Berita

Bisnis

Giliran Luhut Panjaitan Dikritik Faisal Basri Soal Impor Garam

SELASA, 20 MARET 2018 | 11:03 WIB | LAPORAN: ADE MULYANA

Ekonom Faisal Basri beberapa hari lalu mengkritik soal pembusukan dari dalam tubuh pemerintahan Joko Widodo. Pembusukan ini, kata Faisal mengarah pada ungoverned government, atau pemerintahan yang tidak terkelola dengan baik.

Senin malam (19/3), Faisal kembali menyampaikan soal pembusukan dari dalam pemerintahan melalui akun Twitter @FaisalBasri.

Kali ini, tidak banyak yang dikatakan Faisal.


"Inilah salah satu bentuk pembusukan dari dalam itu. Ganti dulu undang-undangnya, jangan asal bicara,"  kata Faisal sambil menyertakan sebuah   judul berita sebuah media, "Hak Susi Dicabut, Luhut: yang Tahu Soal Garam Menperin".

Di dalam berita itu, Menko Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan menegaskan bahwa kebutuhan impor garam industri hanya diketahui oleh Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto.

"Yang paling ngerti soal garam industri di Indonesia adalah Menteri Perindustrian. Kita tidak pernah kekurangan garam makan [konsumsi], yang kita kurang adalah garam industri," kata Luhut, Senin (19/3/2018).

Luhut merujuk pada Peraturan Pemerintah (PP) 9/2018 tentang tata cara pengendalian impor komoditas perikanan dan komoditas pergaraman sebagai bahan baku dan bahan penolong industri telah diteken Presiden Joko Widodo, pekan lalu (Kamis, 15/3).

PP 9/2018 itu menggabungkan tatacara yang sebelumnya diatur UU 7/2016 tentang perlindungan dan pemberdayaan nelayan, pembudidaya ikan, dan petambak garam dan UU 3/2014 tentang perindustrian.

Di dalam pernyataannya kemarin, Luhut menginformasikan bahwa Menperin Airlangga sedang melakukan pendataan pabrik yang sangat membutuhkan garam impor. Kalau ada pabrik yang berbohong tentang kebutuhan garam impor, maka tahun depan akan diberikan hukuman.

Di sisi lain, Luhut juga mengatakan bahwa Indonesia tengah membangun industri garam, dan ditargetkan pada 2021 praktik impor garam bisa dihentikan. [dem]

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

UPDATE

Pakar Tawarkan Framework Komunikasi Pemerintah soal Bencana

Kamis, 25 Desember 2025 | 05:32

Gotong Royong Perbaiki Jembatan

Kamis, 25 Desember 2025 | 05:12

UU Perampasan Aset jadi Formula Penghitungan Kerugian Ekologis

Kamis, 25 Desember 2025 | 04:58

Peresmian KRI Prabu Siliwangi-321 Wujudkan Modernisasi Alutsista

Kamis, 25 Desember 2025 | 04:39

IPB University Gandeng Musim Mas Lakukan Perbaikan Infrastruktur

Kamis, 25 Desember 2025 | 04:14

Merger Energi Fusi Perusahaan Donald Trump Libatkan Investor NIHI Rote

Kamis, 25 Desember 2025 | 03:52

Sidang Parlemen Turki Ricuh saat Bahas Anggaran Negara

Kamis, 25 Desember 2025 | 03:30

Tunjuk Uang Sitaan

Kamis, 25 Desember 2025 | 03:14

Ini Pesan SBY Buat Pemerintah soal Rehabilitasi Daerah Bencana

Kamis, 25 Desember 2025 | 02:55

Meneguhkan Kembali Jati Diri Prajurit Penjaga Ibukota

Kamis, 25 Desember 2025 | 02:30

Selengkapnya