Berita

Nusantara

Pemukulan Relawan Di Polewalimandar Tanda Lawan Politik Panik

SABTU, 17 MARET 2018 | 23:22 WIB | LAPORAN: IDHAM ANHARI

Salah satu relawan calon Bupati dan Wakil Bupati Polewalimandar, Sulawesi Barat, Salim-Marwan dipukuli empat orang tak dikenal di kediamannya pada Jumat (16/3) malam.

Pemukulan itu berlangsung saat korban bernama Hamzah, warga Kanang Desa Batetanga, Binuang, tengah membagikan kalender.

Menanggapi insiden tersebut, Direktur Lembaga Riset Publik Muhammad Yunus mengatakan bahwa pemukulan itu merupakan tindakan barbar yang semestinya tidak boleh terjadi di alam demokrasi.


"Intimidasi, teror, persekusi, penganiayaan fisik dan sejenisnya itu kuno. Masyarakat beradab harus kecam tindakan itu," katanya kepada wartawan, Sabtu (17/3).

Ia menyatakan, munculnya tindakan semacam itu dalam arena kontestasi Pilkada mudah ditebak motif dan tujuannya. Sebab, orang yang berpikiran sehat dan demokratis, tidak akan mungkin melakukannya.

"Saya menyebutnya paranoia politik. Sama dengan gejala gangguan kepribadian paranoid. Gejala ini muncul ketika eksistensi diri, kekuatan atau kekuasaan, terancam oleh kekuatan orang lain," bebernya.

Menurut Yunus, ketika seseorang mengidap paranoia politik, maka dia akan melakukan apapun untuk mengancam bahkan menghabisi lawan. Di dalam dirinya terdapat tekanan kuat yang kemudian mendorongnya melakukan agresi.

"Karena dia panik. Dan orang panik cenderung tidak rasional lagi. Tindakannya lebih mencerminkan sikap frustasi," terangnya.

Pemukulan yang menimpa relawan Salim-Marwan, sambung Yunus, jelas mengarah kepada persaingan dalam Pilkada. Sebab dalam pemukulan itu, muncul perkataan dari pelaku yang mengancam dan menyebut nama salah satu calon.

"Seperti kata-kata ‘rasakan jenderalmu!’Itu kan jelas mengarah. Artinya, pelaku dan orang-orang di belakangnya ini kesal, panik dan frustasi dengan kekuatan sang jenderal itu," tegasnya.

Padahal, lanjut Yunus, sebenarnya tidak ada yang salah dengan apa yang dilakukan korban. Yang bersangkutan hanya bagi-bagi kalender kandidat di sekitar rumahnya.

"Setahu saya, tidak ada aturan yang dilanggar, dan pihak manapun boleh melakukan hal yang sama," imbuhnya. [ian]

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

UPDATE

Trump Serang Demokrat dalam Pesan Malam Natal

Kamis, 25 Desember 2025 | 16:04

BUMN Target 500 Rumah Korban Banjir Rampung dalam Seminggu

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:20

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Gibran Minta Pendeta dan Romo Terus Menjaga Toleransi

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:40

BGN Sebut Tak Paksa Siswa Datang ke Sekolah Ambil MBG, Nanik: Bisa Diwakilkan Orang Tua

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:39

Posko Pengungsian Sumut Disulap jadi Gereja demi Rayakan Natal

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:20

Banyak Kepala Daerah Diciduk KPK, Kardinal Suharyo Ingatkan Pejabat Harus Tobat

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:15

Arsitektur Nalar, Menata Ulang Nurani Pendidikan

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:13

Kepala BUMN Temui Seskab di Malam Natal, Bahas Apa?

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:03

Harga Bitcoin Naik Terdorong Faktor El Salvador-Musk

Kamis, 25 Desember 2025 | 13:58

Selengkapnya