Berita

Foto: RMOL

Bisnis

Inpres Bodong Akar Masalah Perberasan Nasional

SELASA, 20 MARET 2018 | 15:36 WIB | LAPORAN:

Akar permasalahan perberasan nasional dinilai ada pada mutu Instruksi Presiden (inpres).

"Siapa yang melakukan dosa besar, siapa yang melakukan kejahatan politik luar biasa ini sampai sampai Presiden tanda tangan Inpres bodong ini," ujar dosen Fakultas Pertanian Universita Gajah Mada (UGM), Prof Maksum dalam diskusi politik, ekonomi, dan tata kelola perbesaran, serta dampaknya kepada stabilitas nasional di Puri Denpasar Hotel Jakarta. Kuningan, Jakarta Selatan. Selasa (20/3).

Maksum menjelaskan, Inpres bodong yang dimaksudnya menyangkut dua hal.


Pertama, level Harga Pokok Pembelian (HPP) ditetapkan jauh lebih rendah dibandingkan harga pasar.

"Akibatnya desa-desa yang pekerjaannya penggilingan itu sudah tahu persis karena apa Bulog tidak mungkin beli barang, karena level  HPP nya jauh di bawah harga pasar, sekalipun itu pada saat panen raya. Akhirnya bisa dipastikan Bulog tidak punya barang dan operasi pasar pasti mandul, " urainya.

"Ini kejahatan administrasi, membuat angka-angka yang tidak masuk akal," tambahnya, menekankan.

Kedua, lanjut Maksum, angka proporsi Gabah Kering Giling (GKG) yang tidak pernah ada di laboratorium manapun.

Proporsi harga gabah kering giling Rp 4.600 di gudang Bulog. Untuk menjadi beras Rp 7.300 hanya bisa terjadi ketika gilingnya gratis serta mendapat rendemen 64 persen. "Hari ini kan nggak ada 64 persen pada level 8, yang ada pada level laboratorium," terangnya.
 
"Karena ini sudah bodong, Haram hukumnya bagi Bulog untuk membeli beras ke pasar, tetapi biasanya kalau sudah begitu bulan-bulan terakhir ini Bulog amin-amin aja. Itu manipulasinya banyak kalau dana pemerintah untuk impor. Jadi itu kebodongan. Ini yang menimbulkan impor beras juga," tutupnya.[wid]

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

UPDATE

Pakar Tawarkan Framework Komunikasi Pemerintah soal Bencana

Kamis, 25 Desember 2025 | 05:32

Gotong Royong Perbaiki Jembatan

Kamis, 25 Desember 2025 | 05:12

UU Perampasan Aset jadi Formula Penghitungan Kerugian Ekologis

Kamis, 25 Desember 2025 | 04:58

Peresmian KRI Prabu Siliwangi-321 Wujudkan Modernisasi Alutsista

Kamis, 25 Desember 2025 | 04:39

IPB University Gandeng Musim Mas Lakukan Perbaikan Infrastruktur

Kamis, 25 Desember 2025 | 04:14

Merger Energi Fusi Perusahaan Donald Trump Libatkan Investor NIHI Rote

Kamis, 25 Desember 2025 | 03:52

Sidang Parlemen Turki Ricuh saat Bahas Anggaran Negara

Kamis, 25 Desember 2025 | 03:30

Tunjuk Uang Sitaan

Kamis, 25 Desember 2025 | 03:14

Ini Pesan SBY Buat Pemerintah soal Rehabilitasi Daerah Bencana

Kamis, 25 Desember 2025 | 02:55

Meneguhkan Kembali Jati Diri Prajurit Penjaga Ibukota

Kamis, 25 Desember 2025 | 02:30

Selengkapnya