Indonesia dan Australia sepakat mendorong stabilitas kawasan Indo-Pasifik dalam pertemuan kedua negara pada sela-sela ASEAN-Australia Special Summit 2018 di Sydney akhir pekan ini.
"Pada pertemuan bilateral tadi, kedua pemimpin menyambut baik dan berharap plan of action' kerja sama maritim segera diimÂplementasikan dan berharap agar pembahasan komunikasi dan konsultasi dalam konsep Indo-pasifik tercapai demi stabilitas di Indo-pasifik," jelas Menteri Luar Negeri Retno Marsudi di Sydney, Sabtu (17/3).
Pertemuan bilateral itu sekaliÂgus menjadi kesimpulan dari perÂtemuan 2+2 antara menteri luar negeri dan menteri pertahanan kedua negara yang sudah dilangÂsungkan pada Jumat (16/3).
"Selain itu ada pembicaraan mengenai
Indonesia-Australia Comprehensive Economic PartÂnership Agreement (CEPA) yang walau hampir semua selesai, pembicaraan sudah lebih dari 90 persen tapi masih ada bebarapa hal yang harus dibahas kembali dengan Australia. Perundingan antara menteri perdagangan selanjutnya akan dilakukan pada bulan depan," tambah Retno.
Dari laporan Pak Menteri PerÂdagangan April nanti, lanjutnya, akan bertemu kembali untuk menyelesaikan sisa yang ada dari pembicaraan tadi, mudah-mudahan akhir tahun ini sudah dapat dicapai kesepakatan.
Dalam pembicaraan tersebut, prinsip yang disepakati adalah harus menguntungkan kedua belah pihak. Prinsip yang harus disetujui, jelas Retno lagi, perÂtama adalah kerja sama CEPA harus menguntungkan kedua belah pihak.
Prinsip kedua, dalam CEPA bukan saja
'comercial project,' tapi yang ditekankan
'partnerÂship' dan
'cooperation.' "Jadi kalau ada suatu titik negara kurang mendapat keuntungan tapi di titik lain akan mendaÂpat keuntungan, sehingga kalau ditotal menguntungkan kedua belah pihak," urainya.
Pembahasan ketiga dalam perÂtemuan bilateral adalah mengenai kerja sama digital Indonesia-AusÂtralia. "Yang ditindaklanjuti untuk peningkatan kerja sama UKM
start-up (usaha rintisan) dalam mengembangkan inovasi digital, peningkatan
'digital literacy,' dan
'smart government' untuk menÂingkatkan pelayanan publik dan ekonomi kreatif," ungkap Retno.
Ekonomi digital itu juga menÂjadi topik yang dibawa Indonesia ketika mendapat jatah memimpin forum MIKTA yang terdiri atas lima negara. "Ekonomi digital kita jadikan salah satu topik keketuaan Indonesia di Mikta yang terdiri dari Meksiko, Korea, Turki, Indonesia dan Australia dan saat ini Indoensia menjadi ketuanya," sambungnya.
Sementara pada Minggu (18/3) Presiden Joko Widodo menghadiri pertemuan pleno yang membicarakan tiga topik yaitu keterlibatan Australia di ASEAN, kerja sama ekonomi dan penanggulangan terorisme.
Selanjutnya ada juga sesi
"ret-reat" yang membahas mengenai kawasan dan isu dunia. Presiden pada sore harinya langsung terÂbang ke Wellington, Selandia Baru untuk melakukan kunjungan kenegaraan. ***