologis

Kamis, 25 Desember 2025 | 04:58

Peresmian KRI Prabu Siliwangi-321 Wujudkan Modernisasi Alutsista

Kamis, 25 Desember 2025 | 04:39

IPB University Gandeng Musim Mas Lakukan Perbaikan Infrastruktur

Kamis, 25 Desember 2025 | 04:14

Merger Energi Fusi Perusahaan Donald Trump Libatkan Investor NIHI Rote

Kamis, 25 Desember 2025 | 03:52

Sidang Parlemen Turki Ricuh saat Bahas Anggaran Negara

Kamis, 25 Desember 2025 | 03:30

Tunjuk Uang Sitaan

Kamis, 25 Desember 2025 | 03:14

Ini Pesan SBY Buat Pemerintah soal Rehabilitasi Daerah Bencana

Kamis, 25 Desember 2025 | 02:55

Meneguhkan Kembali Jati Diri Prajurit Penjaga Ibukota

Kamis, 25 Desember 2025 | 02:30

Selengkapnya