Dutabesar Republik Indonesia untuk Selandia Baru Tantowi Yahya bersyukur karena kunjungan Presiden Joko Widodo ke negara itu berlangsung dengan baik, lancar dan produktif.
Dalam kunjungan tersebut, Jokowi bertemu dengan sejumlah pejabat tinggi Selandia Baru seperti Perdana Menteri dan Wakil Perdana Menteri, ketua dan beberapa anggota Parlemen, juga beberapa menteri, dan ketua kubu oposisi.
Selain itu, Jokowi juga berkesempatan bertemu dengan CEO sejumlah perusahaan besar Selandia Baru dan tentu saja dengan warganegara Indonesia.
Dalam kunjungan itu, Jokowi dan Ibu Iriani Joko Widodo didampingi antara lain Menkopolhukam Wiranto, Menlu Retno Marsudi, Mensekneg Pratikno, dan Kepala BKPM Tom Lembong.
Hasil kunjungan Jokowi ke Selandia Baru disampaikan Tantowi dalam pesan yang diterima redaksi, Selasa pagi (20/3).
Mengenai aksi kelompok pendukung Papua Merdeka yang sempat menggelar aksi di dekat kelompok warganegara Indonesia, Tantowi mengatakan, seperti halnya di banyak negara, di Selandia Baru pun kebebasan berkekspresi dijamin oleh UU. Dengan demikian tidak ada yang bisa menahan kelompok apapun untuk berunjuk rasa. Dan, hal ini dimaklumi oleh Presiden Jokowi.
"Demo pendukung KSP (Kelompok Separatis Papua) yang ingin menarik perhatian tenggelam oleh hingar bingar warga Indonesia yang menyambut Presiden Jokowi. Di Selandia Baru isu Papua dimainkan oleh orang itu-itu saja dengan isu itu-itu saja. Dan penduduk Selandia Baru sendiri tidak menaruh perhatian ke mereka," kata Dubes Tantowi Yahya.
Lebih lanjut Tantowi mengatakan, dalam pertemuan bilateral dengan Pemerintah Selandia Baru yang diwakili oleh Perdana Menteri Jacinda Ardern, Wakil Perdana Menteri yang juga Menlu Winston Peters serta Menteri Pertahanan Ron Mark, Jokowi secara tegas dan komprehensif menjelaskan posisi Indonesia dalam permasalahan kemanusiaan di Rohingnya, konflik nuklir di Korea, sengketa di Laut China Selatan, sengketa daging di WTO, IUU Fishing dan tentu saja soal Papua.
"Baik pemerintah (Selandia Baru) maupun ketua oposisi, Simon Bridges, yang bertemu Presiden setelah pertemuan dengan pemerintah, mengakui integritas teritorial Indonesia," demikian Dubes Tantowi Yahya.
[dem]