Berita

Politik

RUU Terorisme, Irjen Setyo Wasisto: Jangan Diadu TNI dengan Polri

SELASA, 20 MARET 2018 | 23:06 WIB | LAPORAN: IDHAM ANHARI

. Pelibatan TNI dalam pemberantasan tindak pidana terorisme dalam Rancangan Undang-Undang (RUU) Terorisme menuai polemik. Sebab, udah ada Densus 88 Anti Teror Mabes Polri.

Menyikapi ini, Kadiv Humas Polri, Irjen Setyo Wasisto mengatakan pada prinsipnya Polri tetap butuh TNI secara bersama-sama untuk memberantas terorisme.

"Prinsipnya Polri tetap perlu TNI. Jadi jangan diadu antara TNI dengan Polri karena kita tetap memerlukan. Kita saling melengkapi," kata Setyo di Mabes Polri, Jakarta, Selasa (20/3).


Seperti misalnya yang telah dilakukan dalam operasi Tinombala di Sulawesi Tengah untuk memburu kelompok teroris pimpinan Santoso, kata dia, TNI terlibat di dalamnya.

"Kita udah laksanakan itu kok, saya selalu bilang di operasi Tinombala," tandasnya.

Kendati demikian, sambung Setyo dalam rangka penegakan hukumnya alias penyidikan, tetap dilakukan oleh Polri bukan dari TNI.

"TNI dioperasi saja," demikian Setyo.

Sementara, menurut aktivis Kontras Haris Azhar yang mengatakan jika ingin memasukan TNI bukan dengan merevisi undang-undang melainkan harus membuat undang-undang yang baru.

“Harus ada dasar hukum yang mengatur tentang bagaimana perbantuan TNI, nah itu mesti dibuat dalam sebuah aturan hukum dan enggak boleh di UU yang sekarang dibahas,” terangnya

Karena ketika TNI dilibatkan sebagai penindak dan penegak hukum, menurut dia yang saat ini dilakukan DPR bukanlah revisi, tapi membongkar habis UU tersebut.

Saat ini, DPR tengah membahas revisi Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2003 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Terorisme. Dalam pembahasanya muncul wacana TNI dilibatkan sebagai penegak hukum selain Polri dalam penangananan tindak pidana terorisme. Padahal selama ini yang menanganinya adalah Densus 88 Antiteror.[dem]


Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

UPDATE

Trump Serang Demokrat dalam Pesan Malam Natal

Kamis, 25 Desember 2025 | 16:04

BUMN Target 500 Rumah Korban Banjir Rampung dalam Seminggu

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:20

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Gibran Minta Pendeta dan Romo Terus Menjaga Toleransi

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:40

BGN Sebut Tak Paksa Siswa Datang ke Sekolah Ambil MBG, Nanik: Bisa Diwakilkan Orang Tua

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:39

Posko Pengungsian Sumut Disulap jadi Gereja demi Rayakan Natal

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:20

Banyak Kepala Daerah Diciduk KPK, Kardinal Suharyo Ingatkan Pejabat Harus Tobat

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:15

Arsitektur Nalar, Menata Ulang Nurani Pendidikan

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:13

Kepala BUMN Temui Seskab di Malam Natal, Bahas Apa?

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:03

Harga Bitcoin Naik Terdorong Faktor El Salvador-Musk

Kamis, 25 Desember 2025 | 13:58

Selengkapnya