Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono, keÂmarin, memaparkan hasil evaluasi yang dilakukan Komite Keselamatan Kerja (KKK) tenÂtang banyaknya insiden kecelaÂkaan konstruksi pembangunan infrastruktur belakangan ini.
Menurut Basuki, banyak penyebab terjadinya insiden kecelakaan. Setiap insiden yang terjadi dalam masing-masing proyek tidak sama, berbeda-beda.
"Secara garis besar karena kurangnya kedisiplinan dalam melaksanakan operasional prosedur," kata Basuki saat rapat kerja dengan DPR di Parlemen, kemarin.
Basuki mencontohkan inÂsiden proyek Tol Becakayu. Menurutnya, pengawas konÂstruksi tidak secara ketat mengawasi para pekerja. Padahal, posisi pengawasan sangat penting. Dari sejumlah kejadian, pengawasan dikeÂtahui sedang tidak berada di tempat.
Selain itu, Basuki mengungÂkapkan, penyebab utama terÂjadinya kecelakaan terkait denÂgan permasalahan peralatan konstruksi. Menurut Basuki, faktor keamanan dalam pekerÂjaan masih rendah, sehingga mengakibatkan terjadinya keÂcelakaan.
Basuki membantah isu adanya pengurangan spesifikasi dalam proyek konstruksi. BaÂsuki memastikan pembanguÂnan dilakukan sesuai dengan perencanaan dan sesuai spesiÂfikasi sebagaimana mestinya.
"Saya jamin isu tidak beÂnar. Jadi tidak ada itu," tegas Basuki.
Seperti diketahui, selama periode Agustus 2017-Februari 2018 terjadi 15 insiden kecelaÂkaan. 13 kecelakaan terjadi saat konstruksi dan dua kecelakaan pascakonstruksi.
Ketua Komisi V DPR RI Fary Djemi Prancis menyamÂpaikan keprihatinannya atas maraknya kecelakaan.
"Insiden atau kejadian ini menimbulkan kesan bahwa proyek-proyek yang ditangani pemerintah dikerjakan terburu-buru tanpa mengikuti proseÂdur," ungkapnya.
Dia meminta pemerintah meningkatkan pengawasan untuk menjamin keselamatan dan keamanan masyarakat. ***