Berita

Pertahanan

Ansyaad Mbai: Kearifan Lokal Indonesia Dipuji Bangsa Asing

JUMAT, 16 MARET 2018 | 14:40 WIB | LAPORAN:

Bangsa-bangsa asing selama ini memuji Indonesia karena mampu hidup damai dengan berbagai keragaman agama, suku, ras, bahasa, dan sebagainya. Bahkan mereka juga memuji Islam di Indonesia yang toleran.

"Kearifan lokal di Indonesia diakui sebagai alat pemersatu bangsa kita yang majemuk. Itu diucapkan banyak ulama-ulama, terutama dari Timur Tengah,"  ujar satu anggota kelompok  ahli BNPT Irjen Pol (Purn) Ansyaad Mbai di Jakarta, Jumat (16/3).

Di Indonesia, kata Ansyad, masing-masing daerah memiliki kultur dan adat sendiri.  Semua bisa saling menghormati dan menghargai.

"Jadi sifat saling hormat dan menghormati ini adalah kearifan lokal yang dahsyat dalam memerangi ideologi transnasional, terutama yang ingin memecah belah Indonesia, terutama menggunakan dalil agama," imbuh kepala BNPT pertama ini.

Ansyaad mencontohkan, masuknya agama Islam ke Indonesia yang tidak dengan perang. Itu terjadi karena ulama yang membawa Islam ke Indonesia sangat menghormati kearifan lokal dengan berdakwah lewat wayang, kesenian setempat, dan sangat menghargai adat istiadat warisan leluhur.

"Kita harus kembali ke situ. Intinya, jangan memaksakan, apakah pikiran, budaya, cara berpakaian, penampilan fisik, apalagi agama. Kalau dipaksa pasti terjadi benturan. Kalau itu terjadi, maka paham-paham transnasional, terutama yang radikal, akan mudah masuk dan memperkeruh suasana," tutur Ansyaad.

Itu dibuktikan dengan kunjungan Raja Salman dari Arab Saudi ke Indonesia yang salah satu agendanya adalam memperkuat kerjasama penanggulangan terorisme. Namun kondisi ini, menurut Ansyaad, justru di balik oleh kelompok radikal.

"Mereka selalu mengatakan, semua-semuanya kita harus belajar dari Arab. Padahal ulama dan cendekiawan Arab yang pernah ditemuinya justru memuji kehidupan beragama di Indonesia," bebernya.

Padahal di Arab sendiri, kelompok radikal juga ditangkapi. Karena itu, penegakan hukum terhadapi kelompok radikal yang di Indonesia dielu-elukan seperti selebritis dan mengumbar seruan berpaham radikal, harus ditegakkan.

"Ini penting demi perdamaian dan kejayaan Indonesia. Apakah kita mau seperti Suriah atau Irak? Dua negara itu hancur karena paham khilafah yang bawa ISIS, juga karena perang saudara karena perbedaan madzhab (aliran)," pungkas Ansyaad Mbai.[wid]

 

Populer

Jokowi Kumpulkan Kapolda Hingga Kapolres Jelang Apel Akbar Pasukan Berani Mati, Ada Apa?

Kamis, 12 September 2024 | 11:08

Petunjuk Fufufafa Mengarah ke Gibran Makin Bertebaran

Kamis, 12 September 2024 | 19:48

Jagoan PDIP di Pilkada 2024 Berpeluang Batal, Jika….

Minggu, 08 September 2024 | 09:30

Slank sudah Kembali ke Jalan yang Benar

Sabtu, 07 September 2024 | 00:24

Soal Video Winson Reynaldi, Pemuda Katolik: Maafkan Saja, Dia Tidak Tahu Apa yang Dia Perbuat!

Senin, 09 September 2024 | 22:18

AHY Tuntaskan Ujian Doktoral dengan Nilai Hampir Sempurna

Kamis, 12 September 2024 | 17:12

Diamnya 4 Institusi Negara Jadi Tanda Akun Fufufafa Milik Gibran

Minggu, 15 September 2024 | 08:14

UPDATE

Ketum AMPI Jerry Nonaktifkan Sekjen Ahmad Andi Bahri

Minggu, 15 September 2024 | 17:50

Indonesia Gagal Bawa Gelar Juara Hongkong Open 2024

Minggu, 15 September 2024 | 17:42

Rocky Gerung Sebut Arsjad Rasjid Korban Rekayasa Kubu Anindya Bakrie

Minggu, 15 September 2024 | 17:18

Geliat UMKM Tak Maksimal, Ekonom Pesimis PON XXI Mampu Dorong Pertumbuhan Ekonomi Sumut 2024

Minggu, 15 September 2024 | 17:11

Israel Tengah Dihujani Rudal dari Arah Yaman

Minggu, 15 September 2024 | 17:00

China Berhasil Bikin Kapal Filipina Cabut dari Sabina Shoal

Minggu, 15 September 2024 | 16:43

Fenomena Fufufafa Bakal Habisi Dinasti Jokowi

Minggu, 15 September 2024 | 16:28

Keabsahan Munaslub Kadin Mulai Dipertanyakan

Minggu, 15 September 2024 | 16:28

Inggris Donasi Rp20 Miliar untuk Korban Topan Yagi di Vietnam

Minggu, 15 September 2024 | 16:23

PM Haiti Kunjungi TKP Ledakan Truk BBM Mematikan

Minggu, 15 September 2024 | 16:04

Selengkapnya